tag:blogger.com,1999:blog-78824287148397880112024-03-13T13:29:57.761+02:00العلم قبل القول والعملWahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.comBlogger25125tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-7795578036591828582012-08-03T17:40:00.002+02:002012-08-03T17:40:50.967+02:00Hukum menyikat gigi dengan pasta gigi ketika berpuasa<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;">
<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgfX2LlIiM3DGjzuaCLVdm5Y_ifjAXadQ63i183jChtmNx7OaN2xVGwQQtMqYqjhz99-ceYwHWJjEOHMMyLXtccKVFH_fm40jcd6_a4B8vNGAw-zmfvTAT9qFFFUdXo9ij1ZIYnlaYvdOZ/s1600/gigi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="144" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjgfX2LlIiM3DGjzuaCLVdm5Y_ifjAXadQ63i183jChtmNx7OaN2xVGwQQtMqYqjhz99-ceYwHWJjEOHMMyLXtccKVFH_fm40jcd6_a4B8vNGAw-zmfvTAT9qFFFUdXo9ij1ZIYnlaYvdOZ/s200/gigi.jpg" width="200" /></a></div>
Berpuasa seringkali menyisakan bau mulut yang kurang nyaman bila tercium oleh orang lain. Meskipun demikian, dalam sebuah hadits telah disebutkan bahwa bau mulut orang yang berpuasa bagaikan wangi misk di sisi Allah. Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,<br />
وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ<br />
“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.”<br />
Untuk meminimalisir bau mulut, seringkali kita menyikat gigi dengan pasta gigi. Dalam kondisi berpuasa, apakah kita tetap boleh menyikat gigi dengan menggunakan pasta gigi? Apakah hal ini boleh disamakan dengan kebolehan bersiwak saat berpuasa? Mari kita kaji pembahasan ini bersama.
Hukum Bersiwak Saat Berpuasa
Syaikh Shalih al-Fauzan pernah ditanya tentang hukum bersiwak ketika sedang melakukan puasa Ramadhan. Beliau memaparkan, “Tidak diragukan lagi bahwa bersiwak merupakan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dianjurkan. Bersiwak memiliki keutamaan yang besar. Terdapat berbagai riwayat shahih yang menunjukkan dianjurkannya bersiwak, dapat kita lihat pada perbuatan maupun perkataan Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam.
<br />
<div class="fullpost">
Oleh karena itu, sudah seharusnya kita mengamalkan ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ini. Hendaklah kita berusaha bersiwak, terlebih-lebih lagi pada saat diperlukan atau pada waktu yang disunnahkan untuk bersiwak, seperti sebelum berwudhu, ketika akan melaksanakan shalat, ketika hendak membaca al-Quran, ketika ingin menghilangkan bau mulut yang tak sedap, serta saat bangun tidur sebagaimana hal ini pernah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Keadaan-keadaan tadi merupakan saat yang ditekankan untuk bersiwak. Dan asalnya, siwak itu disunnahkan di setiap waktu. Orang yang berpuasa pun dianjurkan untuk bersiwak sebagaimana orang yang tidak berpuasa. Pendapat yang tepat, bersiwak dibolehkan sepanjang waktu, dianjurkan untuk bersiwak di pagi hari maupun di sore hari.
Pendapat yang menyatakan tidak bolehnya bersiwak di sore hari sebenarnya bukan berasal dari sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akan tetapi, yang tepat terdapat beberapa perkataan sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang mengatakan,<br />
رَأَيْتُ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- مَا لاَ أُحْصِى يَتَسَوَّكُ وَهُوَ صَائِمٌ<br />
“Aku pernah melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersiwak beberapa kali hingga tidak dapat kuhitung banyaknya, meskipun saat itu beliau sedang berpuasa.”<br />
Oleh karena itu, bersiwak itu disunnahkan bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa. Namun dengan tetap menjaga agar jangan terlalu kasar (tergesa-gesa) ketika bersiwak karena bisa melukai mulut dan menyebabkan keluarnya darah, atau siwak bisa merusak sesuatu yang ada di mulut . Maka, wajib bagi orang yang terjadi semacam itu untuk mengeluarkan darah atau siwak tersebut dari mulutnya. Oleh karena itu, hendaklah seseorang bersiwak dengan perlahan-lahan.
Jika Siwaknya Memiliki Rasa
Sebuah pertanyaan disampaikan kepada Syekh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin, “Apakah bersiwak dengan siwak yang memiliki rasa membatalkan puasa?”
Syaikh Abdullah bin ‘Abdurrahman al-Jibrin menyampaikan jawaban, “Bersiwak boleh dilakukan saat berpuasa, dan hukumnya disunnahkan di setiap waktu. Banyak ulama yang memakruhkan bersiwak bagi orang yang berpuasa setelah waktu zawal (tergelincirnya matahari ke barat). Mereka berpendapat demikian karena bersiwak menyebabkan hilangnya bau mulut yang baunya di sisi Allah bagaikan wangi misk.
Para ulama yang meneliti lebih jauh menguatkan pendapat bahwa bersiwak saat berpuasa tidaklah makruh, bahkan dianjurkan untuk bersiwak di pagi dan sore hari.
Adapun jika siwak tersebut memiliki rasa, maka wajib bagi orang yang bersiwak untukmembuang ludahnya ke tanah atau menyekanya dengan sapu tangan. Secara umum, sesungguhnya rasa itu hanya ada di kulit siwak dan tidak selamanya akan ada pada siwak tersebut. Adapun jika siwak tersebut berasa seperti rasa salah satu jenis sayuran atau yang semisalnya, dari segi bahwa rasanya dapat terkecap dengan ludah, maka wajib bagi orang yang bersiwak tersebut untuk memuntahkan air liurnya tadi, karena jika dia sengaja menelan sesuatu dan mengecap rasanya maka puasanya batal. Wallahu a’lam.
Dari fatwa beliau tersebut, dapat dipahami bahwa alasan tidak bolehnya menggunakan siwak yang memiliki rasa saat berpuasa adalah karena rasa dari siwak tersebut bisa terkecap oleh ludah dan akhirnya tertelan masuk ke tenggorokan. Padahal, telah kita ketahui bersama bahwa menelan makanan dan minuman ke dalam kerongkongan dengan sengaja termasuk salah satu pembatal puasa.
Dalam kitab Haqiqatush Shiyam, pada Pasal “Hal-hal yang Membatalkan Puasa dan yang Tidak Membatalkan Puasa”, Syaihul Islam Ibnu Taimiyyah menyatakan, “Pembatal-pembatal puasa ada yang berdasarkan nash dan ijma’ (kesepakatan para ulama), yaitu: makan, minum, dan berjima’ (hubungan intim dengan istri). Allah Ta’ala berfirman,<br />
فَالآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُواْ مَا كَتَبَ اللّهُ لَكُمْ وَكُلُواْ وَاشْرَبُواْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ثُمَّ أَتِمُّواْ الصِّيَامَ إِلَى الَّليْلِ<br />
‘Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, serta makan dan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam (yaitu fajar). Kemudian, sempurnakanlah puasa itu sampai (datangnya) malam….’(QS. Al-Baqarah: 187)<br />
Ayat ini menunjukkan bahwa di saat tidak puasa diizinkan untuk berhubungan intim dengan istri. Maka bisa dipahami bahwa puasa haruslah menahan diri dari berhubungan intim dengan istri, makan dan minum.”
Hukum Menggunakan Pasta Gigi Saat Berpuasa
Dalam hal ini, Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz ditanya, “Apakah seseorang yang berpuasa boleh menggunakan pasta gigi padahal dia sedang berpuasa di siang hari?”
Beliau menjawab, “Melakukan seperti itu tidaklah mengapa selama tetap menjaga sesuatu agar tidak tertelan di kerongkongan. Sebagaimana pula dibolehkan bersiwak bagi orang yang berpuasa baik di pagi hari atau sore harinya.”
Pertanyaan yang serupa juga pernah disampaikan kepada Syaikh Muhammad bin Shalih al- Utsaimin, “Apa hukum menggunakan pasta gigi bagi orang yang berpuasa di siang hari bulan Ramadan?”
Beliau menjelaskan, “Penggunaan pasta gigi bagi orang yang sedang berpuasa tidaklah mengapa jika pasta gigi tersebut tidak sampai masuk ke dalam tubuhnya (tidak sampai ia telan, pen). Akan tetapi, yang lebih utama adalah tidak menggunakannya karena pada pasta gigi terdapat rasa yang begitu kuat yang bisa jadi masuk ke dalam perut seseorang tanpa dia sadari. Oleh karena itu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Laqith bin Shobroh,<br />
بَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا<br />
“Bersungguh-sungguhlah dalam beristinsyaq (memasukkan air ke dalam hidung), kecuali bila engkau sedang berpuasa.”<br />
Dengan demikian, yang lebih utama bagi orang yang sedang berpuasa adalah tidak menggunakan pasta gigi. Waktu untuk menggunakan pasta gigi sebenarnya masih bisa di waktu lainnya. Jika orang yang berpuasa tersebut tidak menggunakan pasta gigi hingga waktu berbuka, maka berarti dia telah menjaga dirinya dari perkara yang dikhawatirkan merusak ibadah puasanya.”<br />
Fatwa darul ifta Mesir no 1199, jawaban mufti agung Prof. Dr. Ali Jum’ah Muhammad, seputar hukum menyikat gigi dengan pasta gigi ketika sedang berpuasa. Beliau berkata: diperbolehkan menggunakan air dan pasta gigi untuk membersihkan gigi ketika sedang berpuasa selama air atau pasta gigi itu tidak masuk ke dalam rongga tubuh. Hal itu karena puasa seseorang dianggap batal jika ada sesuatu yang masuk ke dalam rongga badannya melalui lubang terbuka. Sebaiknya orang yang berpuasa melakukan hal itu pada saat tidak berpuasa guna menjauhkan dan menghindari keraguan dan bisikan setan. Wallahu a’lam
Kesimpulan<br />
• Bersiwak disunnahkan untuk dilakukan dalam keadaan apa pun, baik sedang berpuasa ataupun tidak.<br />
• Hukum menggunakan sikat gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak.<br />
• Hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi dianalogikan (diqiyaskan) dengan hukum menggunakan siwak yang memiliki rasa.<br />
• Pada asalnya, hukum menggunakan sikat gigi dengan pasta gigi saat berpuasa adalah boleh. Namun untuk lebih berhati-hati dari tertelannya pasta gigi ke dalam kerongkongan, maka sebaiknya pasta gigi tidak digunakan ketika puasa, bisa ditunda setelah waktu berbuka tiba atau sebelum masuk waktu shubuh. Sebagai gantinya, ketika sedang berpuasa, sebaiknya menyikat gigi dilakukan tanpa memberikan pasta gigi pada sikat gigi. Wallahu a’lam.<br />
Sumber:<br />
www.muslimah.or.id<br />
www.dar-alifta.org
</div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com34tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-26480718224125859602011-10-11T16:16:00.001+02:002011-10-11T16:18:22.884+02:00AYAH…IBU…MAAFKAN DITA<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtlkZfb0YQsaaERDnfpN3a4inViafHPxXkoyLGg3a8M6Ti7qULIsZ730w0NLIS_JB8JnCVMNVivxbJefFFe_OVF-MCrwc1UOpVcDRVmNm8-Sqjkj7CVI7Lih4sFMvMEFXdvnSy-6mtr4D9/s1600/2.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 153px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhtlkZfb0YQsaaERDnfpN3a4inViafHPxXkoyLGg3a8M6Ti7qULIsZ730w0NLIS_JB8JnCVMNVivxbJefFFe_OVF-MCrwc1UOpVcDRVmNm8-Sqjkj7CVI7Lih4sFMvMEFXdvnSy-6mtr4D9/s200/2.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5662238724807018322" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 153, 0);">Sepasang suami isteri – seperti pasangan lain di kota-kota besar meninggalkan anak-anak diasuh pembantu rumah sewaktu bekerja. Anak tunggal pasangan ini, perempuan cantik berusia tiga setengah tahun. Sendirian ia di rumah dan kerap kali dibiarkan pembantunya karena sibuk bekerja di dapur. Bermainlah dia bersama ayun-ayunan di atas buaian yang dibeli ayahnya, ataupun memetik bunga dan lain-lain di halaman rumahnya.</span> <span style="color: rgb(0, 153, 0);">Suatu hari dia melihat sebatang paku karat. Dan ia pun mencoret lantai tempat mobil ayahnya diparkirkan , tetapi karena lantainya terbuat dari marmer maka coretan tidak kelihatan. Dicobanya lagi pada mobil baru ayahnya. Ya… karena mobil itu bewarna gelap, maka coretannya tampak jelas. Apalagi anak-anak ini pun membuat coretan sesuai dengan kreativitasnya.</span> <div style="color: rgb(0, 153, 0);" class="fullpost"><br />Hari itu ayah dan ibunya bermotor ke tempat kerja karena ingin menghindari macet. Setelah sebelah kanan mobil sudah penuh coretan maka ia beralih ke sebelah kiri mobil. Dibuatnya gambar ibu dan ayahnya, gambarnya sendiri, lukisan ayam, kucing dan lain sebagainya mengikut imaginasinya. Kejadian itu berlangsung tanpa disadari oleh si pembantu rumah.<br /><br /><br /><br />Saat pulang petang, terkejutlah pasangan suami istri itu melihat mobil yang baru setahun dibeli dengan bayaran angsuran yang masih lama lunasnya. Si bapak yang belum lagi masuk ke rumah ini pun terus menjerit, “Kerjaan siapa ini !!!” …. Pembantu rumah yang tersentak engan jeritan itu berlari keluar. Dia juga beristighfar. Mukanya merah adam ketakutan lebih-lebih melihat wajah bengis tuannya. Sekali lagi diajukan pertanyaan keras kepadanya, dia terus mengatakan ‘ Saya tidak tahu..tuan.” “Kamu dirumah sepanjang hari, apa saja yg kau lakukan?” hardik si isteri lagi.<br /><br />Si anak yang mendengar suara ayahnya, tiba-tiba berlari keluar dari kamarnya. Dengan penuh manja dia berkata “Dita yg membuat gambar itu ayahhh.. cantik …kan!” katanya sambil memeluk ayahnya sambil bermanja seperti biasa.. Si ayah yang sudah hilang kesabaran mengambil sebatang ranting kecil dari pohon di depan rumahnya, terus dipukulkannya berkali-kali ke telapak tangan anaknya . Si anak yang tak mengerti apa apa menagis kesakitan, pedih sekaligus ketakutan. Puas memukul telapak tangan, si ayah memukul pula belakang tangan anaknya.<br /><br /><br /><br />Sedangkan Si ibu cuma mendiamkan saja, seolah merestui dan merasa puas dengan hukuman yang dikenakan. Pembantu rumah terbengong, tidak tahu harus berbuat apa… Si ayah cukup lama memukul-mukul tangan kanan dan kemudian ganti tangan kiri anaknya. Setelah si ayah masuk ke rumah diikuti si ibu, pembantu rumah tersebut menggendong anak kecil itu, membawanya ke kamar.<br /><br /><br /><br />Dia terperanjat melihat telapak tangan dan belakang tangan si anak kecil luka-luka dan berdarah. Pembantu rumah memandikan anak kecil itu. Sambil menyiramnya dengan air, dia ikut menangis. Anak kecil itu juga menjerit-jerit menahan pedih saat luka-lukanya itu terkena air. Lalu si pembantu rumah menidurkan anak kecil itu. Si ayah sengaja membiarkan anak itu tidur bersama pembantu rumah. Keesokkan harinya, kedua belah tangan si anak bengkak. Pembantu rumah mengadu ke majikannya. “Oleskan obat saja!” jawab bapak si anak.<br /><br /><br /><br />Pulang dari kerja, dia tidak memperhatikan anak kecil itu yang menghabiskan waktu di kamar pembantu. Si ayah konon mau memberi pelajaran pada anaknya. Tiga hari berlalu, si ayah tidak pernah menjenguk anaknya sementara si ibu juga begitu, meski setiap hari bertanya kepada pembantu rumah. “Dita demam, Bu”…jawab pembantunya ringkas. “Kasih minum panadol aja ,” jawab si ibu. Sebelum si ibu masuk kamar tidur dia menjenguk kamar pembantunya. Saat dilihat anaknya Dita dalam pelukan pembantu rumah, dia menutup lagi pintu kamar pembantunya.<br /><br /><br /><br />Masuk hari keempat, pembantu rumah memberitahukan tuannya bahwa suhu badan Dita terlalu panas. “Sore nanti kita bawa ke klinik.. Pukul 5.00 sudah siap” kata majikannya itu. Sampai saatnya si anak yang sudah lemah dibawa ke klinik. Dokter mengarahkan agar ia dibawa ke rumah sakit karena keadaannya susah serius. Setelah beberapa hari di rawat inap dokter memanggil bapak dan ibu anak itu. “Tidak ada pilihan..” kata dokter tersebut yang mengusulkan agar kedua tangan anak itu dipotong karena sakitnya sudah terlalu parah dan infeksi akut…”Ini sudah bernanah, demi menyelamatkan nyawanya maka kedua tangannya harus dipotong dari siku ke bawah” kata dokter itu. Si bapak dan ibu bagaikan terkena halilintar mendengar kata-kata itu. Terasa dunia berhenti berputar, tapi apa yg dapat dikatakan lagi.<br /><br />Si ibu meraung merangkul si anak. Dengan berat hati dan lelehan air mata isterinya, si ayah bergetar tangannya menandatangani surat persetujuan pembedahan. Keluar dari ruang bedah, selepas obat bius yang disuntikkan habis, si anak menangis kesakitan. Dia juga keheranan melihat kedua tangannya berbalut kasa putih. Ditatapnya muka ayah dan ibunya. Kemudian ke wajah pembantu rumah. Dia mengerutkan dahi melihat mereka semua menangis. Dalam siksaan menahan sakit, si anak bersuara dalam linangan air mata. “Ayah.. ibu… Dita tidak akan melakukannya lagi…. Dita tak mau lagi ayah pukul. Dita tak mau jahat lagi… Dita sayang ayah..sayang ibu.”, katanya berulang kali membuatkan si ibu gagal menahan rasa sedihnya. “Dita juga sayang Mbok Narti..” katanya memandang wajah pembantu rumah, sekaligus membuat wanita itu meraung histeris.<br /><br /><br /><br /><br /><br />“Ayah.. kembalikan tangan Dita. Untuk apa diambil.. Dita janji tidak akan mengulanginya lagi! Bagaimana caranya Dita mau makan nanti ?… Bagaimana Dita mau bermain nanti ?… Dita janji tidak akan mencoret-coret mobil lagi, ” katanya berulang-ulang. Serasa hancur hati si ibu mendengar kata-kata anaknya. Meraung-raung dia sekuat hati namun takdir yang sudah terjadi tiada manusia dapat menahannya. Nasi sudah jadi bubur. Pada akhirnya si anak cantik itu meneruskan hidupnya tanpa kedua tangan dan ia masih belum mengerti mengapa tangannya tetap harus dipotong meski sudah minta maaf…Tahun demi tahun kedua orang tua tersebut menahan kepedihan dan kehancuran bathin sampai suatu saat Sang Ayah tak kuat lagi menahan kepedihannya dan wafat diiringi tangis penyesalannya yg tak bertepi…, Namun…., si Anak dengan segala keterbatasan dan kekurangannya tersebut tetap hidup tegar bahkan sangat sayang dan selalu merindukan ayahnya..<br /><br />(Sumber: www.kaskus.us)<br /><br /><br /><br /><br /><br />Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa sallam adalah sosok pemimpin manusia yang sangat bersikap lemah lembut terhadap anak-anak kecil. Seperti kita ketahui beliau pernah menggendong Hasan di atas pundaknya, Beliau pun mengajak tertawa, membuka mulut dan menciumnya, serta memperlihatkan dia sedang bermain, lari ke sana ke mari. Setelah itu Nabi Shallallahu’Alaihi wa sallam pun menangkapnya. Subhannallah…<br /><br /><br /><br />Wahai saudaraku pendidik, tidakkah kita bercermin dari Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa sallam?<br /><br /><br /><br /><br /><br />Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu meriwayatkan:<br /><br />“Bahwasanya Rasulullah mencium Al-Hasan bin Ali kala itu Al-Aqra’ bin Habis At-Tamimi duduk di sisinya, Al-Aqra’ berkata: “Saya punya sepuluh orang anak namun tidak satu anakpun pernah saya cium!” Rasulullah menoleh kepadanya lalu berkata:<br /><br /><br /><br />مَنْ لاَ يَرْحَمْ لاَ يُرْحَمْ<br /><br /><br /><br />“Barangsiapa yang tidak menyayangi niscaya tidak akan disayang!” [Hadits shahih riwayat Al-Bukhari (X/426), Muslim (2318), Abu Dawud (XIV/129), At-Tirmidzi (1911), Ahmad (II/228, 241, 269, 514), Ibnu Hibban (2236), Al-Baghawi dalam Syarah Sunnah (XIII/34), dari jalur Abu Salamah dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu. At-Tirmidzi berkata: Hasan Shahih!]<br /><br /><br /><br /><br /><br />‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha meriwayatkan:<br /><br />“Datang seorang arab badui menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata: “Apakah kalian mencium anak-anak? Adapun kami tidak mencium anak-anak! Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepadanya:<br /><br />“Sanggupkah kamu bila Allah mencabut rasa kasih sayang dari hatimu!?” [Hadits shahih riwayat Al-Bukhari (X/426), Muslim ((2317), Ibnu Majah (II/390), Ahmad (VI/56-70), Al-Baghawi (XIII/34-35), dari jalur Hisyam bin Urwah dari bapaknya dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha.]<br /><br /><br /><br />Nabi Shallallahu’alaihi wa sallam juga bersenda gurau dengan menjulurkan lidah beliau kepada anak-anak. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa ”Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam pernah menjulurkan lidahnya di depan Hasan bin Ali, lalu ketika Hasan melihat merah lidah beliau, ia segera mendekat kepada beliau” [Al Silsilah As Shahihah, hal.70]<br /><br /><br /><br /><br /><br />Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam selalu memberi motivasi kepada para orang tua dalam hal menyayangi anak-anak, hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh Anas, ”Bahwa suatu ketika ada seorang perempuan datang ke rumah ’Aisyah Radhiyallahu’Anha lalu ’Aisyah memberikan tiga butir kurma kepadanya. Lalu perempuan itu memberikan masing-masing anak sebutir kurma sehingga ia menyisakan sebutir kurma untuk dirinya. Lalu kedua anak itu masing-masing memakan kurmanya sambil memandang kepada ibunya. Kemudian ibunya mengambil kurma itu dan membelah mejadi dua lalu ia berikan kepada masing-masing anak separuhnya. Kemudian datanglah Nabi Shallallahu’Alaihi wa sallam, lalu beliau diceritakan ‘Aisyah Radhiyallahu’Anha.<br /><br />Setelah itu beliau bersabda:<br /><br />”Sungguh apa yang dilakukan perempuan itu membuat kamu terpesona. Semoga Allah mengasihi dia karena kasih sayang dia kepada kedua anaknya yang masih kecil” [HR. Bukhari, di dalam kitab Adabul Mufrad, kitabul Walidat Rahimat I : 89]<br /><br /><br /><br />Subhannallah…<br /><br /><br /><br />Lalu kenapa ada orangtua yang tega menyiksa anak-anak mereka, padahal Allah akan mengasihinya bila ia menyayangi anaknya?.<br /><br />(http://jilbab.or.id)<br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-73907091041135033762011-10-11T15:14:00.004+02:002011-10-11T15:22:58.723+02:00GADIS KECIL ITU...<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNj9X1w-6_DYWgMNg2mk6FkR3ld-CxPr_cLhT4aOcxR98UmGLB021p0lZS_o-HOPmtWFvw7Z6JebZdGgrTz3T5stiHDA1deisITkNIRCNOIjo29-08jLXMmGeSVD8gGSI-ycreJq77Bu8I/s1600/1.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 133px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNj9X1w-6_DYWgMNg2mk6FkR3ld-CxPr_cLhT4aOcxR98UmGLB021p0lZS_o-HOPmtWFvw7Z6JebZdGgrTz3T5stiHDA1deisITkNIRCNOIjo29-08jLXMmGeSVD8gGSI-ycreJq77Bu8I/s200/1.jpg" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5662224135848878594" border="0" /></a><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya.</span><br /><br /><br /><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak burung pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.</span><br /><br /><br /><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.</span><br /><div style="color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><br />Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang perpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalat-shalatnya, dan sunnah-sunnahnya. Tatkala dia sampai SMP mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma'ruf, dan senantiasa menjaga hijabnya.<br /><br /><br /><br />Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Srilangka.<br /><br /><br /><br />Ibu Afnan melanjutkan ceritanya:<br /><br />Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nasrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: "Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!"<br /><br />Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan seraya berkata: "Mama, aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam." Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.<br /><br /><br /><br />Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.<br /><br /><br /><br />Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan sebuah gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?<br /><br />Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang teramat sakit pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakit tersebut dan berkata: "Sakit ringan di kakiku." Sebulan setelah itu dia menjadi pincang, saat kami bertanya kepadanya, dia menjawab: "Sakit ringan, akan segera hilang insya Allah." Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kamipun membawanya ke rumah sakit.<br /><br /><br /><br />Selesailah pemeriksaan dan diagnosa yang sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula pada saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.<br /><br /><br /><br />Dokter mengabarkan kepada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira dan berkata: "Alhamdulillah… alhamdulillah… alhamdulillah." Akupun mendekatkan dia di dadaku sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: "Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku."<br /><br /><br /><br />Diapun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!!<br /><br />Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini dan kekuatan imannya. Adapun penerjamah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya!!<br /><br /><br /><br />Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.<br /><br /><br /><br />Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: "Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku."<br /><br /><br /><br />Kami (aku, suamiku dan Afnan) pergi untuk yang pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia bertanya kepadanya: "Apakah engkau seorang muslimah?" Dia menjawab: "Tidak."<br /><br /><br /><br />Afnanpun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya menuju ke sebuah kamar yang kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan. Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi linangan air mata. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya sejak 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. Dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.<br /><br /><br /><br />Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya, karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan mematikannya. Akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan kedua orang tuanya.<br /><br /><br /><br />Pada suatu hari Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya kepadanya: "Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?" Maka dia mencoba untuk menenangkannya, dan bahwa mungkin bagi mereka untuk memasang kaki palsu sebagai gantinya. Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: "Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna." Temanku tersebut berkata: "Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan. Aku tidak memahami sesuatupun, seluruh pikiranku saat itu tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati."<br /><br />Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!<br /><br /><br /><br />Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan di sisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia akan tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.<br /><br />Di rumah sakit tidak terdengar suara adzan, dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu` dan shalat, tanpa ada seorangpun yang membangunkannya!!<br /><br /><br /><br />Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mengabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari lagi dia akan meninggal. Maka memungkinkan bagi kami untuk membawanya ke rumah. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku.<br /><br /><br /><br />Di rumah, dia tidur di sebuah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.<br /><br />Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada di dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang. Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum. Dia berkata: "Ummi, kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat." Kukatakan: "(Mimpi) yang baik Insya Allah." Dia berkata: "Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau, dan keluargaku, kalian semua berada disekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi."<br /><br /><br /><br /><br /><br />Akupun bertanya kepadanya: "Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut." Dia menjawab: "Aku menyangka, bahwasannya aku akan meninggal, dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku." Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.<br /><br /><br /><br />Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku, dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring di atas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: "Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu." Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: "Aku ingin mencium pipimu yang kedua." Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: "Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah."<br /><br />Maka dia berkata: "Asyhadu alla ilaaha illallah."<br /><br /><br /><br />Kemudian dia menghadapkan wajah ke arah qiblat dan berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallaah." Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali. Kemudian dia berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah." Dan keluarlah rohnya.<br /><br /><br /><br />Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kasturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, keluargaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali alhamdulillahi rabbil 'aalamin. (AR)*<br /><br /><br /><br />Oleh: Ummu Mariah Iman Zuhair<br /><br /><br /><br />Sumber: Majalah Qiblati edisi 4 Tahun 3<br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-69095796619868496022011-09-04T15:32:00.005+02:002011-09-04T15:52:37.738+02:00Untukmu Wanita<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2obAQn2MSs-eqz8dxRLihu8b5jaYiMuEyZiSLCBQjQCjjidGyccTdRfupK3PHOTf8gVSXYbqil-IdYCj_XXtG9Gs-U3_LMN55KLzKkzmHX8rKm3a47jMO1HWMKcTatWtHhKe4tBF2W5Xd/s1600/jilbab-cadar.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2obAQn2MSs-eqz8dxRLihu8b5jaYiMuEyZiSLCBQjQCjjidGyccTdRfupK3PHOTf8gVSXYbqil-IdYCj_XXtG9Gs-U3_LMN55KLzKkzmHX8rKm3a47jMO1HWMKcTatWtHhKe4tBF2W5Xd/s320/jilbab-cadar.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5648501939756457922" /></a>
<br /><span class="Apple-style-span">Sabda Rasulullah SAW dalam hadis Riwayat Muslim,
<br />"Harta yang paling berharga di dunia adalah wanita yang solehah."
<br />
<br />Ramai manusia menisbahkan kemulian wanita pada kecantikan semata-mata.
<br />Ada juga yang menisbahkan kemuliaan mereka pada kekayaan, dan tidak kurang juga pada keturunan.
<br />Tetapi ini semua adalah penilaian oleh insan yang buta mata hatinya.
<br />
<br />Sesungguhnya kemuliaan semua makhluk Allah SWT adalah terletak pada tahap ketaqwaan kepada Allah SWT.
<br />Wanita adalah makhluk Allah yang amat istimewa.
<br />
<br />Kemuliaan dan keruntuhan sesuatu bangsa terletak di tangan wanita, walaupun mereka diselubungi kelemahan, tapi teriakan mereka mampu merubah segalanya.
<br />
<br />Kerana itulah sebagai anak, dia perlu menjadi anak yang solehah.
<br />
<br /></span><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span">
<br />Manakala sebagai isteri, dia menjadi isteri yang menyenangkan dan menenangkan hati suaminya.
<br />Sebagai ibu pula, dia akan mendidik anaknya dengan penuh kasih dan sayang.
<br />
<br />Firman Allah SWT dalam surah An-Nisa' ayat ke-24 yang bermaksud,
<br />"Barangsiapa yang mengerjakan amalan yang soleh baik lelaki mahupun wanita sedang ia seorang yang beriman maka mereka itu masuk ke dalam syurga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun."
<br />
<br />Dalam Islam wanita amat dihormati dan dihargai peranannya. Sebagaimana eratnya hubungan siang dan malam yang saling melengkapi, begitu juga lelaki dan wanita diciptakan untuk saling melengkapi.
<br />
<br />Setiap lelaki dan wanita memiliki tugas-tugas dan kewajipan-kewajipan yang berlainan, sesuai dengan fitrah masing-masing. Namun, matlamat hidup setiap lelaki dan wanita adalah sama, iaitu mencari keredhaan Allah SWT.
<br />
<br />Rasulullah SAW telah memerintahkan supaya kaum wanita diperlakukan menurut fitrah ia dijadikan sebagaimana dalam sabdanya yang bermaksud,"Berlaku baiklah terhadap kaum wanita lantaran mereka diciptakan dari tulang rusuk yang bengkok adalah bagian yang teratas, jika kamu coba untuk meluruskannya kamu akan mematahkannya dan jika kamu membiarkannya ia akan tetap bengkok, maka berlaku baiklah kamu terhadap kaum wanita."( HR Al-Bukhari-Muslim)
<br />Nilai wanita bukan terletak pada pakaiannya yang menonjol, berhias diri untuk memperlihatkan kecantikannya, tetapi hakikatnya ialah pada kesopanan, rasa malu dan keterbatasan dalam pergaulan.
<br />
<br />Wanita solehah itu adalah wanita yang tegar menjaga maruah serta apa yang lahir dari dirinya, dari hujung rambut hingga hujung kaki, termasuklah wajahnya, suaranya, senyum tawanya, jalannya, tulisannya hatta namanya sekalipun.
<br />
<br />Wajahnya bukan aurat tetapi ada kalanya ia menjadi aurat
<br />Dalam mazhab syafie ada khilafnya berdasarkan ayat ke-30 dalam surah an-Nur.
<br />
<br />Allah melarang wanita beriman menunjukkan perhiasannya, kecuali apa yang telah zahir daripadanya.
<br />Ulama Syafie berpendapat makna "apa yang zahir daripadanya" adalah muka dan tapak tangan, tetapi bagi wajah yang boleh mengundang fitnah, ia tetap menjadi aurat.
<br />
<br />Wanita yang khuatir wajahnya boleh melalaikan lelaki yang memandangnya pasti akan menganggapnya sebagai aurat, lalu mengenakan purdah pada wajahnya.
<br />
<br />Mungkin berat bagi wanita bergelar remaja untuk mengamalkannya, tapi cukuplah dengan tidak terlalu menonjolkan diri mereka di hadapan ajnabi atau tidak menjadikan wajah mereka sebagai paparan umum seperti friendster, facebook dan lain-lain.
<br />
<br />Suaranya bukan aurat, tapi ada kalanya ia menjadi aurat.
<br />Wanita yang memahami erti kesolehan tidak akan melembutkan suaranya di hadapan ajnabi kerana memahami perintah Allah SWT.
<br />
<br />"Maka janganlah kamu melemah lembutkan suara dalam bebicara sehingga bangkit nafsu orang yang ada penyakit hatinya." (Surah Al-Ahzab, 33)
<br />
<br />Jadi, bertegaslah apabila berurusan dengan lelaki ajnabi.
<br />Pergaulan yang betul telah Allah ajarkan melalui kisah dua orang puteri Nabi Syuib AS.
<br />Bagaimana mereka ketika ingin memberi minum haiwan ternakan, mereka dapati ramai pengembala di sumur. Hajat mereka tidak kesampaian.
<br />
<br />Nabi Musa AS telah mengambil alih tugas mereka.
<br />Apabila selesai memberi minum haiwan ternakan tersebut, salah seorang daripada puteri tersebut mendatangi Nabi Musa AS dengan keadaan malu untuk menyampaikan pesanan ayahnya menjemput Nabi Musa AS ke rumahnya.
<br />
<br />Daripada peristiwa ini, Allah menggambarkan wanita solehah itu adalah wanita yang tidak memdedahkan dirinya kepada pandangan umum.
<br />
<br />Apabila ia berurusan dengan lelaki ajnabi, maka ia akan tunduk dan melahirkan rasa malu.
<br />
<br />Berurusanlah dengan ajnabi tanpa mendatangkan keadaan khalwat (berdua-duaan).
<br />Khalwat paling mudah berlaku dalam hubungan cinta terlarang. Khalwat juga adalah bunga-bunga zina.
<br />Berbual-bual di telefon atau SMS di antara lelaki dan wanita kerana dasar cinta terlarang sehingga menyebabkan nafsu syahwat bergelora juga dikira sebagai khalwat kerana ia berlaku secara berdua-duaan.
<br />Saidina Umar r.a berkata, "Aku lebih rela berjalan di belakang seekor singa daripada berjalan di belakang seorang wanita."
<br />
<br />Seorang wanita solehah tidak akan membiarkan lelaki berjalan di belakangnya kerana dia faham seribu satu fitnah boleh timbul daripada keadaan tersebut.
<br />
<br />Bagaimana pula keadaan wanita yang tidak melabuhkan jilbabnya apabila lelaki berjalan di belakangnya?
<br />
<br />Maka, labuhkanlah tudungmu.
<br />Ketahuilah bahawa pada pagi hari perintah berjilbab diwahyukan kepada Rasulullah SAW,seorang sahabiyah yang masih tidak tahu tentang wahyu tersebut telah keluar dari rumahnya tanpa jilbab. Kemudian seseorang telah menegurnya, "Mengapa engkau tidak berjilbab, adakah engkau tidak tahu tentang perintah memakainya?"
<br />Lalu wanita tersebut berhenti melangkah dan menyuruh seseorang mengambil jilbabnya, lalu beliau berkata, "Aku tidak mahu selangkah pun aku berjalan dalam keadaan melanggari perintah Allah SWT."
<br />Malangnya hari ini apa yang terjadi kepada wanita Islam; bertahun-tahun belajar Islam tetapi masih tiada kekuatan untuk mengamalkannya.
<br />
<br />Saudariku,
<br />Bangkitlah dari lenamu yang panjang dan tidak berkesudahan.
<br />
<br />Sekali kamu terjatuh, jangan biarkan diri kamu jatuh selamanya.
<br />
<br />Kamu punya kekuatan untuk bangkit semula, walaupun kita berdosa sebanyak buih yang memutih di lautan.
<br />
<br />Yakinlah kasih sayang dan keampunan Allah terlalu luas.
<br />
<br />Saudariku,
<br />Hidup ini seperti mimpi, seorang pengemis bermimpi menjadi seorang raja, dipuji dan dipuja, segala kemuliaan dan kekayaan tunduk kepadanya, tapi bila dia sedar dari lenanya, dia masih seorang pengemis yang miskin dan tidak punya apa-apa.
<br />
<br />Seorang raja yang bermimpi, menjadi seorang pengemis yang miskin dan hodoh, dia dihina dan dikeji di setiap persimpangan yang dilalui, tapi bila raja itu sedar dari lena, dia tetap seorang raja.
<br />
<br />Matanglah dalam urusan akhiratmu. Jangan kerana kesenangan dunia yang sementara, kau sanggup menempah sengsara di akhirat selamanya.
<br />
<br />Janganlah kerana kasih makhluk yang sementara, kau hilang kasih Allah SWT di akhirat sana. Jika kau hilang kasih Allah SWT, nescaya kau akan hilang segalanya.
<br />
<br />Saudariku,
<br />Saidatina Aisyah RA pernah berpesan,
<br />"Sebaik-baik wanita adalah yang tidak memandang dan dipandang"
<br />Jangan kau berasa bangga dengan kecantikanmu sehingga kau dikejar jutaan lelaki. Itu bukan kemuliaan bagimu.
<br />
<br />Jika kau berasa bangga, kau menyamakan dirimu dengan pepasir di pantai, yang boleh dipijak dan dimiliki sesiapa sahaja.
<br />
<br />Muliakanlah dirimu dengan taqwa, setanding mutiara Zabarjad, yang hanya mampu dimiliki penghuni syurga.
<br />
<br />Semoga bermanfaat.
<br />Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat.
<br />
<br />http://www.iluvislam.com</span>
<br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-18589363305927714812011-09-04T15:18:00.003+02:002011-09-04T15:25:39.090+02:00Ayah .... Dengarkanlah ??<span class="Apple-style-span">Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
<br />
<br />كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ اْلإِمَامُ رَاعٍ وَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ فِي أَهْلِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ فِي بَيْتِ زَوْجِهَا وَمَسْئُولَةٌ عَنْ رَعِيَّتِهَا
<br />
<br />Setiap engkau adalah pemelihara, dan setiap engkau akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya: Seorang pemimpin adalah pemelihara, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Seorang laki-laki juga pemelihara dalam keluarganya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. Dan seorang perempuan adalah pemelihara dalam rumah suaminya, ia akan dimintai pertanggung jawaban mengenai apa yang menjadi tanggung jawab pemeliharaannya. (HR. al-Bukhori)
<br />
<br />Di antara hal yang tidak diragukan lagi karena memang terjadi adalah bahwa setiap ayah mendambakan anak sebagai buah hati bisa sukses dan berhasil dalam pendidikan dan sekolahnya serta kehidupannya.
<br /></span><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span">
<br />Karenanya, ayah senantiasa berdo'a kepada Allah agar memberikan kemudahan dan keteguhan bagi anak tercinta.
<br />Ayah menjanjikan hadiah dan mengabulkan keinginan si buah hati jika lulus dalam ujian dan memberikan ancaman serta marah jika sampai gagal dalam ujian.
<br />Perasaan seperti ini memang merupakan fitrah manusia dan memang terjadi di antara kita.
<br />
<br />Akan tetapi wahai Ayah yang penyayang, apakah perhatianmu kepada si buah hati berupa perhatian penuh terhadap sekolah, pendidikan, masa depan dan urusan dunianya itu -karena memang engkau sadar itu adalah kewajibanmu- sama seperti perhatianmu terhadap akhirat mereka?
<br />
<br />Apakah engkau benar-benar memikirkan dan mengkhawatirkan nasib mereka setelah mati seperti halnya perhatianmu akan kenyamanan dan kebahagiaan hidup mereka sewaktu di dunia?
<br />
<br />Inilah tanggung jawabmu wahai Ayah.
<br />
<br />Engkau curahkan semuanya untuk dunia yang fana sementara engkau abaikan akhirat yang kekal selamanya.
<br />Engkau sibuk memikirkan kehidupan mereka tapi engkau lupakan keadaan setelah matinya.
<br />Engkau bangun bagi mereka rumah dari tanah, batu dan bata di dunia tapi engkau haramkan mereka untuk mendapatkan rumah di akhirat yang indah bertatahkan intan permata.
<br />
<br />Itulah keinginanmu!
<br />Itulah angan-anganmu!
<br />
<br />Semuanya tidak lebih dari agar anak-anakmu bisa jadi dokter, insinyur, pilot ataupun tentara.
<br />Ya Allah!
<br />
<br />Semuanya itu hanya cita-cita dunia…..!
<br />
<br />Engkau berusaha, bekerja membanting tulang dan bersungguh-sungguh hanya untuk dunianya…
<br />
<br />Mana usahamu untuk akhiratnya wahai Ayah……?
<br />
<br />Fenomena ini bukanlah sesuatu yang jarang terjadi, bahkan mayoritas manusia demikian adanya.
<br />Mereka begitu serius berusaha mempersiapkan segala sesuatunya untuk pendidikan fisik anak-anaknya.
<br />Tetapi mereka menelantarkan pendidikan hatinya yang padahal dengannyalah anak-anaknya bisa hidup dan bahagia atau sebaliknya binasa dan sengsara. Inilah kenyataan!
<br />
<br />Ayah!
<br />Mungkin engkau mengira bahwa ini hanyalah perkataan yang tiada beralasan.
<br />Tapi jika engkau ingin bukti maka simaklah wahai Ayah yang penyayang!
<br />
<br />Bayangkan atau anggap anakmu terlambat mengikuti ujian di sekolahnya.
<br />
<br />Apakah yang engkau rasakan wahai Ayah?
<br />
<br />Bukankah engkau akan berlomba dengan waktu mengantarkan anakmu agar bisa mengikuti ujian meskipun terlambat?
<br />Bahkan sebelumnya, bukankah engkau akan rela untuk tidur setengah mata agar bisa membangunkan si buah hati supaya tidak terlambat?
<br />Bukankah engkau akan melakukan segalanya agar anak tercinta yang menjadi kebanggaanmu bisa ikut ujian tepat waktu?
<br />Saya yakin jawabannya adalah Ya. Bukankah engkau melakukan semua itu wahai Ayah?
<br />
<br />Akuilah!!
<br />
<br />Sekarang, apakah perasaanmu itu sama atau akan muncul juga ketika anakmu terlambat shalat Shubuh?
<br />Apakah engkau akan berusaha agar anakmu shalat Shubuh tepat waktu?
<br />Saya hanya berprasangka baik bahwa engkau memang shalat Shubuh tepat waktu.
<br />Karena jika tidak, bagaimana mungkin engkau akan membangunkan anak-anakmu sementara engkau sendiri terlambat untuk itu?
<br />
<br />Kemudian, bukankah engkau setiap hari senantiasa bertanya kepada anakmu tentang sekolahnya?
<br />Apa yang dipelajari, apa yang dilakukan, jawaban apa yang diberikan ketika ujian dan berharap jawaban itu benar?
<br />
<br />Tetapi, apakah setiap hari engkau bertanya juga tentang urusan agamanya?
<br />Apakah engkau bertanya sudahkah dia shalat?
<br />Dengan siapa dia duduk dan bergaul?
<br />Tidakkah engkau bertanya apa yang dia lakukan ketika tidak di rumah, ta'at atau maksiat?
<br />
<br />Ayah, bukankah dadamu terasa sesak ketika tahu bahwa si buah hati salah dalam menjawab ujian?
<br />Bukankah engkau merasa terhimpit ketika tahu bahwa nilainya jauh di bawah sempurna bahkan rata-rata?
<br />Bukankah engkau merasa terpukul ketika tahu bahwa dia gagal dalam ujiannya?
<br />Akan tetapi, apakah dadamu juga terasa sesak, dadamu juga terasa terhimpit ketika tahu bahwa anakmu sangat minim dalam menunaikan kewajiban-kewajiban agamanya terlebih sunah-sunahnya?
<br />
<br />Tidakkah ini cukup menjadi bukti bahwa engkau lebih dan hanya memperhatikan dunianya dan mengabaikan akhiratnya?
<br />
<br />Ayah, engkau mengira apabila anakmu tidak lulus ujian berarti kandas sudah cita-cita dan harapan yang ada.
<br />Engkau menyangka bahwa dalam hal itu tidak ada kesempata kedua terlebih ketiga. Ketahuilah wahai Ayah…, bahwa kegagalan yang hakiki…, kegagalan yang memang tidak ada lagi kesempatan kedua atau ketiga untuk memperbaiki, adalah masuknya mereka ke dalam neraka dengan api yang panas menyala-nyala.
<br />Tahukah engkau bahwa kegagalan yang hakiki adalah penyesalan dan kerugian yang disertai adzab yang pedih lagi menghinakan?
<br />Setelah ini akankah engkau masih beralasan bahwa kita sekarang hidup di dunia sehinga harus fokus memikirkannya?
<br />
<br />Kalau begitu kapankah engkau akan fokus memikirkan akhirat padahal di akhirat nanti tidak ada lagi amalan yang ada hanyalah pembalasan?
<br />
<br />Sungguh wahai Ayah jikalau demikian adanya kita berlindung kepada Allah darinya maka tidaklah bermanfaat kesuksesan yang diraih di dunia.
<br />Tidaklah bermanfaat ijazah, harta, istana yang megah, kedudukan dan kekuasaan kalau ternyata catatan amal perbuatan diberikan dari arah kirinya.
<br />Kemudian mereka akan berteriak:
<br />Wahai alangkah baiknya kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-sekali tidak memberikan manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaannku dariku. (Al-Haqqah: 25-29)
<br />
<br />Ah…sungguh tidak bermanfaat kekuasaanku, ilmu duniaku, serta ijazahku.
<br />Semuanya telah hilang, semuanya lenyap…yang ada hanyalah kerugian dan kegagalan.
<br />
<br />Tahukah engkau apakah kerugian itu?
<br />Tahukah engkau apakah kegagalan itu?
<br />
<br />Ya, di dunia kerugian dan kegagalan itu adalah jika anakmu tidak bisa menjadi dokter, atau insinyur atau pilot dan guru.
<br />Akan tetapi di akherat, yang ada hanyalah kebahagiaan atau kesengsaraan.
<br />Yang satu berarti surga yang lainnya berarti neraka.
<br />Akankah engkau rela membiarkan mereka mengalami kerugian dan kegagalan dalam arti kesengsaraan di dalam neraka?
<br />
<br />Saya tidak katakan tinggalkan anak-anakmu!
<br />Saya tidak katakan biarkan mereka jangan diajari masalah dunia!
<br />Tidak, demi Allah, saya tidak katakan demikian.
<br />Saya hanya katakan bahwa akherat lebih utama dan ditekankan untuk diperhatikan, lebih serius untuk diusahakan dan lebih bersunguh-sungguh untuk beramal meraih kebahagiaannya.
<br />
<br />Wahai Ayah…!
<br />Siapakah di antaramu yang begitu bersemangat bersungguh-sungguh mendatangkan seorang pendidik untuk mengajarkan kepada anaknya Al-Qur'an dan menerangkan As-Sunnah?
<br />
<br />Sungguh sedikit sekali yang telah berbuat demikian.
<br />Alangkah baik kiranya kalau mereka tidak memfasilitasi anak-anaknya dengan sarana kerusakan.
<br />Akan tetapi kita lihat justru mereka dengan jeleknya pemikiran dan kurangnya perhitungan malah mendatangkan kejelekan bagi anak-anaknya dengan memfasilitasi dengan kendaraan-kendaraan, sopir pribadi, pembantu (pelayan) serta memenuhi rumahnya dengan barang-barang dan hal-hal yang diharamkan yang melalaikan dari dzikrullah dan ta'at kepada-Nya.
<br />
<br />Siapakah di antara kalian wahai Ayah yang memberikan hadiah pada anaknya apabila hafal satu juz dari Al-Qur'anul Karim atau beberapa hadits dari hadits Nabi saw ?
<br />
<br />Sungguh sangat sedikit sekali yang demikian ini.
<br />Kita mohon kepada Allah agar memberkahi yang sedikit ini.
<br />Kita lihat sebagian manusia, mereka menjanjikan pada anaknya apabila lulus ujian akan diajak pesiar menyusuri pantai yang indah atau wisata ke mancanegara, apakah Eropa atau Amerika, serta mereka menjanjikan dibelikan mobil agar bebas mengukur jalan.
<br />Namun adakah di antara meraka yang menjanjikannya untuk diajak umrah atau haji dan mengunjungi masjid Nabi saw?
<br />
<br />Setelah semua itu, tahukah engkau wahai Ayah apakah buah dari hasil pendidikan seperti itu?
<br />Tahukah engkau apakah hasil dari pendidikan yang mengabaikan masalah akhirat tersebut?
<br />Hasilnya adalah Al-Qur'an berganti menjadi majalah, siwak berganti menjadi rokok dan lebih parah lagi mereka akan hidup tidak ubahnya binatang ternak.
<br />Tahukah engkau apa di antara yang membedakan kita dari binatang ternak?
<br />Kita diberikan fasilitas untuk mengerti bahwa dunia hanyalah sementara.
<br />Kita mengetahui bahwa ada kehidupan yang kekal selamanya.
<br />Maka selayaknyalah kita untuk berusaha menggapai kebahagiaan di sana.
<br />Tetapi apabila tidak demikian maka tidaklah beda dengan binatang bahkan lebih sesat karena kita diberi fasilitas sedangkan mereka tidak. Mereka seperti binatang ternak bahkan lebih sesat lagi. Meraka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A'raf: 179)
<br />
<br />Di samping memperhatikan pekembangan fisik anak, kita juga harus memperhatikan pendidikan akal dan hati mereka.
<br />Kita harus memikirkan nasib mereka setelah matinya.
<br />
<br />Langkah
<br />pertama untuk itu adalah kita perbaiki terlebih dahulu diri kita, karena dengan baiknya diri kita maka mereka akan ada di atas keteguhan dan kekokohan serta ada di dalam penjagaan Allah swt. Allah berfirman:Ayah mereka berdua adalah orang yang shalih (Al-Kahfi: 82)
<br />
<br />Kedua, kita jadikan bimbingan dan pengajaran Islam sebagai tujuan. Tidak ada halangan untuk belajar dan mempelajari ilmu-ilmu dunia akan tetapi tidak sebesar perhatiannya terhadap akhirat. Allah berfirman:Dan carilah apa yang telah dianugrahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu lupakan nasib (bagian)mu dari (keni'matan) dunia. (Al-Qashash: 77)
<br />
<br />Wahai Ayah!
<br />Maka takutlah engkau kepada Allah pada apa yang menjadi tanggunganmu karena engkau akan diminta pertanggujawabannya di hadapan Allah.
<br />
<br />Takutlah engkau kepada Allah bahwasanya Allah telah memberikan anak sebagai amanat kepadamu tapi engkau justru membukakan pintu-pintu kejelekan bagi mereka.
<br />
<br />Allah mengamanatimu tapi engkau malah menyibukkan mereka dengan film-film, sinetron-sinetron, perangkat-perangkat kekejian, majalah-majalah porno dan semisal dengan itu.
<br />
<br />Jika demikian adanya berarti engkau telah mengkhianati amanat yang dipikulkan kepadamu dan engkau telah menipu mereka yang menjadi tanggunganmu.
<br />
<br />Nabi saw bersabda:Tidaklah seseorang diberi amanat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya (tanggungannya) kemudian dia mati dalam keadaan menipu mereka, melainkan Allah haramkan baginya surga. (HR.Bukhari Muslim)
<br />
<br />Ayah….!
<br />Jika engkau memang sayang pada buah hatimu, tidak ingin menipu mereka dan juga tidak ingin mengkhianati amanat yang dipikulkan di pundakmu, maka kemarilah!
<br />
<br />Kemarilah untuk sama-sama menyimak wasiat Luqman kepada anaknya.
<br />Wasiat seorang ayah yang yang sangat menyayangi anaknya dan menebusnya dengan sangat mahal dan berharga.
<br />Tahukan engkau apakah dia mewasiatinya dengan dunia?
<br />
<br />Apakah dia mewasiatinya dengan intan permata dan segala perhiasan kemewahan lainnya?
<br />
<br />Tidak, bahkan dia mewasiati anaknya dengan apa yang akan menjadikannya ada dalam kehidupan yang baik.
<br />Kehidupan yang akan menyelamatkannya dari adzab Allah yang pedih.
<br />Sungguh Allah telah mengabadikannya dalam Al-Qur'an.
<br />Pernahkah engkau mendapatinya?
<br />Tahukah engkau apakah wasiatnya itu?
<br />
<br />Adalah Luqman Al-Hakim dengan kasih sayang yang begitu besar kepada anaknya, dia berwasiat agar jangan berbuat syirik, yakni menyekutukan Allah swt. Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, waktu dia memberikan nasihat kepadanya:
<br />
<br />'Wahai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah sebesar-besar kezhaliman. (Luqman: 13)
<br />
<br />Ya… adakah kezhaliman yang lebih besar dari syirik?
<br />Itulah apa yang dikhawatirkan Luqman pada anaknya sehingga mewasiati agar jangan sampai terjatuh ke dalamnya.
<br />Adakah engkau pernah menyampaikan ini pada anakmu?
<br />
<br />Kemudian, beliau dengan segenap kasih sayangnya menunjukkan pada anaknya apa yang akan menyelamatkan anaknya dari adzab Allah yaitu dengan menghadap kepada-Nya melalui shalat, memerintahkan yang ma'ruf serta mencegah dari yang munkar.
<br />
<br />Adakah engkau demikian wahai ayah?
<br />Saya berharap engkau sudah memenuhi semuanya sehingga hanya tinggal menyampaikannya kepada anakmu.
<br />Karena jika tenyata engkaupun belum demikian…maka ini adalah mushibah dari sebenar-benar mushibah, dan kita berlindung darinya.
<br />
<br />Setelah itu, Luqman mewasiati anaknya agar berhias dengan akhlaq yang mulia yang akan mengangkat jiwanya dan akan tinggi derajatnya. Janganlah sombong dan menghina sesama. Sederhanalah dalam berjalan dan lunakkanlah suara dalam pembicaraan. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Luqman: 19)
<br />
<br />Inilah wahai Ayah, sejumlah wasiat dari ayah yang begitu sangat menyayangi dan mendambakan kebahagian bagi si buah hati.
<br />
<br />Pernahkah engkau menyampaikannya pada anakmu, sebagiannya atau bahkan seluruhnya..?!
<br />
<br />Ada fenomena yang sangat kita sesali dan kita keluhkan semuanya kepada Allah, yakni sebagian ayah berusaha mematahkan semangat anaknya dan menghalangi kesungguhannya ketika melihat bahwa Allah telah memberikan hidayah kepadanya untuk mendalami dan mengamalkan ilmu agama. Bahkan di antara mereka ada yang sampai menghasut dan menakut-nakuti serta menebar was-was.
<br />Mereka mengatakan bahwa belajar agama hanya akan mengikat kebebasan jiwa.
<br />Mereka juga mencela dan juga memperolok-oloknya, sehingga tidak tahu lagi apakah yang dicela itu adalah orangnya atau agama yang dibawanya.
<br />Maka apakah ini perlakuannmu terhadap apa yang menjadi amanatmu?
<br />Apakah ini yang engkau nasihatkan kepada mereka?
<br />
<br />Takutlah engkau kepada Allah!
<br />
<br />Takutlah bahwasanya Allah sentiasa mengawasi bagaimana engkau mendidik mereka.
<br />Ajarilah mereka apa yang bermanfaat baginya dari urusan agama dan dunianya.
<br />Dan tiadalah kehidupan dunia ini selain dari main-main dan sendau gurau belaka.
<br />Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertaqwa.
<br />Maka tidaklah kamu memahaminya!(Al-An'am:32)
<br />
<br />Ayah….!
<br />Engkau telah menyiapkan anakmu untuk menghadapi ujian dunia.
<br />Maka takutlah kepada Allah dan ketahuilah olehmu serta beritahukanlah kepada anak-anakmu bahwa barang dagangan Allah (surga) jauh lebih berharga dan lebih mahal dari perhiasan dunia.
<br />Dan ajarkanlah serta beritahukanlah mereka bahwa kesuksesan yang hakiki ada pada membatasi diri pada apa yang Allah ridlai.
<br />Beritahukanlah kepada mereka dan ketahui olehmu juga bahwa kebahagiaan yang hakiki ada pada taqwa dan ta'at kepada Allah.
<br />
<br />Serta ketahuilah olehmu bahwa kaki seorang hamba tidak akan bergeser sejengkalpun dari posisinya pada hari kiamat dan akan diadukan kezhalimannya oleh orang yang pernah dizhaliminya.
<br />Anak akan senang bisa mendapatkan ayahnya untuk mengadukan kezhaliman yang pernah dilakukannya, demikian juga istrinya.
<br />Pada hari kiamat nanti anak-anak akan membantah dan menyalahkan ayah-ayah mereka dengan berkata:
<br />Wahai Rabb kami, ambil lah hak kami pada ayah kami yang zhalim ini. Dia telah menyebabkan kami tidak melakukan apa yang Engkau ridlai.
<br />Dialah yang telah mendidik kami tidak ubahnya binatang ternak.
<br />Dialah yang mendatangkan berbagai hal yang membinasakan dan tidaklah ada satu kerusakan melainkan didatangkannya ke hadapan kami.
<br />Maka apakah yang nanti akan engkau katakan untuk menjawab semuanya itu wahai Ayah yang penyayang, yang begitu sayangnya sehingga menjerumuskan anaknya pada kebinasaan?
<br />Bahkan pada akhirnya nanti sama-sama ada dalam kebinasaan.
<br />Yaitu pada hari dimana tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak.
<br />Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih. (Asy-Syu'araa': 88-89)
<br />
<br />Maka di manakah hartamu?
<br />Di manakah anak yang engkau banggakan itu?
<br />
<br />Mereka justru menyalahkanmu dan menyeretmu untuk ikut merasakan panas neraka karena engkaulah yang punya andil besar untuk itu.
<br />
<br />Kita berlindung kepada Allah dari semua itu dan memohon agar Allah menunjukkan kita kepada kebaikan dan memberikan kekuatan dan kemudahan untuk menempuhnya serta dimatikan di atasnya, serta kita memohon kepada-Nya agar menyelamatkan kita, keluarga serta anak keturunan kita dari adzab-Nya yang pedih.
<br />Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
<br />
<br />Terakhir wahai Ayah!
<br />Bertaqwalah engkau kepada Allah.
<br />Takutlah Engkau kepada-Nya pada apa yang engkau lakukan untuk anakmu.
<br />Perbaikilah pendidikan mereka!
<br />
<br />Jagalah mereka dari segala kerusakan dan kealpaan dalam segala kebaikan.
<br />Lakukanlah sejak sekarang selama mereka masih ada di hadapan kalian.
<br />Selama kalian masih bisa bersungguh-sungguh mengusahakan.
<br />Lakukanlah segera sebelum kalian hanya bisa melakukan celaan dan penyesalan yaitu pada hari dimana tidak akan bermanfaat lagi celaan dan penyesalan.
<br />Dan Allah lah tempat kita meminta perlidungan dan pertolongan.
<br />
<br />Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu); di sisi Allah lah pahala yang besar. (At-Thagaabun: 15)
<br />
<br />Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak pernah mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. (At-Tahrim: 6)
<br />
<br />
<br />Semoga bermanfaat.
<br />Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda notes ini bermanfaat.
<br />
<br />Sumber: http://www.perpustakaan-islam.com</span>
<br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-32321090494761747302011-09-04T15:12:00.002+02:002011-09-04T15:16:24.401+02:00Curahan Hati Seorang Ibu<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBduayWozJrk85YIjudQlO0kRwgLsfsUCWkXYeTH2Cdov4myREnT1XPSYSIZ3H-9fvVa6PVkukbh-Ew059v-4KXkeLxkmqDXsoYa8DdvKtEsYsqNZ6VTZ5Ma1dlFGlFqBgpATDrNF7a_Sp/s1600/hari-ibu.gif" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 300px; height: 300px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBduayWozJrk85YIjudQlO0kRwgLsfsUCWkXYeTH2Cdov4myREnT1XPSYSIZ3H-9fvVa6PVkukbh-Ew059v-4KXkeLxkmqDXsoYa8DdvKtEsYsqNZ6VTZ5Ma1dlFGlFqBgpATDrNF7a_Sp/s320/hari-ibu.gif" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5648492609335888466" /></a>
<br /><span class="Apple-style-span" >Assalamu’alaikum,
<br />Segala puji Ibu panjatkan kehadirat Allah ta’ala yang telah memudahkan Ibu untuk beribadah kepada-Nya. Shalawat serta salam Ibu sampaikan kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan para sahabatnya. Amin…
<br />
<br />Wahai anakku,
<br />Surat ini datang dari Ibumu yang selalu dirundung sengsara… Setelah berpikir panjang Ibu mencoba untuk menulis dan menggoreskan pena, sekalipun keraguan dan rasa malu menyelimuti diri. Setiap kali menulis, setiap kali itu pula gores tulisan terhalang oleh tangis, dan setiap kali menitikkan air mata setiap itu pula hati terluka…
<br />
<br />Wahai anakku!
<br />Sepanjang masa yang telah engkau lewati, kulihat engkau telah menjadi laki-laki dewasa, laki-laki yang cerdas dan bijak! Karenanya engkau pantas membaca tulisan ini, sekalipun nantinya engkau remas kertas ini lalu engkau merobeknya, sebagaimana sebelumnya engkau telah remas hati dan telah engkau robek pula perasaanku.
<br /></span><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span" >
<br />Wahai anakku!
<br />25 tahun telah berlalu, dan tahun-tahun itu merupakan tahun kebahagiaan dalam kehidupanku. Suatu ketika dokter datang menyampaikan kabar tentang kehamilanku dan semua ibu sangat mengetahui arti kalimat tersebut. Bercampur rasa gembira dan bahagia dalam diri ini sebagaimana ia adalah awal mula dari perubahan fisik dan emosi…
<br />
<br />Semenjak kabar gembira tersebut aku membawamu 9 bulan. Tidur, berdiri, makan dan bernafas dalam kesulitan. Akan tetapi itu semua tidak mengurangi cinta dan kasih sayangku kepadamu, bahkan ia tumbuh bersama berjalannya waktu.
<br />
<br />Aku mengandungmu, wahai anakku!
<br />Pada kondisi lemah di atas lemah, bersamaan dengan itu aku begitu gembira tatkala merasakan melihat terjangan kakimu dan balikan badanmu di perutku. Aku merasa puas setiap aku menimbang diriku, karena semakin hari semakin bertambah berat perutku, berarti engkau sehat wal afiat dalam rahimku.
<br />
<br />Penderitaan yang berkepanjangan menderaku, sampailah saat itu, ketika fajar pada malam itu, yang aku tidak dapat tidur dan memejamkan mataku barang sekejap pun. Aku merasakan sakit yang tidak tertahankan dan rasa takut yang tidak bisa dilukiskan.
<br />
<br />Sakit itu terus berlanjut sehingga membuatku tidak dapat lagi menangis. Sebanyak itu pula aku melihat kematian menari-nari di pelupuk mataku, hingga tibalah waktunya engkau keluar ke dunia. Engkau pun lahir… Tangisku bercampur dengan tangismu, air mata kebahagiaan. Dengan semua itu, sirna semua keletihan dan kesedihan, hilang semua sakit dan penderitaan, bahkan kasihku padamu semakin bertambah dengan bertambah kuatnya sakit. Aku raih dirimu sebelum aku meraih minuman, aku peluk cium dirimu sebelum meneguk satu tetes air ke kerongkonganku.
<br />
<br />Wahai anakku…
<br />telah berlalu tahun dari usiamu, aku membawamu dengan hatiku dan memandikanmu dengan kedua tangan kasih sayangku. Saripati hidupku kuberikan kepadamu. Aku tidak tidur demi tidurmu, berletih demi kebahagiaanmu.
<br />
<br />Harapanku pada setiap harinya, agar aku melihat senyumanmu. Kebahagiaanku setiap saat adalah celotehmu dalam meminta sesuatu, agar aku berbuat sesuatu untukmu… itulah kebahagiaanku!
<br />
<br />Kemudian, berlalulah waktu. Hari berganti hari, bulan berganti bulan dan tahun berganti tahun. Selama itu pula aku setia menjadi pelayanmu yang tidak pernah lalai, menjadi dayangmu yang tidak pernah berhenti, dan menjadi pekerjamu yang tidak pernah mengenal lelah serta mendo’akan selalu kebaikan dan taufiq untukmu.
<br />
<br />Aku selalu memperhatikan dirimu hari demi hari hingga engkau menjadi dewasa. Badanmu yang tegap, ototmu yang kekar, kumis dan jambang tipis yang telah menghiasi wajahmu, telah menambah ketampananmu. Tatkala itu aku mulai melirik ke kiri dan ke kanan demi mencari pasangan hidupmu.
<br />Semakin dekat hari perkimpoianmu, semakin dekat pula hari kepergianmu. saat itu pula hatiku mulai serasa teriris-iris, air mataku mengalir, entah apa rasanya hati ini. Bahagia telah bercampur dengan duka, tangis telah bercampur pula dengan tawa. Bahagia karena engkau mendapatkan pasangan dan sedih karena engkau pelipur hatiku akan berpisah denganku.
<br />
<br />Waktu berlalu seakan-akan aku menyeretnya dengan berat. Kiranya setelah perkimpoian itu aku tidak lagi mengenal dirimu, senyummu yang selama ini menjadi pelipur duka dan kesedihan, sekarang telah sirna bagaikan matahari yang ditutupi oleh kegelapan malam. Tawamu yang selama ini kujadikan buluh perindu, sekarang telah tenggelam seperti batu yang dijatuhkan ke dalam kolam yang hening, dengan dedaunan yang berguguran. Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi karena engkau telah melupakanku dan melupakan hakku.
<br />
<br />Terasa lama hari-hari yang kulewati hanya untuk ingin melihat rupamu. Detik demi detik kuhitung demi mendengarkan suaramu. Akan tetapi penantian kurasakan sangat panjang. Aku selalu berdiri di pintu hanya untuk melihat dan menanti kedatanganmu. Setiap kali berderit pintu aku manyangka bahwa engkaulah orang yang datang itu. Setiap kali telepon berdering aku merasa bahwa engkaulah yang menelepon. Setiap suara kendaraan yang lewat aku merasa bahwa engkaulah yang datang.
<br />
<br />Akan tetapi, semua itu tidak ada. Penantianku sia-sia dan harapanku hancur berkeping, yang ada hanya keputusasaan. Yang tersisa hanyalah kesedihan dari semua keletihan yang selama ini kurasakan. Sambil menangisi diri dan nasib yang memang telah ditakdirkan oleh-Nya.
<br />
<br />Anakku…
<br />ibumu ini tidaklah meminta banyak, dan tidaklah menagih kepadamu yang bukan-bukan. Yang Ibu pinta, jadikan ibumu sebagai sahabat dalam kehidupanmu. Jadikanlah ibumu yang malang ini sebagai pembantu di rumahmu, agar bisa juga aku menatap wajahmu, agar Ibu teringat pula dengan hari-hari bahagia masa kecilmu.
<br />
<br />Dan Ibu memohon kepadamu, Nak!
<br />Janganlah engkau memasang jerat permusuhan denganku, jangan engkau buang wajahmu ketika Ibu hendak memandang wajahmu!!
<br />
<br />Yang Ibu tagih kepadamu, jadikanlah rumah ibumu, salah satu tempat persinggahanmu, agar engkau dapat sekali-kali singgah ke sana sekalipun hanya satu detik. Jangan jadikan ia sebagai tempat sampah yang tidak pernah engkau kunjungi, atau sekiranya terpaksa engkau datangi sambil engkau tutup hidungmu dan engkaupun berlalu pergi.
<br />
<br />Anakku,
<br />telah bungkuk pula punggungku. Bergemetar tanganku, karena badanku telah dimakan oleh usia dan digerogoti oleh penyakit… Berdiri seharusnya dipapah, dudukpun seharusnya dibopong, sekalipun begitu cintaku kepadamu masih seperti dulu… Masih seperti lautan yang tidak pernah kering. Masih seperti angin yang tidak pernah berhenti.
<br />
<br />Sekiranya engakau dimuliakan satu hari saja oleh seseorang, niscaya engkau akan balas kebaikannya dengan kebaikan setimpal. Sedangkan kepada ibumu… Mana balas budimu, nak!?
<br />
<br />Mana balasan baikmu!
<br />Bukankah air susu seharusnya dibalas dengan air susu serupa?! Akan tetapi kenapa nak! Susu yang Ibu berikan engkau balas dengan tuba. Bukankah Allah ta’ala telah berfirman, “Bukankah balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula?!” (QS. Ar Rahman: 60) Sampai begitu keraskah hatimu, dan sudah begitu jauhkah dirimu?! Setelah berlalunya hari dan berselangnya waktu?!
<br />
<br />Wahai anakku, setiap kali aku mendengar bahwa engkau bahagia dengan hidupmu, setiap itu pula bertambah kebahagiaanku. Bagaimana tidak, engkau adalah buah dari kedua tanganku, engkaulah hasil dari keletihanku.
<br />
<br />Engkaulah laba dari semua usahaku! Kiranya dosa apa yang telah kuperbuat sehingga engkau jadikan diriku musuh bebuyutanmu?! Pernahkah aku berbuat khilaf dalam salah satu waktu selama bergaul denganmu, atau pernahkah aku berbuat lalai dalam melayanimu?
<br />
<br />Terus, jika tidak demikian, sulitkah bagimu menjadikan statusku sebagai budak dan pembantu yang paling hina dari sekian banyak pembantumu . Semua mereka telah mendapatkan upahnya!? Mana upah yang layak untukku wahai anakku!
<br />
<br />Dapatkah engkau berikan sedikit perlindungan kepadaku di bawah naungan kebesaranmu? Dapatkah engkau menganugerahkan sedikit kasih sayangmu demi mengobati derita orang tua yang malang ini? Sedangkan Allah ta’ala mencintai orang yang berbuat baik.
<br />
<br />Wahai anakku!!
<br />Aku hanya ingin melihat wajahmu, dan aku tidak menginginkan yang lain.
<br />
<br />Wahai anakku!
<br />Hatiku teriris, air mataku mengalir, sedangkan engkau sehat wal afiat. Orang-orang sering mengatakan bahwa engkau seorang laki-laki supel, dermawan, dan berbudi.
<br />
<br />Anakku…
<br />Tidak tersentuhkah hatimu terhadap seorang wanita tua yang lemah, tidak terenyuhkah jiwamu melihat orang tua yang telah renta ini, ia binasa dimakan oleh rindu, berselimutkan kesedihan dan berpakaian kedukaan!? Bukan karena apa-apa?! Akan tetapi hanya karena engkau telah berhasil mengalirkan air matanya… Hanya karena engkau telah membalasnya dengan luka di hatinya… hanya karena engkau telah pandai menikam dirinya dengan belati durhakamu tepat menghujam jantungnya… hanya karena engkau telah berhasil pula memutuskan tali silaturrahim?!
<br />
<br />Wahai anakku,
<br />ibumu inilah sebenarnya pintu surga bagimu. Maka titilah jembatan itu menujunya, lewatilah jalannya dengan senyuman yang manis, pemaafan dan balas budi yang baik. Semoga aku bertemu denganmu di sana dengan kasih sayang Allah ta’ala, sebagaimana dalam hadits: “Orang tua adalah pintu surga yang di tengah. Sekiranya engkau mau, maka sia-siakanlah pintu itu atau jagalah!!” (HR. Ahmad)
<br />
<br />Anakku.
<br />Aku sangat mengenalmu, tahu sifat dan akhlakmu. Semenjak engkau telah beranjak dewasa saat itu pula tamak dan labamu kepada pahala dan surga begitu tinggi. Engkau selalu bercerita tentang keutamaan shalat berjamaah dan shaf pertama. Engkau selalu berniat untuk berinfak dan bersedekah.
<br />
<br />Akan tetapi, anakku!
<br />Mungkin ada satu hadits yang terlupakan olehmu! Satu keutamaan besar yang terlalaikan olehmu yaitu bahwa Nabi yang mulia shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Dari Ibnu Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata: Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai Rasulullah, amal apa yang paling mulia? Beliau bersabda: “Shalat pada waktunya”, aku berkata: “Kemudian apa, wahai Rasulullah?” Beliau bersabda: “Berbakti kepada kedua orang tua”, dan aku berkata: “Kemudian, wahai Rasulullah!” Beliau menjawab, “Jihad di jalan Allah”, lalu beliau diam. Sekiranya aku bertanya lagi, niscaya beliau akan menjawabnya. (Muttafaqun ‘alaih)
<br />
<br />Wahai anakku!!
<br />Ini aku, pahalamu, tanpa engkau bersusah payah untuk memerdekakan budak atau berletih dalam berinfak. Pernahkah engkau mendengar cerita seorang ayah yang telah meninggalkan keluarga dan anak-anaknya dan berangkat jauh dari negerinya untuk mencari tambang emas?! Setelah tiga puluh tahun dalam perantauan, kiranya yang ia bawa pulang hanya tangan hampa dan kegagalan. Dia telah gagal dalam usahanya. Setibanya di rumah, orang tersebut tidak lagi melihat gubuk reotnya, tetapi yang dilihatnya adalah sebuah perusahaan tambang emas yang besar. Berletih mencari emas di negeri orang kiranya, di sebelah gubuk reotnya orang mendirikan tambang emas.
<br />
<br />Begitulah perumpamaanmu dengan kebaikan. Engkau berletih mencari pahala, engkau telah beramal banyak, tapi engkau telah lupa bahwa di dekatmu ada pahala yang maha besar. Di sampingmu ada orang yang dapat menghalangi atau mempercepat amalmu. Bukankah ridhoku adalah keridhoan Allah ta’ala, dan murkaku adalah kemurkaan-Nya?
<br />
<br />Anakku,
<br />yang aku cemaskan terhadapmu, yang aku takutkan bahwa jangan-jangan engkaulah yang dimaksudkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sabdanya: “Merugilah seseorang, merugilah seseorang, merugilah seseorang”, dikatakan, “Siapa dia,wahai Rasulullah?, Rasulullah menjawab, “Orang yang mendapatkan kedua ayah ibunya ketika tua, dan tidak memasukkannya ke surga”. (HR. Muslim)
<br />
<br />Anakku…
<br />Aku tidak akan angkat keluhan ini ke langit dan aku tidak adukan duka ini kepada Allah, karena sekiranya keluhan ini telah membumbung menembus awan, melewati pintu-pintu langit, maka akan menimpamu kebinasaan dan kesengsaraan yang tidak ada obatnya dan tidak ada dokter yang dapat menyembuhkannya. Aku tidak akan melakukannya, Nak! Bagaimana aku akan melakukannya sedangkan engkau adalah jantung hatiku… Bagaimana ibumu ini kuat menengadahkan tangannya ke langit sedangkan engkau adalah pelipur laraku. Bagaimana Ibu tega melihatmu merana terkena do’a mustajab, padahal engkau bagiku adalah kebahagiaan hidupku.
<br />
<br />Bangunlah Nak!
<br />Uban sudah mulai merambat di kepalamu. Akan berlalu masa hingga engkau akan menjadi tua pula, dan al jaza’ min jinsil amal… “Engkau akan memetik sesuai dengan apa yang engkau tanam…” Aku tidak ingin engkau nantinya menulis surat yang sama kepada anak-anakmu, engkau tulis dengan air matamu sebagaimana aku menulisnya dengan air mata itu pula kepadamu.
<br />
<br />Wahai anakku,
<br />bertaqwalah kepada Allah pada ibumu, peganglah kakinya!! Sesungguhnya surga di kakinya. Basuhlah air matanya, balurlah kesedihannya, kencangkan tulang ringkihnya, dan kokohkan badannya yang telah lapuk.Anakku… Setelah engkau membaca surat ini,terserah padamu! Apakah engkau sadar dan akan kembali atau engkau ingin merobeknya.
<br />
<br />Wassalam,
<br />Ibumu
<br />
<br />
<br />Semoga kita bisa mengambil hikmah dari catatan ini
<br />
<br />Silahkan SHARE ke rekan anda jika menurut anda note ini bermanfaat
<br />
<br />‘Kutitip Surat Ini Untukmu’
<br />karya Ustadz Armen Halim Naro, Lc</span>
<br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-2245733905407579652011-09-04T15:05:00.004+02:002011-09-04T16:02:44.355+02:00Sebuah Solusi Ekonomi<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr7kNxLtt0oEGmjLGXk0MA8KyzGrMrG8Ji66DQL610Mdq2U6i-DtotT-G1K6gcTv3P8ANMbOkf5BxXZ79G3MsZQQN_iBFGrNMmXtMAqe4_rppJGE4A-xitx3YUYJ3awIAv1IiJbvpaI5MC/s1600/ekonomi-islam1.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 194px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjr7kNxLtt0oEGmjLGXk0MA8KyzGrMrG8Ji66DQL610Mdq2U6i-DtotT-G1K6gcTv3P8ANMbOkf5BxXZ79G3MsZQQN_iBFGrNMmXtMAqe4_rppJGE4A-xitx3YUYJ3awIAv1IiJbvpaI5MC/s320/ekonomi-islam1.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5648504123351918770" /></a>
<br /><span class="Apple-style-span">Islamic Based Economy – Sebuah Solusi Ekonomi Mandiri
<br />
<br />Prolog
<br />Dari negara yang dijuluki Macan Asia, Indonesia masuk menjadi negara yang bisa dijuluki Tikus Asia karena dulu sebagai macan ditakuti oleh negara-negara pesaingnya bahkan negara adidaya, sementara sekarang sebagai tikus dihidupi oleh sisa sisa konsumsi negara-negara pesaingnya dan negara adidaya. Daging yang dikonsumsi sang macan maupun sisa-sisa yang dikonsumsi si tikus tersebut dikemas dalam bentuk pinjaman riba yang tentu saja pada dasarnya memperburuk kondisi Indonesia itu sendiri. Tidak ada sesuatu yang bersih (halalan thayyiban) yang menjadi sumber makanan sang macan ataupun si tikus untuk tumbuh berkembang dengan baik.
<br />
<br />Firman Allah dalam Kitab Suci Al Qur’an surah Al Baqarah ayat 275-276; 278-279 menyatakan:
<br />“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan karena mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambil dahulu (sebelum datang larangan); dan urusan (terserah) kepada Allah. Orang-orang yang mengulangi (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa.”
<br /></span><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span">
<br />“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman. Maka jika kamu tidak mengerjakan (meninggalkan sisa riba) maka ketahuilah, bahwa Allah dan Rasul-Nya akan memerangimu. Dan jika kamu bertaubat (dari pengambilan riba), maka bagimu pokok hartamu; kamu tidak menganiaya dan tidak pula dianiaya.”
<br />
<br />Marshall Plan Vs Pinjaman Riba
<br />Amerika Serikat membantu Eropa Barat setelah Perang Dunia II melalui Marshall Plan-nya, yang mana Eropa Barat membayar bantuan Amerika Serikat tersebut dengan barang-barang kebutuhan Amerika Serikat selama beberapa tahun. Apa yang dilakukan Amerika Serikat terhadap Eropa Barat pada saat itu sangat bisa dikategorikan sebagai pembiayaan As-Salam (In-Front Payment Sale), di mana bantuan tersebut adalah jual beli dibayar di depan antara Amerika Serikat dan Eropa Barat atas barang-barang yang menjadi kebutuhan Amerika Serikat selama beberapa tahun. Marshall Plan telah membuat Eropa Barat bergiat dalam kegiatan ekspor barang-barang ke Amerika Serikat, dan Amerika Serikat bisa berkonsentrasi dalam pembuatan barang-barang kebutuhannya yang lain secara lebih spesifik.
<br />
<br />Ketika masih menimba ilmu di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia belasan tahun yang lewat, penulis ingat bahwa cerita mengenai Marshall Plan ini digembar-gemborkan oleh beberapa tokoh pengambil keputusan ekonomi Indonesia yang biasa disebut “Berkeley Mafia”. Cerita Marshall Plan ini menjadi justifikasi pemerintah Indonesia di masa itu untuk meminjam terus menerus dari negara-negara barat (direpresentasikan oleh IGGI – Inter Governmental Group on Indonesia) yang katanya hanya dikenakan “bunga lunak” demi pembangunan di Indonesia. Hal seperti ini terus dilakukan oleh pemerintah Indonesia sekarang ini melalui CGI (Consultative Group on Indonesia), World Bank, IMF (International Monetary Fund), dan sebagainya. Marshall Plan yang dilakukan Amerika Serikat atas Eropa Barat jelas-jelas berbeda dengan pinjaman bunga-berbunga yang dilakukan negara-negara barat atas Indonesia. Marshall Plan mempunyai substansi As-Salam sebagai salah satu bagian dari Islamic Based Economy, sementara pinjaman-pinjaman bunga berbunga adalah sangat ditentang dalam Islamic Based Economy.
<br />
<br />Eropa Barat dapat terus tumbuh setelah menerima bantuan Amerika Serikat melalui Marshall Plan. Sementara dalam kenyataannya, pinjaman-pinjaman riba yang dikemas dengan nama bantuan luar negeri sempat membuat Indonesia disinyalir mempunyai pertumbuhan ekonomi yang luar biasa. Namun pertumbuhan ekonomi tersebut sangat rentan dan dapat dengan mudah dihancurkan karena sistem ekonomi dan keuangannya tidak mandiri dan sangat bergantung dengan negara-negara barat. Pada masa sekarang ini, kita melihat bahwa sistem ekonomi dan keuangan yang tidak mandiri ini membuat Indonesia sangat bisa didikte oleh negara-negara barat. Pendiktean tersebut tidak hanya dalam hal ekonomi dan keuangan, namun juga dalam hal politik dan pemerintahan.
<br />
<br />Islamic Based Economy
<br />Islamic Based Economy (IBE) mengintisarikan bahwa riba dilarang, jual beli dan profit / revenue sharing yang didasari oleh risk sharing (muqaradhah / mudharabah) dan kemandirian dalam pemenuhan kebutuhan sendiri adalah halal dan diberkati.
<br />
<br />Firman Allah SWT & Hadits Rasulullah Muhammad SAW menyatakan: “Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba” (Q.S.: Al Baqarah:275). Dari Suhaib Ar Rumi r.a., bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda, “Tiga hal yang di dalamnya terdapat keberkatan: jual beli secara tangguh, muqaradhah (mudharabah), dan mencampur gandum dengan tepung untuk keperluan rumah, bukan untuk dijual” (H.R. Ibnu Majah).
<br />
<br />Ekonomi riba yang mendasari ekonomi Indonesia selama ini, telah menjadikan Indonesia menjadi negara dengan ekonomi biaya tinggi. Hal ini seharusnya tidak terjadi jika Indonesia mengaplikasikan Al Qur’an dan Hadits Rasulullah SAW dalam ekonominya. Pembahasan dengan grafik-grafik berikut ini memperjelas bagaimana profit / revenue sharing dalam IBE menghasilkan economies of scale yang lebih baik dibandingkan ekonomi konvensional yang riba dalam skala mikro.
<br />
<br />Profit / revenue sharing apabila diterapkan dalam skala ekonomi makro akan sangat mendorong efektivitas dan efisiensi ekonomi dalam negeri. Efektivitas dan efisiensi ekonomi dalam negeri akan meningkatkan transaksi perdagangan barang dan jasa dalam negeri. Peningkatan transaksi perdagangan barang dan jasa dalam negeri akan menghasilkan kemandirian dalam ekonomi.
<br />
<br />Kemandirian Ekonomi
<br />Self-sufficient economy atau ekonomi mandiri harus menjadi tujuan utama negara dalam kiprahnya menjamin eksistensi bangsa. Kemandirian ekonomi bukan berarti menarik diri dari perdagangan, jasa dan ekonomi internasional. Namun kiprah dalam perdagangan, jasa dan ekonomi internasional itu dilakukan semata-mata karena ada kekurangan-kekurangan dalam perdagangan, jasa dan ekonomi yang benar-benar tidak dapat dipenuhi di dalam negeri; bukan karena dikondisikan oleh satu dan lain hal untuk tidak dapat dipenuhi (misalkan karena kolusi, korupsi dan nepotisme).
<br />
<br />Dalam sidang CGI beberapa tahun yang lewat, wacana Indonesia dimasukkan ke dalam kategori less developed country pernah mencuat untuk mendapatkan potongan hutang luar negeri sampai 80% dari outstandingnya. Hal ini memang dimungkinkan, melihat dari pengalaman beberapa negara Amerika Latin (salah satunya Brazil). Indonesia tidak cukup berani untuk membawa dan merealisasikan wacana tersebut ke dunia internasional, dengan alasan bahwa Indonesia masih cukup mampu membayar hutang-hutangnya dan Indonesia tidak ingin kehilangan investor-investor asing yang sudah ada dan yang potensial masuk ke Indonesia. Padahal investor riil jumlahnya lebih sedikit dari pada lender riba yang sudah ada dan yang potensial untuk masuk. Dengan alasan yang masih sama, Indonesia terus menerus berusaha meminjam dari IMF yang dikuasai negara-negara barat. Indonesia terus-menerus melakukan kebijakan riba untuk keluar dari masalah ekonomi yang disebabkan oleh hal-hal yang bersifat riba.
<br />
<br />Sudah saatnya kita mencoba keluar dari lingkaran setan ini dengan melakukan taubat nasuha. Hentikan mengusahakan pinjaman riba dari negara-negara barat. Jalin hubungan lebih baik lagi atas negara-negara potensial yang mempunyai ikatan kuat dalam spiritual Islam dengan sebagian besar penduduk Indonesia. Ajak mereka untuk menjadi investor riil di Indonesia melalui hal-hal yang diintisarikan dalam IBE dengan cara mengaplikasikan IBE dalam perekonomian kita.
<br />
<br />Penutup
<br />Tidak berlebihan rasanya jika dikatakan penerapan IBE akan terus bergulir, mengingat banyak daerah yang menuntut diberikan otonomi untuk menjalankan kebijakan di daerahnya sesuai dengan syariat Islam. Islamic Based Economy – IBE adalah aplikasi syariat Islam dalam perekonomian. Konsep IBE ini dimunculkan sebagai upaya kontribusi terhadap pengembangan perekonomian Indonesia yang lebih sesuai dengan syariah, yaitu keterkaitan yang erat antara sektor keuangan dengan sektor riil dan tanpa riba. Insya Allah, ijtihad ini dapat berhasil guna bagi pihak-pihak yang menerapkannya.
<br />
<br />Muhammad Gunawan Yasni, MM, CIFA (pengembang produk keuangan syariah di PT Bahana Artha Ventura</span>
<br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-21597593434951576622011-09-04T14:25:00.005+02:002011-09-04T16:54:55.722+02:00PERKEMBANGAN DAN KENDALA EKONOMI ISLAM DI INDONESIA<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIYUvgx_UVwlOZONK95miEC3a29QaGvvykVx4hvvz8kbgN0AGyT4UUPrhW7373vGRGKZIoOEWCV3JiPjhAj-pp_HsmASTDsQgB0TEAOVF05CLQHcifwgLDuKbaOXwQ0p-iG328gFBdJ8bE/s1600/ekonomi-islam1+%25281%2529.jpg" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 320px; height: 309px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiIYUvgx_UVwlOZONK95miEC3a29QaGvvykVx4hvvz8kbgN0AGyT4UUPrhW7373vGRGKZIoOEWCV3JiPjhAj-pp_HsmASTDsQgB0TEAOVF05CLQHcifwgLDuKbaOXwQ0p-iG328gFBdJ8bE/s320/ekonomi-islam1+%25281%2529.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5648504286990669202" /></a>
<br /><span class="Apple-style-span">A. Pendahuluan
<br />Dewasa ini masih banyak kalangan yang melihat Islam secara parsial dimana Islam hanya diwujudkan dalam bentuk ritualisme ibadah semata dan menganggap bahwa Islam tidak ada kaitannya dengan dunia perbankan, pasar modal, asuransi, transaksi eksport import, dll. Bahkan mereka beranggapan bahwa Islam dengan sistem nilai dan tatanan normatifnya sebagai penghambat perekonomian suatu bangsa, sebaliknya kegiatan ekonomi dan keuangan akan semakin meningkat dan berkembang bila dibebaskan dari nilai-nilai normatif dan ketentuan Ilahi.
<br />
<br />Cara pandang di atas bisa dikatakan sempit dan belum melihat Islam secara “kaffah”. Islam adalah agama yang universal, bagi mereka yang dapat memahami dan melaksanakan ajaran Islam secara utuh dan total akan sadar bahwa sistem perekonomian akan tumbuh dan berkembang dengan baik bila didasari oleh nilai-nilai dan prinsip syari’ah Islam, dalam penerapannya pada segenap aspek kehidupan bisnis dan transaksi ummat.
<br /></span><div class="fullpost"><span class="Apple-style-span">
<br />Sistem Perekonomian Islam bersifat universal artinya dapat digunakan oleh siapapun tidak terbatas pada umat Islam saja, dalam bidang apapun serta tidak dibatasi oleh waktu ataupun zaman sehingga cocok untuk diterapkan dalam kondisi apapun asalkan tetap berpegang pada kerangka kerja atau acuan norma-norma islami. Al-Qur’an dan Al-Hadits merupakan landasan hukum yang lengkap dalam mengatur segala aspek kehidupan ummat, khususnya di bidang ekonomi antara lain:
<br />- Islam dirancang sebagai rahmat untuk seluruh ummat, menjadikan kehidupan lebih sejahtera dan bernilai, tidak miskin dan tidak menderita (Q.S. Al-Anbiya : 107).
<br />- Harta adalah amanat Allah, untuk mendapatkan dan memanfaatkannya harus sesuai dengan ajaran Islam (Q.Q. Al-Anfal : 28).
<br />- Larangan menjalankan usaha yang haram (Q.S.Al-Baqarah : 273-281).
<br />- Larangan merugikan orang lain (Q.S.Asy-Syuara : 183).
<br />- Kesaksian dalam mu’amalah (Q.S.Al-Baqarah : 282-283), dll.
<br />
<br />Anggapan tersebut telah terbukti dengan adanya krisis ekonomi dan moneter yang melanda Indonesia dan Asia beberapa waktu yang lalu bahwa sistem yang kita anut dan dibanggakan selama ini khususnya di bidang perbankan kiranya tidak mampu untuk menanggulangi dan mengatasi kondisi yangada, bahkan terkesan sistem yang ada saat ini dengan tidak adanya nilai-nilai Ilahi yang melandasi operasional perbankan dan lembaga keuangan lainnya sebagai penyebab tumbuh dan berkembangnya “perampok berdasi” yang telah menghancurkan sendi-sendi perekonomian bangsa Indonesia sendiri. Sebaliknya bagi dunia perbankan dan lembaga keuangan Islam yang dalam operasionalnya bersendi pada Syari’ah Islam, krisis ekonomi dan moneter yang terjadi merupakan moment positif dimana bisa menunjukkan dan memberikan bukti secara nyata dan jelas kepada dunia perbankan khususnya bahwa Bank yang berlandaskan Syari’ah Islam tetap dapat hidup dan berkembang dalam kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan.
<br />
<br />Dengan bukti di atas, sudah saatnya bagi para penguasa negara, alim ulama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk membuka mata dan merubah cara pandang yang ada bahwa Sistem Perbankan Syari’ah merupakan alternatif yang cocok untuk ditumbuh kembangkan dalam dunia perbankan Indonesia dewasa ini. Namun disayangkan perkembangan Perbankan Syari’ah di Indonesia terkesan lambat dan kurang dikelola secara serius, terbukti dari data yang diperoleh dari BI Surabaya per Maret 2000 jumlah BPR Konvensional yang ada di Jawa Timur mencapai 427 sedangkan BPR Syari’ah baru mencapai 6 (1,4%), dimana 5 diantaranya tergolong sehat dan 1 kurang sehat.
<br />
<br />Kurang berkembangnya Sistem Perekonomian Islam, khususnya Perbankan Syari’ah di Indonesia terletak pada umat Islam sendiri. Masih banyak umat Islam di Indonesia yang belum paham akan ekonomi Islam ataupun tidak menjalankan sebagaimana mestinya, banyak diantaranya yang merasa takut menjadi miskin karenanya, padahal dalam Q.S Al-Baqarah : 268 dikatakan:
<br />"Syaitan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui".
<br />Apabila perekonomian di Indonesia telah didasari oleh norma-norma Islam tentunya tidak akan ditemukan kemiskinan ataupun penurunan taraf hidup dan perekonomian ummat seperti yang terjadi saat ini.
<br />
<br />Dalam makalah ini penulis lebih memfokuskan pada perkembangan Perbankan Syari’ah sebagai sub unit financial yang merupakan bagian dari sub sistem ekonomi ditinjau dari mitos dan kenyataan yang terjadi dalam prakteknya, serta peranan Perguruan Tinggi sebagai sub sistem pendidikan dalam kaitannya dengan sub sistem ekonomi.
<br />
<br />B. Kendala Perbankan Syariah
<br />Banyak tantangan dan permasalahan yang dihadapi dalam perkembangan Bank Syari’ah, terutama berkaitan dengan penerapan suatu sistem perbankan yang baru yang mempunyai sejumlah perbedaan prinsip dari sistem keuntungan yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia. Permasalahan ini dapat berupa permasalahan yang bersifat operasional perbankan maupun aspek dari lingkungan makro. Beberapa kendala yang dihadapi dalam pengembangan Bank Syari’ah antara lain :
<br />
<br />1.Permodalan
<br />Permasalahan pokok yang senantiasa dihadapi dalam pendirian suatu usaha adalah permodalan. Setiap ide ataupun rencana untuk mendirikan Bank Syari’ah sering tidak dapat terwujud sebagai akibat tidak adanya modal yang cukup untuk pendirian Bank Syari’ah tersebut, walaupun dari sisi niat ataupun “ghiroh” para pendiri relatif sangat kuat. Kesulitan dalam pemenuhan permodalan ini antara lain disebabkan karena :
<br />a. Belum adanya keyakinan yang kuat pada pihak pemilik dana akan prospek dan masa depan keberhasilan Bank Syari’ah, sehingga ditakutkan dana yang ditempatkan akan hilang.
<br />b. Masih kuatnya perhitungan bisnis keduniawian pada pemilik dana sehingga ada rasa keberatan jika harus menempatkan sebagian dananya pada Bank Syari’ah sebagai modal.
<br />c. Ketentuan terbaru tentang Permodalan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia relatif cukup tinggi.
<br />
<br />2. Peraturan Perbankan
<br />Peraturan Perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodir operasional Bank Syari’ah mengingat adanya sejumlah perbedaan dalam pelaksanaan operasional Bank Syari’ah dengan Bank Konvensional. Ketentuan-ketentuan perbankan yang ada kiranya masih perlu disesuaikan agar memenuhi ketentuan syari’ah agar Bank Syari’ah dapat beroperasi secara relatif dan efisien. Ketentuan-ketentuan tersebut antara lain adalah hal-hal yang mengatur mengenai :
<br />a. Instrument yang diperlukan untuk mengatasi masalah likwiditas.
<br />b. Instrument moneter yang sesuai dengan prinsip syari’ah untuk keperluan pelaksanaan tugas Bank Sentral.
<br />c. Standar akuntansi, audit dan pelaporan.
<br />d. Ketentuan-ketentuan yang mengatur mengenai prinsip kehati-hatian, dll.
<br />Ketentuan-ketentuan di atas sangat diperlukan agar Bank Syari’ah dapat menjadi elemen dari sistem moneter yang dapat menjalankan fungsinya secara baik dan mampu berkembang dan bersaing dengan Bank Konvensional.
<br />
<br />3. Sumber Daya Manusia
<br />Kendala dibidang SDM dalam pengembangan Perbankan Syari’ah disesabkan karena sistem perbankan syari'ah masih belum lama dikenal di Indonesia. Disamping itu lembaga akademik dan pelatihan ini masih terbatas, sehingga tenaga terdidik dan berpengalaman dibidang perbankan syari’ah baik dari sisi bank pelaksana maupun bank sentral (pengawas dan peneliti bank).
<br />Pengembangan SDM dibidang Perbankan Syari’ah sangat diperlukan karena keberhasilan pengembangan bank syari’ah pada level mikro sangat ditentukan oleh kualitas manajemen dan tingkat pengetahuan serta ketrampilan pengelola bank. SDM dalam perbankan syari’ah memerlukan persyaratan pengetahuan yang luas dibidang perbankan, memahami implementasi prinsip-prinsip syari’ah dalam praktek perbankan serta mempunyai komitmen kuat untuk menerapkannya secara konsisten.
<br />
<br />4. Pemahaman Ummat
<br />Pemahaman sebagian besar masyarakat mengenai sistem dan prinsip Perbankan Syari’ah belum tepat, bahkan diantara ulama dan cendekiawan muslim sendiri masih belum ada kata sepakat yang mendukung keberadaan Bank Syari’ah, terbukti dari hasil pretest terhadap 37 Dosen Fakultas Syari’ah dalam acara Orientasi Perbankan yang telah dilakukan oleh Asbisindo Wilayah Jatim beberapa waktu yang lalu memberikan jawaban yang tidak konsekwen dan cenderung ragu-ragu. Dan masih adanya masyarakat yang mengaku paham akan Syari’ah Islam tetapi tidak mau menjalankannya seperti yang dialami oleh PT. BPR Syari’ah Baktimakmur Indah Sidoarjo dalam memberikan pembiayaan mudharabah dengan salah satu mitranya yang dikenal sebagai ulama yang mana sang ulama mau berbagi kerugian namun setelah untung tidak bersedia membagi keuntungannya dengan pihak Bank, yang tentunya bertentangan dengan akad yang telah disepakati di awal. Atau seorang ulama yang datang ke Bank dan menanyakan besarnya bunga atas simpanannya. Hal-hal seperti di atas merupakan kejadian nyata yang selalu dan kerap kali dialami dalam operasional bank Syari’ah sehari-harinya, bahkan mungkin lebih parah dari contoh-contoh di atas.
<br />
<br />Dari kalangan ulama sendiri sampai saat ini belum ada ketegasan pendapat terhadap keberadaan Bank Syari’ah, kekurangtegasan tersebut antara lain disebabkan karena :
<br />a. Kurang komprehensifnya informasi yang sampai kepada para ulama dan cendekiawan tentang bahaya dan dampak destruktif sistem bunga terutama pada saat krisis moneter dan ekonomi dilanda kelesuan.
<br />b. Belum berkembangluasnya lembaga keuangan syari’ah sehingga ulama dalam posisi sulit untuk melarang transaksi keuangan konvensional yang selama ini berjalan dan berkembang luas.
<br />c. Belum dipahaminya operasional Bank Syari’ah secara mendalam dan keseluruhan.
<br />d. Adanya kemalasan intelektual yang cenderung pragmatis sehingga muncul anggapan bahwa sistem bunga yang berlaku saat ini sudah berjalan atau tidak bertentangan dengan ketentuan agama.
<br />Minimnya pemahaman masyarakat akan Sistem Perbankan Syari’ah antara lain disebabkan karena :
<br />a. Sistem dan prinsip operasional Perbankan Syari’ah relatif baru dikenal dibanding dengan sistem bunga.
<br />b. Pengembangan Perbankan Syari’ah baru dalam tahap awal jika dibandingkan dengan Bank Konvensional yang telah ratusan tahun bahkan sudah mendarah daging dalam masyarakat.
<br />c. Keengganan bagi pengguna jasa perbankan konvensional untuk berpindah ke Bank Syari’ah disebabkan hilangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan tetap dari bunga.
<br />
<br />5. Sosialisasi
<br />Sosialisasi yang telah dilakukan dalam rangka memberikan informasi yang lengkap dan besar mengenai kegiatan usaha perbankan syari’ah kepada masyarakat luas belum dilakukan secara maksimal. Tanggungjawab kegiatan sosialisasi ini tidak hanya dipundak para bankir syari’ah sebagai pelaksana operasional bank sehari-hari, tetapi tanggungjawab semua pihak yang mengaku Islam secara baik secara perorangan, kelompok maupun instansi yang meliputi unsur alim ulama, penguasa negara/pemerintahan, cendekiawan, dll. Yang memiliki kemampuan dan akses yang besar dalam penyebarluasan informasi terhadap masyarakat luas. Sosialisasi yang dilakukan tidak hanya kepada masyarakat awam tetapi juga kepada ulama, pondok pesantren, ormas-ormas, instansi, institusi, pengusaha, dll. Yang selama ini belum tahu ataupun belum memahami secara detail apa dan bagaimana keberadaan dan operasional Bank Syari’ah walaupun dari sisi Fiqih dan Syari’ah mereka tahu benar.
<br />
<br />6. Piranti Moneter
<br />Piranti Moneter yang pada saat ini masih mengacu pada sistem bunga sehingga belum bisa memenuhi dan mendukung kebijakan moneter dan kegiatan usaha bank syari’ah, seperti kelebihan/kekurangan dana yang terjadi pada Bank Syari’ah ataupun pasar uang antar bank syari’ah dengan tetap memperhatikan prinsip syari’ah. Bank Indonesia selaku penentu kebijakan perbankan mencoba untuk menyiapkan piranti moneter yang sesuai dengan prinsip syari’ah seperti halnya SBI dan SBPU yang berlandaskan syari’ah Islam.
<br />
<br />7. Jaringan Kantor
<br />Pengembangan jaringan kantor Bank Syari’ah diperlukan dalam rangka perluasan jangkauan pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu kurangnya jumlah Bank Syari’ah yanga ada juga menghambat perkembangan kerjasama antar Bank Syari’ah. Jumlah jaringan kantor bank yang luas juga akan meningkatkan efisiensi usaha serta meningkatkan kompetisi ke arah peningkatan kulaitas pelayanan dan mendorong inovasi produk dan jasa perbankan syari’ah.
<br />Pengembangan jaringan Perbankan Syari’ah dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
<br />a. Peningkatan kualitas Bank Umum Syari’ah dan BPR Syari’ah yang telah beroperasi.
<br />b. Perubahan kegiatan usaha Bank Konvensional yang memiliki kondisi usaha yang baik dan berminat untuk melakukan kegiatan usaha bank berdasarkan prinsip syari’ah.
<br />c. Pembukaan kantor cabang syari’ah (full branch) bagi bank konvensional yang memiliki kondisi usaha yang baik dan berminat untuk melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari’ah.
<br />Pembukaan kantor cabang syari’ah dapat dilakukan dengan 3 cara antara lain :
<br />- Pembukaan kantor cabang dengan mendirikan kamtor, perlengkapan dan SDM yang baru.
<br />- Mengubah kantor cabang yang ada menjadi kantor cabang syari’ah.
<br />- Meningkatkan status kantor cabang pembantu menjadi kantor cabang syari’ah.
<br />
<br />8. Pelayanan
<br />Dunia perbankan senantiasa tidak terlepas pada masalah persaingan, baik dari sisi rate/margin yang diberikan maupun pelayanan. Dari hasil survei lapangan membuktikan bahwa kualitas pelayanan merupakan peringkat pertama kenapa masyarakat memilih bergabung dengan suatu bank.
<br />
<br />Dewasa ini semua Bank Konvensional berlomba-lomba untuk senantiasa memperhatikan dan meningkatkan pelayanan kepada nasabah, tidak telepas dalam hal ini Bank Syari’ah yang dalam operasionalnya juga memberikan jasa tentunya unsur pelayanan yang baik dan islami hahrus diperhatikan dan senantiasa ditingkatkan. Tentunya hal ini harus didukung oleh adanya SDM yang cukup handal dibidangnya. Kesan kotor, miskin dan tampil ala kadarnya yang selama ini melekat pada “Islam” harus dihilangkan.
<br />
<br />C. Keterkaitan Institusi Pendidikan dalam Pengembangan Perbankan Syariah
<br />Seperti telah disebutkan di atas bahwa salah satu penghambat perkembangan Bank Syari’ah adalah keberadaan SDM. Guna menciptakan SDM yang handal dan profesional dibidang Perbankan Syari’ah tentunya tidak terlepas dari peranan Institusi Pendidikan yang dalam hal ini memang berperan sebagai pencetak SDM.
<br />
<br />Mengingat prospek Bank Syariah dalam dunia perbankan sangat bagus bahkan mendapat tanggapan positif dari semua pihak, sebaliknya perkembangan Bank Syariah sendiri masih berada pada phase “growth” justru sangat kritis/riskan. Pilihan kita hanya satu yakni bagaimana mewujudkan keberhasilan atau sukses. Kiranya dalam pengembangan Bnak Syariah ini dipersyaratkan dukungan SDM yang berkualitas, berintegritas dan bermoral islami. Dan mengingat sampai saat ini masih belum ada lembaga/institusi pendidikan yang handal dan berkualitas dalam menciptakan SDM Perbankan Syariah, maka sudah saatnya bagi para cendekiawan muslim untuk turut serta memikirkan pengembangan Perbankan Syariah dengan cara menyiapkan SDM yang handal dan profesional di bidang perbankan syariah melalui institusi pendidikan yang dimilikinya.
<br />
<br />Sebagai contoh apa yang telah dirintis oleh STIE Perbanas Surabaya dengan memberikan mata kuliah pilihan Syariah Banking pada mahasiswanya mulai tahun ajaran 1999/2000 yang dalam pelaksanaanya bekerjasama dengan PT. BPR Syariah Baktimakmur Indah sebagai tenaga pengajar. Dengan keberhasilan yang dicapai dalam taraf uji coba ini, direncanakan pada tahun ajaran berikutnya dapat ditingkatkan dengan membuka Program D-1 dan D-3 Perbankan Syariah.
<br />
<br />D. Penutup
<br />Pengembangan perbankan syariah pada dasarnya merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dari Pengembangan Ekonomi Islam. Salah satu alternatif yang sesuai untuk diterapkan di Indonesia dalam rangka memperbaiki keterpurukan ekonomi yang terjadi di Indonesia dewasa ini adalah dengan cara mengembangbiakkan Perbankan Syariah yang beroperasional secara syariah Islam secara lebih luas. Tentunya pengembangan Perbankan Syariah ini tidak dapat berhasil dengan baik apabila tidak ada dukungan dari semua pihak baik pemerintah, ulama, cendekiawan, pengusaha, pengelola Bank bahkan masyarakat sendiri serta adanya satu kesatuan pola pikir tentang Bank Syariah dari semua pihak tersebut di atas, sehingga dalam perjalanan/operasional Bank Syariah tidak lagi ditemukan adanya perbedaan pendapat yang kontroversial. Karena kontroversi yang merebak hanya akan membingungkan umat, yang berakibat kepada keraguan mereka untuk menyambut kehadiran “bayi ekonomi Islam” yang untuk masa sekarang ini muncul sebagai pionir dalam bentuk/matra Perbankan Syariah.
<br />
<br />Kekurang berhasilan Perbankan Syariah di Indonesia dikhawatirkan akan semakin menjauhkan umat dari kepercayaan atas kemungkinan diterapkannya konsep ekonomi Islam didalam kehidupan nyata.
<br />
<br />Drs. Ec. H. Tjuk K Sukiadi - Komisaris Utama PT. BPR Syariah Baktimakmur Indah Sidoarjo
<br />Tazkia Online</span>
<br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-85602224821615819492009-09-28T22:04:00.004+02:002009-09-28T22:08:52.361+02:00Hikmah di Balik Bersin & Menguap<span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">عن أبي هريرة رضي الله تعالى عنه عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: (( إن الله يحب العطاس ويكره التثاؤب، فإذا عطس فحمد الله فحق على كل مسلم سمعه أن يشمته، وأما التثاؤب فإنما هو من الشيطان فليرده ما استطاع، فإذا قال: ها، ضحك منه الشيطان )) صحيح البخاري في الأدب 6223</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Dari Abu Hurairah radhiyallahu ta’alaa anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh Allah mencintai orang yang bersin dan membenci orang yang menguap, maka jika kalian bersin maka pujilah Allah, maka setiap orang yang mendengar pujian itu untuk menjawabnya; adapun menguap, maka itu dari syaitan, maka lawanlah itu sekuat tenagamu. Dan apabil seseorang menguap dan terdengar bunyi: Aaaa, maka syaitan pun tertawa karenanya”. Shahih Bukhari, 6223.</span><br /><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Imam Ibn Hajar berkata, “Imam Al-Khathabi mengatakan bahwa makna cinta dan benci pada hadits di atas dikembalikan kepada sebab yang termaktub dalam hadits itu. Yaitu bahwa bersin terjadi karena badan yang kering dan pori-pori kulit terbuka, dan tidak tercapainya rasa kenyang. Ini berbeda dengan orang yang menguap. Menguap terjadi karena badan yang kekenyangan, dan badan terasa berat untuk beraktivitas, hal ini karena</span><br /><br /><div style="color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><br /><br />banyaknya makan . Bersin bisa menggerakkan orang untuk bisa beribadah, sedangkan menguap menjadikan orang itu malas (Fath-hul Baari: 10/6077)<br /><br />Nabi menjelaskan bagaimana seseorang yang mendengar orang yang bersin dan memuji Allah agar membalas pujian tersebut.<br />Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda:<br /><br />(( إذا عطس أحدكم فليقل الحمد لله، وليقل له أخوه أو صاحبه: يرحمك الله، فإذا قال له يرحمك الله فليقل: يهديكم الله ويصلح بالكم )) صحيح البخاري في الأدب: 6224<br /><br />Apabila salah seorang diantara kalian bersin, maka ucapkanlah Al-Hamdulillah, dan hendaklah orang yang mendengarnya menjawab dengan Yarhamukallahu, dan bila dijawab demikian, maka balaslah dengan ucapan Yahdiikumullaahu wa Yushlihu baalakum (HR. Bukhari, 6224)<br /><br />Dan para dokter di zaman sekarang mengatakan, “Menguap adalah gejala yang menunjukkan bahwa otak dan tubuh orang tersebut membutuhkan oksigen dan nutrisi; dan karena organ pernafasan kurang dalam menyuplai oksigen kepada otak dan tubuh. Dan hal ini terjadi ketika kita sedang kantuk atau pusing, lesu, dan orang yang sedang menghadapi kematian. Dan menguap adalah aktivitas menghirup udara dalam-dalam melalui mulut, dan bukan mulut dengan cara biasa menarik nafas dalam-dalam !!! Karena mulut bukanlah organ yang disiapkan untuk menyaring udara seperti hidung. Maka, apabila mulut tetap dalam keadaan terbuka ketika menguap, maka masuk juga berbagai jenis mikroba dan debu, atau kutu bersamaan dengan masuknya udara ke dalam tubuh. Oleh karena itu, datang petunjuk nabawi yang mulia agar kita melawan “menguap” ini sekuat kemampuan kita, atau pun menutup mulut saat menguap dengan tangan kanan atau pun dengan punggung tangan kiri.<br /><br />Bersin adalah lawan dari menguap yaitu keluarnya udara dengan keras, kuat disertai hentakan melalui dua lubang: hidung dan mulut. Maka akan terkuras dari badan bersamaan dengan bersin ini sejumlah hal seperti debu, haba’ (sesuatu yang sangat kecil, di udara, yang hanya terlihat ketika ada sinar matahari), atau kutu, atau mikroba yang terkadang masuk ke dalam organ pernafasan. Oleh karena itu, secara tabiat, bersin datang dari Yang Maha Rahman (Pengasih), sebab padanya terdapat manfaat yang besar bagi tubuh. Dan menguap datang dari syaithan sebab ia mendatangkan bahaya bagi tubuh. Dan atas setiap orang hendaklah memuji Allah Yang Maha Suci Lagi Maha Tinggi ketika dia bersin, dan agar meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk ketika sedang menguap (Lihat Al-Haqa’iq Al-Thabiyah fii Al-Islam: hal 155)<br /><br />Sumber:<br />alsofwah.or.id - 13 Ramadhan 1424/071103<br /><br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-57955738813378012702009-09-04T14:35:00.004+02:002009-09-04T14:40:09.138+02:00ADAB & SEBAB TERKABULNYA DOA<span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">Siapakah diantara kita yang tidak pernah berdo'a?</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">Barangsiapa yang tidak mau berdo'a berarti dia adalah orang yang sombong, karena merasa tidak membutuhkan kepada pertolongan Allah.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">Justru Allahlah yang menyuruh kita untuk berdoa dan menohon apa saja kepada-Nya.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">Lalu, bagaimana caranya agar doa kita dikabulkan?</span><br /><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">Berikut ini Adab & Sebab-Sebab Terkabulnya Do'a</span><br /><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Ikhlas karena Allah semata. (QS. Al-Bayyinah: 5).</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Mengawalinya dengan pujian dan sanjungan kepada Allah lalu diikuti dengan bacaan shalawat atas Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam dan diakhiri dengannya.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Bersungguh-sungguh dalam memanjatkan do’a, serta yakin akan dikabulkan.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Mendesak dengan penuh kerendahan dalam berdo’a, dan tidak terburu-buru.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Menghadirkan hati dalam do’a.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Memanjatkan do’a, baik dalam keadaan lapang maupun susah.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Tidak boleh berdo’a dan memohon sesuatu kecuali hanya kepada Allah semata.</span><br /><span style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);">• Tidak mendo’akan keburukan kepada keluarga, harta, anak dan diri sendiri.</span><br /><br /><div style="font-family: arial; color: rgb(51, 204, 255);" class="fullpost"><br /><br />• Merendahkan suara ketika berdo’a, yaitu antara samar dan keras. (QS. Al-A’raaf: 55, 205).<br />• Mengakui dosa yang telah diperbuat, lalu memohon ampunan atasnya, serta mengakui nikmat yang telah diterima dan bersyukur kepada Allah atas nikmat tersebut.<br />• Tidak membebani diri dalam membuat sajak dalam do’a.<br />• Tadharru’ (merendahkan diri), khusyu’, raghbah (berharap untuk dikabulkan) dan rahbah (rasa takut tidak dikabulkan). (QS. Al-Anbiyaa’: 90).<br />• Mengembalikan (hak orang lain) yang dizhalimi disertai dengan taubat.<br />• Memanjatkan do’a tiga kali.<br />• Menghadap kiblat.<br />• Mengangkat kedua tangan dalam do’a.<br />• Jika mungkin, berwudhu’ terlebih dahulu.<br />• Tidak berlebih-lebihan dalam do’a.<br />• Bertawassul kepada Allah dengan Asmaa’-ul Husna dan sifat-sifat-Nya yang Mahatinggi, atau dengan amal shalih yang pernah dikerjakannya sendiri atau dengan do’a seorang shalih yang masih hidup dan berada di hadapannya.<br />• Makanan dan minuman yang dikonsumsi serta pakaian yang dikenakan harus berasal dari usaha yang halal.<br />• Tidak berdo’a untuk suatu dosa atau memutuskan tali silaturahmi.<br />• Menjauhi segala bentuk kemaksiatan.<br />• Harus menegakkan amar ma’ruf nahi munkar (menyuruh berbuat kebaikan dan mencegah kemunkaran).<br />• Jika dia hendak mendo’akan orang lain, hendaklah dia memulai dengan mendo’akan dirinya sendiri.<br /><br />DO’A PENTING YANG HENDAKNYA DIMOHONKAN OLEH SEORANG HAMBA:<br /><br />• Mohon hidayah/petunjuk kepada Allah yaitu hidayah taufiq agar ditunjuki di atas jalan yang benar.<br />• Mohon kepada Allah agar diampuni segala dosa yang dilakukan, karena setiap hari, siang dan malam seorang hamba tidak luput dari berbuat dosa dan maksiat.<br />• Mohon kepada Allah agar dimasukkan ke Surga dan dijauhkan dari api Neraka.<br />• Mohon kepada Allah keselamatan di dunia dan akhirat, serta dijauhkan dari berbagai macam bencana dan mala-petaka.<br />• Mohon kepada Allah agar hatinya ditetapkan diatas agama dan tetap istiqamah dalam<br />melaksanakan ketaatan kepada-Nya.<br />• Mohon kepada Allah agar ditetapkan nikmat Islam, Sunnah dan diselamatkan dari segala kemurkaan-Nya.<br /><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);">Sumber:</span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);">Buku DO’A & WIRID</span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);">karya Ust. Yazid Abdul Qadir Jawas hal. 89 - 98</span><br /><span style="color: rgb(153, 153, 255);">copy dari:pustaka imam syafi'i</span><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-5450958716715372602009-09-04T14:29:00.003+02:002009-09-04T14:34:29.592+02:00Aroma Kasturi Keluar Dari Hidung Jenazah Wanita Saat Dimandikan<span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Ummu Ahmad ad-Du'aijy berkata ketika ia ditemui Majalah Yamamah tentang kematian seorang gadis berusia 20 tahun pada kecelakaan kendaraan. Beberapa saat sebelum meninggal, ia pernah ditanya oleh familinya "Bagaimana keadaanmu wahai fulanah.?" Ia menjawab, "Baik, alhamdulillah." Tetapi beberapa saat setelah itu ia meninggal dunia. Semoga Allah merahmatinya.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Mereka membawanya ke tempat memandikan mayat. Ketika kami meletakkan mayatnya di atas kayu pemandian untuk dimandikan, kami melihat wajahnya ceria dan tersimpul senyuman seakan-akan ia sedang tidur. Di tubuhnya tidak ada cacat, patah dan luka. Dan anehnya (sebagaimana yang dikatakan ummu Ahmad) ketika mereka hendak mengangkatnya untuk menyelesaikan mandinya, keluar benda berwarna putih yang memenuhi ruangan tersebut menjadi harum kasturi. Subhanallah! Benar ini adalah bau kasturi. Kami bertakbir dan berdzikir kepada Allah sehingga anakku yang merupakan sahabat si mayit menangis melihatnya.</span><br /><br /><div class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Kemudian aku bertanya kepada bibi si mayit tentang keponakannya, bagaimana keadaannya semasa hidup? Ia menjawab, "Sejak mendekati usia baligh, ia tidak pernah meninggalkan sebuah kewajiban, tidak pernah melihat film, sinetron dan musik. Sejak usia tiga belas tahun, ia sudah mulai puasa senin-kamis dan ia pernah berniat secara sosial membantu memandikan mayat. Tetapi ia terlebih dahulu dimandikan sebelum ia memandikan orang lain. Para guru dan teman-temannya mengenang ketakwaannya, akhlaknya dan pergaulannya yang banyak berpengaruh terhadap teman-temannya baik ketika masih hidup maupun setelah meninggal."</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Aku katakan, "Benarlah perkataan syair,</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Detak jantung seseorang berkata kepadanya,</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">bahwa kehidupan hanya beberapa menit dan detik saja.</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Camkanlah itu dalam dirimu sebelum engkau mati,</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Seorang insan mengingat umurnya yang hanya sedetik."</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Dan perkataan yang lebih baik dari itu adalah firman Allah SWT,</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">"Dan Allah telah menjadikanku selalu berbakti di manapun aku berada." (Maryam: 31).</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Lalu ummu Ahmad melanjutkan ceritanya, Ada lagi jenazah seorang gadis yang berumur 17 tahun. Para wanita memandikannya dan kami melihat jasadnya berwarna putih lalu beberapa saat kemudian berubah menjadi hitam seperti kegelapan malam. Hanya Allah-lah yang mengetahui tentang keadaannya. Kami tidak sanggup bertanya kepada keluarganya, agar kami dapat menyembunyikan aib jenazah. Hanya Allah-lah yang Maha Tahu.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Kita bermohon kepada Allah keselamatan dan kesehatan.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Wahai saudariku apakah dua kisah ini dapat engkau jadikan sebagai pelajaran? Apakah engkau akan mengikuti jejak orang shalih ataukah engkau menjadikan wanita-wanita fasik dan durhaka sebagai tauladan? Kematian bagaimanakah yang engkau pilih?</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 204, 255);">Kisah ini dicantumkan dalam Majalah al-Yamamah edisi 1557 tanggal 14 Shafar 1320 H.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(51, 51, 255);">(SUMBER: SERIAL KISAH TELADAN karya Muhammad bin Shalih al-Qahthani) </span><br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-78285017288968966672009-08-02T02:52:00.003+03:002009-08-02T02:56:22.357+03:00Kegagalan Bukan Akhir Segalanya<span style="color: rgb(0, 204, 204);">Kegagalan adalah sesuatu yang pada umumnya ditakuti oleh siapa saja. Hadirnya tak di harap, hilangnya pun tak dianggap. Banyak orang yang merasa kalo hidupnya nggak berguna hanya karena realita tidak sesuai dengan asa. Padahal nggak juga, mau tau kenapa? sesuai judulnya kalo kegagalan bukan akhir sgalanya.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);">Siapa sih orang gagal itu??</span><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Yaitu mereka yang sudah mempunyai rencana dan gagasan,tapi cuma bisa bermimpi, tidak ada langkah pasti untuk realisasi.</span><br /><br /><br /><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Artinya, selama waktu masih berputar, selama matahari masih bersinar dan selama hayat masih di kandung badan, selama itu pula kita masih punya kesempatan. Jangan pernah ada kata menyerah untuk melangkah, jangan pernah ada kata ragu untuk melaju dan jangan pernah ada kata sangsi untuk bangkit kembali.</span><br /><span style="color: rgb(0, 204, 204);">Hidup tidak cuma sampai disini, sobat. Kegagalan yang kita alami saat ini bukan kegagalan yang hakiki. Itu cuma sebuah kesuksesan yang tertunda, kesuksesan yg menuntut kita untuk lebih bersabar. Kita memang tidak bisa merubah keadaan, tapi kita bisa mengubah sikap kita ketika menghadapinya. Ibarat kata, kita tidak bisa merubah arah angin, tapi kita bisa mengubah arah sayap kita..</span><br /><br /><div style="color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><br /><br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; font-family: arial; color: rgb(51, 102, 255);">Jangan Jadi Pengecam Diri</span><br />Harus selalu kita sadari bahwa yang namanya kesempurnaan hanyalah milik Allah yang Mahasempurna. Keinginan untuk selalu sempurna biasanya mendorong munculnya perasaan tidak mampu melakukan apa pun.<br />Seorang pengecam diri akan cenderung slalu berlebihan dalam menyikapi kekurangan. hal ini justru akan bisa menghancurkan diri sendiri.<br /><br />Belajar Mencintai Diri<br />Yang mesti disadari adalah bahwa kita termasuk makhluk yang diciptakan Allah SWT. dengan segala keterbatasan. Ada kelebihan dan ada kekurangannya. Berusahalah menghargai diri sendiri dan hasil yang sudah kita capai, baik hasil yang kecil ataupun yang besar. Dengan begitu berarti kita telah mensyukuri nikmat pemberian Allah.<br /><br /><span style="font-weight: bold; font-style: italic; color: rgb(51, 102, 255);">Jangan Takut Gagal</span><br />Berpikirlah positif terhadap apa yang dilakukan. Selama berada pada jalan yang benar , yakinlah pertolongan Allah senantiasa menyertai langkah kita. Yang penting kita sudah berani melangkah dan usaha. jangan lupa disertai doa . Jangan takut gagal, inilah yang harus ditanamkan dalam pribadi masing-masing. Buang semua pikiran negatif yang hanya akan menghalangi langkah kita. Sesungguhnya segala sesuatu sudah ditetapkan Allah. Bila menemui kegagalan pastikan bahwa keinginan itu bukanlah yang terbaik buat kita, karena Allah maha mengetahui segala sesuatu yang tidak kita ketahui. Tawakal kepada allah. Jadikan kegagalan itu sebuah pelajaran buat kita.<br />Selalu ingat bahwa "Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS. Al-Baqarah : 286) dan "ketahuilah bahwa jalan keluar beserta kesulitan dan kemenangan disertai kesabaran dan sesungguhnya bersama kesulitan terdapat kemudahan" (HR. Ahmad)<br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-56937781300053626812009-07-18T05:33:00.003+03:002009-07-18T05:41:09.808+03:00Bersendau gurau dengan menyebut nama Allah dan Rasul-nya<span style="color: rgb(0, 204, 204);font-size:100%;" ><span style="font-weight: bold;">Firman Allah Ta'ala (artinya):</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">"Dan jika kamu tanyakan kepada orang-orang munafik (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab: "Sesungguhnya kami hanyalah bersendau gurau dan bermain-main saja." Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok? Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu telah kafir sesudah beriman..."." (Bara'ah/At-Taubah: 65-66)</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Diriwayatkan dari Ibnu 'Umar, Muhammad bin Ka'b, Zaid bin Aslam dan Qatadah, hadits dengan rangkuman sebagai berikut:</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">"Bahwasanya ketika dalam peristiwa perang Tabuk, ada seseorang yang berkata: "Belum pernah kami melihat seperti para ahli baca Al-Qur'an ini, orang yang lebih buncit perutnya, lebih dusta lisannya dan lebih pengecut dalam peperangan." Maksudnya: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam dan para sahabat yang ahli baca Al-Qur'an itu. Maka berkatalah 'Auf bin Malik kepadanya: "Omong kosong yang kamu katakan. Bahkan kamu adalah munafik. Niscaya akan kuberitahukan kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam." Lalu pergilah 'Auf kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam untuk memberitahukan hal tersebut kepada beliau. Tetapi sebelum ia sampai, telah turun wahyu Al-Qur'an kepada </span><br /></span><div style="color: rgb(0, 204, 204); font-weight: bold;" class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><br />beliau. Dan ketika orang itu datang kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, beliau telah beranjak dari tempatnya dan menaiki untanya. Maka berkatalah ia kepada Rasulullah: "Ya Rasulullah! Sebenarnya kami hanyalah bersendau gurau dan mengobrol sebagaimana obrolan orang-orang yang bepergian jauh sebagai pengisi waktu saja dalam perjalanan kami." Kata Ibnu 'Umar: "Sepertinya aku melihat dia berpegangan pada sabuk pelana unta Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, sedang kedua kakinya tersandung-sandung batu, sambil berkata: "Sebenarnya kami hanyalah bersendau-gurau dan bermain-main saja."<br />Lalu Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda kepadanya:<br /><br />"Apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok."<br /><br />Beliau mengucapkan itu tanpa menengok dan tidak bersabda kepadanya lebih daripada itu."<br /><br />Kandungan tulisan ini:<br /><br />1.Masalah penting sekali, bahwa orang yang bersendau-gurau dengan menyebut-nyebut Allah, ayat-ayatNya atau Rasulullah adalah kafir.<br /><br />2.Ini adalah tafsiran dari ayat tersebut di atas terhadap orang yang melakukan perbuatan itu, siapapun dia.<br /><br />3.Perbedaan antara perbuatan menghasut dengan perbuatan setia kepada Allah dan Rasul-Nya. (Dan melaporkan perbuatan orang-orang fasik kepada waliyul amr untuk mencegah mereka, tidaklah termasuk perbuatan menghasut tetapi termasuk kesetiaan kepada Allah, kepada Rasul-Nya kepada pemimpin umat Islam, dan kaum muslimin seluruhnya).<br /><br />4.Perbedaan antara sikap memaafkan yang dicintai Allah dengan sikap keras terhadap musuh-musuh Allah.<br /><br />5.Bahwa tidak semua permintaan maaf mesti diterima (ada juga permintaan maaf yang harus ditolak).<br /><br /><br /><br /><br /></span></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-28662372537235659832009-04-11T23:25:00.003+02:002009-04-11T23:28:41.073+02:00dibalik kematian david hartanto<div style="text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);"><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">anda tentu masih ingat David Hartanto, anak Jenius yang mati di NTU singapore..</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">berikut ini ada email dari teman saya..</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">What do you think????</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">kisah dibalik meninggalnya David Hartanto, diduga inteligen singapura terlibat</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">They Want to Kill Me, Teriak David, Darah Lalu Bersimbah</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Sketsa 18 Maret 2009</span></span><br /><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">Pertemuan saya dengan ayah David, Hartono Wijaya, hari ini</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">mengindikasikan kuat pembunuhan. Riset David setelah terus saya</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">verifikasi menajam; indikasi rebutan hak penemuan komponen obyek 3</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">dimensi yang bisa tayang di udara, bisa juga berguna bagi televisi</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">masa depan yang dapat ditonton kasat mata, tanpa kacamata khusus,</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">laksana riset yang pernahdilakukan Lucas Art & Co. Inilah Sketsa ke-3</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">sebagai seorang literary citizen reporter, indikasi tentang kasus</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">pembunuhan anak jenius, aset bangsa seharusnya.</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">SOSOK Hartono Wijaya berkacamata berkemeja lengen pendek bergaris biru</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">berpantolan biru tua. Alur benang celana bagian pisak depannya</span></span><br /><span style="font-size:100%;"><span style="font-weight: bold;">melicin. Ada goresan seterikaan. Sepatu hitamnya bertelapak tipis.</span></span><br /><br /></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><span style="font-size:100%;"><br />Penampilannya sederhana saat saya temui. Hartono adalah ayah kandung<br />David Hartanto, mahasiswa Indonesia yang tewas di kampusnya di Nanyang<br />Technology University (NTU), Singapura, pada 2 Maret 2009 lalu.<br /><br />They want to kill me, they want to kill me they<br /><br />Di menjelang ajal itu, David berteriak-teriak, They want to kill me,<br />lalu lari terbirit-birit, di lantai tempat ia berkonsultasi dengan<br />dosen pembimbing skripsinya, Prof., DR. Chan Yan Loek, 45 tahun, di<br />jurusan Electrical Engineering.<br />Tak ada bala bantuan.<br />David ketakutan.<br />Bayangan kematian di depan mata.<br />Malaikat maut seakan menabal ajal.<br />Kampus bergengsi di pagi cerah mulai ramai namun sepai.<br />Di 2 Maret 2009, sekitar pukul 10 waktu Singapura, suasana senyap,<br />ternyata telah mengantar tubuh David yang semula segar bugar lalu<br />kelengar. Indikasi lehernya ditebas, lalu badannya dibuang, dijatuhkan<br />dari lantai empat kampus, tempat segala ilmu dan kelimuan yang<br />mengdepankan integritas itu terjadi.<br />Seorang wanita, pekerja di NTU melihat sosok David lari<br />terbirit-birit. Ia mendengar jelas suara, They wanto to kill me. Tetapi ia tak menyangka sebuah permintaan tolong melolong.<br /><br />Ia mengira, agaknya, hanya sebuah adegan bercanda.<br />Wanita itu menceritakan detik mencekam itu kepada Hartono Wijaya, pada<br />2 Maret 2009 petang di Singapura, di saat sosoknya berkunjung ke<br />kampus NTU.<br /><br />“Jika saya sebutkan nama wanita itu kepada Anda, akan dibunuh pula<br />wanita itu kini, ujar Hartono.<br />Indikasinya leher David ditebas pisau. Darah berceceran di tangga,<br />sebagaimana foto tetesan darah yang sedang dibersihkan yang telah<br />dikirim oleh seorang blogger di Singapura kepada saya. Foto itu kini<br />juga beredar di internet, Facebook, dan menjadi potongan video visual<br />yang dibuat oleh Christovita Wiloto.<br />Kalimat David lari terbirit-birit dengan nada ketakutan itu<br />diceritakan Hartono dengan mata berkaca-kaca.<br />Saya lalu meminta tolong ayah David ini mendeskripsikan jasad anaknya<br />ketika pertama kali melihat.<br /><br />Ditemani oleh pihak Kedutaan Indonesia di Singapura pada sore, 2 Maret<br />2009, oleh pihak kepolisian ia tak diperbolehkan melihat jasad David.<br />Alasannya masih dalam otopsi.<br />Keesokan harinya saya kembali.<br />Anak saya badannya dililit plastik, dibalut macam mumi plastik bening<br />Tetapi saya melihat lehernya diplester, ada tiga baris plester.<br />Demikian paparan Hartono kepada saya.<br /><br />Saya berjumpa Hartono di sela-sela diskusi yang diadakan oleh<br />Christivita Wiloto, Selasa, 17 Maret 2009, pukul 13.30. Chris membuat<br />pertemuan diskusi sekalian memberikan penghargaan kepada penulis<br />resensi bukunya, Behind Indonesia Headlines, dalam sebuah diskusi<br />bertopik Membangun Citra Positif Indonesia Melalui Pemberitaan Media.<br />“Mengapa media di Indonesia hanya mengutip saja keterangan media di<br />Singapura, bahwa David memutus nadi, melompat bunuh diri, ujar<br />Christovita membuka diskusi.<br />Bisa saya maklumi Hartono enggan menyebut wanita saksi mata itu.<br />Toh, empat hari setelah kematian David, sosok Zhou Zheng, peneliti,<br />yang di saat hari kematian David turut hadir di ruangan Prof Chap Yan<br />Loek, mati gantung diri.<br />Christovita membuat sebuah film presentasi bahan yang dikumpulkan di<br />forum Straits Time. Kumpulan foto kematian David; deretan kejanggalan,<br />seperti dua tulisan saya sebelumnya, sudah beredar di banyak milis,<br />blog , di Facebook, kini.<br /><br />Di tanggal 3 Maret, kedua orang tua David di Singapura, diminta<br />membuat keputusan cepat, mengkremasi jasad atau membawa pulang ke<br />Indonesia<br />Entah mengapa kala itu, dalam keadaan kalut kami memutuskan<br />mengizinkan kremasi, kenang Hartono. Matanya berkaca. Seakan ada<br />penyesalan di sana.<br /><br />Pertanyaannya lalu, mengapa David dipatheni?<br />SAYA teringat akan pergumulan saya di dunia visual.<br />Sejak berhenti jadi wartawan di Majalah SWA pada 1989, saya kemudian<br />membuka usaha sendiri, mulai dari graphic design hingga visual<br />animasi. Bahkan pada 1993, saya memutuskan penuh berusaha bergerak di<br />bidang animasi. Hingga 1996, usaha saya tutup, setelah<br />menginvestasikan uang Rp 1,2 miliar, sebuah angka besar bagi saya - -<br />karena diperoleh dari usaha sendiri dari nol. Saya membuat animasi 2D<br />wayang, 3D wayang.<br /><br />Dalam pergulatan yang membawa kerugian uang itu, mengantarkan saya<br />kepada pengetahun piranti lunak dan kemampuan visual. Saya mengenal<br />yang namanya aplikasi software animasi 3D; mulai dari Soft Image 3D,<br />2D, Toon, 3D Studio Max. Hardware mulai dari high end komputer Silicon<br />Graphic yang dipakai untuk menjalankan aplikasi editing macam Inferno<br />- - dulu di Jakarta dimiliki pertama oleh Post Office, perusahan post<br />production (rumah paska produksi) milik Peter F. Gontha.<br />Pada 1997-1998, saya sempat pula bekerja di VHQ,rumah paska produksi<br />visual milik Eric Lomas, orang Australia, warga Singapura. Ia juga<br />berpartner dengan Media Development Authority (MDA) semacam BUMN-nya<br />Singapura. Melalui MDA inilah, antara lain pemerintah Singapura<br />memberi kemudahan Disney, bahkan Lucas Film membuka usahanya di<br />Singapura, termasuk memberi iming-imingtax free<br />Lucas Art & Co, pernah melakukan riset tentang teknologi tiga dimensi<br />(3D) visual untuk kepentingan iklan, yang mampu tampil di udara. Itu<br />artinya, software animasi 3D, sederhananya, yang semula hanya bisa<br />membuat model dan tayang di komputer atau cuma direkam ke format film<br />dan video, lalu bisa ditayang di udara.<br /><br />"Seingat saya pada 2006 Lucas Art & Co, sudah pernah mempublikasikan<br />rencana riset mereka soal itu," ujar Vidiyama Sonnekh, praktisi<br />teknologi informasi di Jakarta.<br />Semacam hologram tiga dimensi yang bisa hidup di udara.<br />Dulu kami pernah mau menawarkan teknologi itu sebagai suplier ke<br />kelompok usaha Djarum yang sedang membangun Grand Indonesia. Cuma,<br />kala itu masih mahal, proyektornya saja satu US $ 20 juta, kata<br />Vidiyama.<br /><br />Nah harga mahal itu pastilah berkait ke riset panjang dan mahal.<br />Nah jika ada mahasiswa yang melakukan riset dan menemukan teknologi<br />yang lebih murah, logikanya, bisa merugikan industri? ujar Vidi.<br />Judul penelitian David Hartanto: Multiview acquisition from<br />multi-camera configuration for person adaptive 3D display 3D<br />Rekonstruski Dari CCTV, Syarat Utama Pendukung Intelligent Video<br />Surveillance System.<br /><br />Dari latar pemahaman animasi dan software, latar bekerja di perusahaan<br />post, lalu mengetahui riset Lucas Art dari Vidiyama, serta membaca<br />judul skripsi David, plus mendapatkan email dari blogger di Singapura,<br />juga mengakuan sosok gadis bernama Angel, mahasiswi yunior David di<br />NTU, maka saya menduga, bahwa penemuan David adalah: Kemampuan membuat<br />gambar visual tiga dimensi yang bisa tayang ke udara, khusus untuk<br />teknologi intelijen, di mana sosok orang digital bisa diprogram masuk<br />ke ruang tertentu dipantau melalui kamera CCTV, gerakannya dipandu<br />pemindai gerak (motion capture); dapat mengirim data, suara, layaknya<br />manusia benaran yang sedang kita perintah bekarja.<br /><br />Jika benar demikian, hebat. bukan.<br />Jika benar itu yang ditemukan, menurut Vidi, implementasinya bisa<br />macam-macam. Kita bisa saja mengganti resepsionis di kantor dengan<br />orang 3D, bukan manusia utuh, ujar Vidi.<br />Saya lalu menghayal membayangkan teknologi hologram dalam film Star<br />Trek, yang kini memang mulai banyak dilakukan riset visualnya oleh<br />Amerika Serikat. Riset itu juga berupaya mengembangkan televisi masa<br />depan, antara lain agar publik dapat menonton teve tiga dimensi di<br />udara tanpa lagi menggunakan kacamata khusus.<br />Ketika di risetnya 70%, sesuai penuturan Angel, sebagaimana sudah saya<br />tulis di Sketsa saya kedua soal David, profesor-nya tidak yakin David<br />mampu. “Jika kamu bisa, kamu akan dapat Nobel, ujar Angel, mengutip<br />David. Gadis itu penasaran atas kesibukan David selama dua pekan<br />menyelesaikan tugas akhir yang tak mau diganggu. Ia lalu menmgunjungi<br />David dan mendapatkan keterangan demikian.<br /><br />Pada pagi sebelum berangkat ke kampus, David sudah memeindahkan data<br />skripsinya ke flash-disk. Juga mebawa note book-nya dalam ransel, plus<br />bekal minuman air putih dalam botol besar.<br />Sesuai dengan info kawan-kawanya di Singapura yang saya terima,<br />hari itu skripsinya sudah samapi 90% final, ujar Hartono Wijaya, sang<br />ayah.<br /><br /><br />Malang tak dapat diduga, kampus yang seharusnya menjadi wadah para<br />ilmuwan yang berdedikasi kepada keilmuan dan kejujuran, sebaliknya<br />justeru kini meninggalkan tanda tanya besar. Jika indikasi pembunuhan<br />memang kini menguat, riset jitu anak penggemar game dan visual itu pun<br />diduga kuat sesuatu yang sangat berarti.<br /><br />Pertanyaaan, mengapa David harus mati?<br />Hingga di sini adalah tugas jurnalisme perlu melakukan verifikasi<br />terus-menerus menjadi penting.<br />Saya sangat menyayangkan mengapa KBRI kita di Singapura diam saja.<br />Tidak bersuara? ujar Constant Marino Ponggawa, anggota komisi I DPR<br />RI, 2004-2009.<br />Ketika saya desak dengan pertanyaan, mengapa DPR tak menekan<br />pemerintah RI menyampaikan tekanan penyidikan tuntas terhadap<br />pemerintah Singapura?<br />Ini waktunya sedang tak pas. DPR sedang reses.kata Constant.<br /><br />Constant tak habis pikir, mengapa pemerintah diam, Apa ini karena<br />sosok yang tewas kalangan minoritas?<br />Bila saya menjawab Constant, maka dengan berat hati saya tuliskan<br />kembali bahwa penghargaan negara terhadap nyawa memang rendah-rendah<br />saja. Saya mengulang menuliskan bahwa tiga pekan lalu seorang wanita<br />bernama Devi, di Pamulang, Banten, koma usai diperkosa, rumah sakit<br />tidak bisa menerima karena tak ada identitas dan kartu miskin, dirawat<br />sekenanya di pos ronda lima hari oleh warga,lalu mati begitu saja.<br /><br />Negara?<br />Entah di mana!<br />Di banyak kasus menimpa TKI kita di luar negeri, dilecehkan, dihamili<br />bahkan mati, sebagaimana dipaparkan Christivita Wiloto, negara juga<br />seakan entah di mana?<br />Makanya jika seorang anak pandai, brilian pula otaknya, lalu kemudian<br />dibunuh, dan opini media sedunia dibangun bahwa, anak mahasiswa<br />Indonesia penusuk dosen?<br />Pembunuh!<br />Maka celakalah kita, ujar Christovita.<br />Di saat anggota DPR reses, di saat pejabat pemerintahan bercuti lalu<br />berkampanye, di saat para Caleg menghitung kocek, kematian satu nyawa,<br />bisa jadi terlupakan lagi oleh pengelola negara. Padahal di kematian<br />David, bisa jadi sesungguhnya menyangkut nama besar bangsa<br />diindikasikan dirusak, sekaligus dihina. Sudah sejak lama anak-anak<br />pintar negeri ini diimingi bea siswa, lalu setelah tamat otaknya guna<br />membangun bangsa orang.<br />Inilah tragedi di bangsa yang menghamburkan dana dalam lima tahun ini<br />mencapai Rp 1.000 triliun, untuk kepentingan Pemilu, Pilkada, Partai<br />dan pengeluaran perorangan partai, namun alpa akan sisi kemanusiaan<br />yang kian hari seharusnya: kian beradab.<br />Sebagai orang tua, Pak Hartono tak mungkin meminta nyawa anaknya<br />kembali. Tetapi minimal ada pembuktian, bahwa anaknya mati bukan<br />karena menusuk dosen, ujar Christovita. ***<br /><br /><br />Ali Amin<br />Center for Religious and Cross Cultural Studies<br />Gadjah Mada University<br />Yogyakarta Indonesia<br /><br /><br /><br /><br /></span></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com22tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-47356630433444123992009-04-04T14:52:00.003+02:002009-04-04T14:55:32.933+02:00Mengapa saya mengenakan Kerudung ?<span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);"> <span style="color: rgb(51, 102, 255); font-style: italic;">Oleh Yvonne Ridley (mualaf Inggris eks tahanan Taliban)</span></span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Dulu saya melihat wanita berkerudung sebagai manusia yang pendiam, makhluk yang tertindas. Namun, kini saya melihatnya sebagai sosok yang memiliki banyak keahlian, berbakat, dan berpendirian kuat dimana menjelma sebagai bentuk solidaritas persaudaraan yang bahkan terlalu agung untuk dibandingkan dengan persaudaraan feminisme Barat.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Politisi dan jurnalis senang mengangkat isu tertindasnya perempuan di dalam Islam tanpa pernah mengajak berbicara para perempuan berkerudung itu sendiri.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Mereka sama sekali tidak memiliki bayangan bagaimana wanita muslim terlindungi dan dihormati dalam Islam yang telah berlangsung selama lebih dari 1400 tahun yang lalu.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Namun dengan mengupas isu budaya seperti mempelai anak-anak, penyunatan anak perempuan, pembunuhan demi kehormatan dan perkawinan paksa, mereka pikir mereka berbicara dengan ilmu.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Dan saya juga muak dengan dicontohkannya praktik di Saudi sebagai contoh bagaimana wanita ditekan hak-haknya seperti larangan mengemudi di negara tersebut.</span><br /><br /><div style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><br />Hal-hal diatas sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Islam, namun itu semua menjadi sasaran empuk untuk memojokkan Islam dengan bergaya sok tahu. Padahal sangatlah naif untuk mencampuradukkan budaya dengan Islam.<br /><br />Saya pernah diminta untuk menulis bagaimana Islam membolehkan suami untuk menghajar isterinya. Enak saja, tidak benar itu. Kalangan pengkritik Islam tentu akan dengan senang mengutip ayat-ayat Al Quran atau Hadith secara serampangan dan di luar konteks. Apabila seorang suami akan menaikkan tangannya terhadap isterinya, ia dilarang untuk meninggalkan bekas pukulan di tubuh isterinya. Dengan kata lain, Quran sebenarnya berkata,” Jangan kau hajar isterimu, Hai Bodoh.”<br /><br />Nah mari kita lihat statistik yang menarik. Hmm, saya mulai mendengar kata-kata sumpah serapah. Menurut, informasi Kekerasan Rumah Tangga Nasional (Amerika Serikat), 4 juta wanita mengalami kekerasan oleh pasangannya selama rata-rata 12 bulan.<br /><br />Tidak kurang dari 3 wanita dibunuh oleh suami atau pacarnya setiap hari… yang berarti sekitar 5500 wanita yang dihajar hingga mati sejak peristiwa 9/11.<br /><br />Mungkin ada yang bilang bahwa fakta tersebut adalah suatu kenyataan yang mencengangkan yang bisa terjadi di masyarakat yang konon beradab. Namun sebelum saya berkata lebih jauh, saya perlu katakan bahwa kekerasan terhadap wanita adalah masalah global. Pria yang melakukan kekerasan pun memiliki latar belakang yang beragam dari segi agama maupun budaya. Kenyataan menunjukkan bahwa satu dari tiga wanita di dunia merupakan korban kekerasan dan pelecehan seksual semasa hidupnya. Kekerasan terhadap wanita bukan monopoli agama, status, kekayaan, warna kulit ataupun budaya tertentu.<br /><br />Namun demikian, ketika Islam pertama kali muncul, wanita merupakan obyek yang diperlakukan secara tidak semestinya. Bahkan di Barat, para wanita pun masih menghadapi masalah karena para pria yang masih berpikir memiliki superioritas. Ini terlihat dari jenjang promosi dan struktur upah yang terlihat dari tipe pekerja pembersih biasa hingga pemburu karir di tingkat direksi atau manajemen.<br /><br />Wanita di Barat pun masih diperlakukan sebagai komoditas dimana perbudakan seksual mengalami peningkatan, dengan dalih sebagai upaya pemasaran dimana tubuh wanita menjadi aset penjualan produk dalam dunia periklanan. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, ini terjadi di dalam masyarakat dimana perkosaan, pelecehan seksual dan kekerasan adalah hal yang lumrah. Di dalam masyarakat ini pula terjadi ilusi persamaan antara pria dan wanita dan tingkat pengaruh seorang wanita di dalam masyarakat tersebut diukur dari besaran payudara yang ia miliki.<br /><br />Dulu saya melihat wanita berkerudung sebagai manusia yang pendiam, makhluk yang tertindas. Namun, kini saya melihatnya sebagai sosok yang memiliki banyak keahlian, berbakat, dan berpendirian kuat dimana menjelma sebagai bentuk solidaritas persaudaraan yang bahkan terlalu agung untuk dibandingkan dengan persaudaraan feminisme Barat. Pandangan saya berubah sejak pengalaman yang saya lalui ketika ditahan oleh Taliban karena menyelundup ke Afghanistan dengan mengenakan burkha di bulan September 2001.<br /><br />Selama 10-hari dalam kurungan, saya membuat perjanjian dengan mereka bahwa saya akan membaca Al Quran dan mempelajari Islam kalau mereka akan membiarkan saya pergi. Aneh tapi nyata, mereka pun menerima tawaran saya dan saya pun dibebaskan. Ketika saya kembali dari sana saya pun memegang janji saya. Sebagai jurnalis yang meliput peristiwa di Timur Tengah, saya pun menyadari untuk belajar lebih banyak tentang suatu agama yang jelas-jelas juga menjadi suatu pandangan hidup bagi masyarakat di sana.<br /><br />Tidak, saya bukan korban Sindrom Stockholm. Untuk menjadi korban sindrom ini, anda harus memiliki hubungan yang baik dan erat dengan mereka yang menahan anda. Ini tidak terjadi dengan saya. Selama saya dikurung, saya sumpah serapahi mereka menolak makanan yang mereka tawarkan dan melakukan mogok makan. Saya tidak tahu siapa yang lebih senang ketika saya akhirnya dibebaskan — mereka atau saya!<br /><br />Awalnya, saya pikir membaca Quran tidak akan lebih dari sekedar kegiatan akademis. Namun saya benar-benar terhenyak ketika saya temukan secara gamblang bahwa wanita memiliki kesamaan spiritual, pendidikan dan harga diri. Hadiah bagi seorang wanita ketika ia melahirkan dan membesarkan anak-anak mereka benar-benar mendapatkan pengakuan yang tulus. Wanita muslim pun bangga untuk menyatakan bahwa mereka adalah ibu rumah tangga.<br /><br />Di samping itu, Nabi Muhammad Saaw pun menyatakan bahwa wanita yang terpenting dalam keluarga adalah seorang Ibu, Ibu, dan Ibu. Nabi juga berkata bahwa surga terletak di bawah telapak kaki ibu. Bayangkan, berapa banyak wanita yang mampu mencapai 100 peringkat wanita paling berpengaruh hanya dengan predikat ‘Ibu Terbaik’?<br /><br />Ketika seorang wanita secara Islam memilih dengan sadar untuk tetap tinggal di rumah dan membesarkan anak-anak merupakan suatu bentuk baru dari harga diri dan kehormatan di mata saya. Pilihan tersebut sama sekali tidak lebih rendah dibanding dengan para wanita muslim lainnya yang memilih untuk bekerja, berkarir dan mengembangkan profesi mereka.<br /><br />Saya pun mulai mencermati hal-hal seperti hukum warisan, pajak, kepemilikan harta dan perceraian, yang semuanya mungkin bisa menjadi inspirasi bagi para pengacara Holywood. Misalnya, wanita berhak mempertahankan apa yang telah mereka raih dan miliki sedangkan para suaminya harus menyerahkan separuh dari nilai yang ia miliki.<br /><br />Agak lucu bukan kedengarannya ketika para media tabloid dengan heboh meliput berita aktris bintang film yang melakukan perjanjian pra nikah? Padahal para wanita muslim sudah menjalankan perjanjian bahkan sejak hari pertama. Mereka bisa memilih untuk bekerja atau tidak, dan semua penghasilan yang ia dapati dari pekerjaannya adalah miliknya, sedangkan suaminya harus membayar semua kebutuhan, tagihan dan belanja keluarga.<br /><br />Apa-apa yang mereka para feminis perjuangkan di tahun 70an, ternyata sudah dinikmati oleh para wanita muslim 1400 tahun yang lalu.<br /><br />Sebagaimana saya terangkan tadi, Islam menghormati status Ibu dan Istri. Apabila anda memilih untuk tetap tinggal di rumah, maka silakan untuk tetap tinggal di rumah. Adalah suatu bentuk kehormatan yang luar biasa nilainya untuk menjadi pendidik pertama dan terutama bagi anak-anak.<br /><br />Di saat yang sama, Quran juga menyatakan kalau anda ingin bekerja, maka bekerjalah. Jadilah wanita karir, kembangkan profesi dan jadilah politisi. Jadilah menjadi sosok apapun yang anda inginkan dan jadilah yang terbaik, karena apapun yang anda akan kerjakan diniati untuk menggapai ridhaNya.<br /><br />Saat ini ada kecenderungan yang berlebihan untuk menfokuskan pada masalah pakaian wanita muslim terutama oleh para pria (baik muslim dan non-muslim).<br /><br />Memang benar bahwa wanita muslimah wajib untuk berpakaian sopan, tetapi banyak sekali masalah lain yang wanita muslim hadapi saat ini.<br /><br />Namun demikian, semua orang masih terobsesi dengan isu kerudung atau hijab. Begini, hijab ini adalah busana resmiku, dan dengan ini saya nyatakan bahwa saya adalah seorang muslim dan saya harap anda perlakukan saya dengan hormat.<br /><br />Bisakah anda bayangkan bagi seseorang untuk memberitahu eksekutif Wall Street atau bankir Washington untuk mengenakan kaos t-shirt dan celana blue jeans? Dia tentu akan menyatakan bahwa busana resmi yang ia kenakan adalah yang mendefinisikan dia selama jam kerja dan secara tidak langsung ia nyatakan kepada dunia untuk mendapatkan perlakuan sebagaimana mestinya.<br /><br />Anehnya, di Inggris, kita dengar ucapan Menlu Jack Straw tentang nikab (penutup wajah yang hanya memperlihatkan mata) sebagai penghalang yang tidak bisa diterima. Wahai para pria, kapan anda akan berhenti mengomentari busana wanita?<br /><br />Kita juga dengar ucapan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown dan John Reid yang memberikan pernyataan yang tidak pantas tentang nikab, padahal desa asal mereka adalah perbatasan Skotlandia dimana para pria di sana mengenakan rok!<br /><br />Lalu kita juga temukan para anggota dewan parlemen yang ikut-ikutan menggambarkan nikab sebagai penghalang komunikasi. Benar-benar ucapan tidak berkualitas. Lalu bagaimana mereka menjelaskan fenomena ponsel, email, radio, sms dan faks yang dalam sehari-harinya mereka tidak pernah melihat wajah seseorang.<br /><br />Mayoritas para akhwat yang saya kenal yang mengenakan nikab adalah wanita kulit putih, yang masuk Islam dan tidak lagi menginginkan sorotan, rayuan laki-laki dan perilaku mereka yang tidak senonoh. Asal tahu saja, ada sepasang akhwat di London yang saya kenal yang mengenakan niqab saat demo anti Perang karena tidak tahan dengan bau rokok.<br /><br />Saya khawatir Islamophobia telah menjadi bidikan kaum rasis. Tetapi secara pengecut, kaum chauvinis pria dan kaum wanita muslim sekuler kiri bergabung menyerang busana muslimah yang tidak lagi bisa ditolerir oleh para muslimah.<br /><br />Saya sendiri bertahun-tahun adalah feminis dan hingga sekarangpun masih menjadi feminis muslim yang berjuang untuk kepentingan kaum wanita. Bedanya adalah, wanita feminis muslim adalah jauh lebih radikal ketimbang teman feminisnya yang sekuler. Kita semua benci kontes kecantikan dan berusaha keras untuk tidak tertawa melihat adanya Miss Afghanistan yang mengenakan bikini sebagai bukti pembebasan wanita di Afghanistan.<br /><br />Saya telah kembali ke Afghanistan beberapa kali dan saya bisa katakan bahwa tidak ada wanita karir yang bangkit dari reruntuhan di sana. Wanita muslimah Afghan berharap kepada saya agar Barat tidak terlalu terobsesi dengan Bhurka yang mereka kenakan. “Jangan perjuangkan kami untuk menjadi wanita karir, tapi carikan pekerjaan buat suami kami. Tunjukkan bahwa kami bisa mengirim anak-anak ke sekolah secara aman tanpa takut diculik. Berikan kami keamanan dan makanan di meja makan,” demikian kata seorang wanita muslimah kepada saya.<br /><br />Muslim feminis muda melihat kerudung dan nikab sebagai simbol politik dan persyaratan agama sekaligus. Ada yang menganggap bahwa ini adalah simbol perlawanan mereka terhadap gaya hidup Barat yang sarat dengan mabuk-mabukan, seks bebas, dan narkoba.<br /><br />Superioritas dalam Islam tumbuh karena ketaqwaan, bukan kecantikan, kekayaan, kekuasaan, posisi, maupun jenis kelamin.<br /><br />Sekarang katakan kepada saya mana yang lebih membebaskan. Apakah dengan melihat seberapa pendek rok yang saya kenakan dan ukuran payudara, atau dengan menilai karakter, pikiran dan kecerdasan?<br /><br />Majalah-majalah memberikan pesan kepada wanita kalau mereka tidak tinggi, langsing dan cantik maka mereka tidak akan dicintai dan diinginkan. Tekanan kepada para pembaca majalah remaja untuk memiliki pacar pun sangat menjengkelkan.<br /><br />Islam berkata kepada saya bahwa saya memiliki hak untuk mendapatkan pendidikan dan adalah tugas saya untuk mencari ilmu, baik ketika saya masih lajang atau sudah menikah.<br /><br />Tidak ada di dalam Islam bahwa kami sebagai wanita harus mencuci, membersihkan rumah, atau memasak demi para pria. Tapi tidak hanya laki -laki muslim yang wajib mempelajari kembali perannya di masyarakat. Coba cek kata-kata Pat Robertson di tahun 1992 tentang pandangannya terhadap wanita. Lalu katakan kepada saya mana yang lebih beradab.<br /><br />Dia berkata,” Feminisme mendorong wanita untuk meninggalkan suami mereka, membunuh anak-anak, melakukan sihir, menghancurkan kapitalisme, dan menjadi lesbian.”<br /><br />Ini adalah kata-kata orang Amerika yang hidup semasa Jahiliyah yang perlu dimodernisasi dan di-adab-kan. Sosok seperti inilah yang justru mengkerudungi penglihatan mereka dan kita perlu membuka kerudung kejahilan mereka sehingga bisa membiarkan masyarakat dunia untuk melihat Islam dengan mata kepala mereka sendiri sebagaimana apa adanya.<br /><br /><br /><br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com10tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-66580637186690699412009-03-28T23:59:00.004+02:002009-03-30T00:23:12.596+02:00Arti kata cinta<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Kehidupan ini rasanya tak pernah dapat dilepaskan dari apa yang dinamakan 'cinta'. Dengannya menjadi semarak dan indah dunia ini. Lihat saja, bagaimana seorang bapak begitu bersemangat dalam beraktivitas mencari nafkah, tak lain karena dorongan cintanya terhadap anak dan isterinya. Seorang yang lain pun begitu semangatnya menumpuk harta kekayaan, karena sebuah dorongan cinta terhadap harta benda, demikian pula mereka yang cinta kepada kedudukan, akan begitu semangat meraih cintanya.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Itu semua adalah beberapa contoh dari berjuta cinta yang ada. Meskipun kesan yang banyak dipahami orang tentang cinta, identik dengan apa yang terjadi antara seorang pemudi dan pemuda. Padahal cinta tak hanya sebatas itu saja.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Ternyata masalah cinta memang tidak sederhana. Ada cinta yang bernilai agung lagi utama, namun ada pula cinta yang haram dan tercela. Cinta sendiri kalau dilihat menurut islam, </span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">maka dapat dikategorikan menjadi tiga bentuk. Kita semestinya tahu tentang model cinta tersebut untuk kemudian mampu memilih mana cinta yang mesti kita lekatkan di hati, mana pula cinta yang mesti kita tinggalkan sejauh-jauhnya.</span><br /><br /></div><div style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204); text-align: justify;" class="fullpost"><span style="color: rgb(51, 204, 255); font-style: italic;">* Cinta kepada Allah</span><br /><br />Cinta model ini adalah cinta yang paling utama. Bahkan cinta kepada Allah adalah pokok dari iman dan tauhid seorang hamba. Karena memang Allah sajalah satu-satunya dzat yang patut diberikan rasa cinta.<br /><br />Segala cinta, kalau kita buat peringkat maka nyatalah bahwa cinta kepada Allah adalah puncaknya. Ia adalah yang tertinggi, paling agung dan paling bermanfaat. Begitu bermanfaat cinta kepada Allah ini, sehingga tangga-tangga menuju kepadanya pun merupakan hal-hal yang bermanfaat pula. Diantaranya berupa taubat, sabar dan zuhud. Apabila cinta diibaratkan sebuah pohon maka ia pun akan menghasilkan buah-buah yang bermanfaat seperti rasa rindu dan ridha kepada Allah.<br /><br />Mengapa kita mesti cinta kepada Allah ? banyak sekali alasannnya. Diantaranya adalah karena Allah lah yang memberikan nikmat kepada kita, bahkan segala nikmat. Sedangkan hati seorang hamba tercipta untuk mencinta orang yang memberikan kebaikan kepadanya. Kalau demikian, sungguh sangat pantas apabila seorang hamba cinta kepada Allah, karena Dialah yang memberikan semua kebaikan kepada hamba.<br /><br />"Dan apa-apa nikmat yang ada pada kalian , maka itu semua dari Allah"<br />(QS Al Baqarah : 165)<br /><br />Seorang hamba di setiap pagi dan petang, siang dan malam selalu berdoa, memohon dan meminta pertolongan kepada Allah. Dari doa tersebut kemudian Allah memberikan jawaban, menghindarkan hamba dari bahaya, memenuhi kebutuhan hamba tadi. Keterikatan ini mendorong hati untuk mencinta kepada dzat tempat ia bermohon.<br /><br />Setiap insan pun tak lepas dari dosa dan kesalahan, maka Allah selalu membuka pintu taubat kepada hamba tadi, bahkan Allah tetap memberikan rahmah meski hamba kadang tidak menyayangi dirinya sendiri. Kebaikan-kebaikan yang dibuat hamba, tak ada sesuatu pun yang mampu diharap untuk memberi balasan dan pahala kecuali Allah semata.<br /><br />Terlebih lagi, Allah telah menciptakan hamba, dari sesuatu yang tak ada menjadi ada. Tumbuh, berkembang dengan rizki dari Allah Ta'ala. Maka ini menjadi alasan kenapa hamba semestinya cinta kepada Allah.<br /><br />Cinta memang menuntut bukti. Tak hanya sekedar ucapan, seperti pepatah orang arab 'semua orang mengaku punya hubungan cinta dengan Laila namun si Laila tak pernah mengakuinya'. Dan wujud cinta ilahi dibuktikan dengan<br /><br />"Katakanlah apabila kalian cinta kepada Allah maka ikutilah aku (Rasulullah) maka Allah akan mencintai kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian" (QS Ali Imran : 31)<br /><br />mengikuti sunah nabi dan juga berjihad di jalan Allah Ta'ala.<br /><br /><span style="color: rgb(51, 204, 255); font-style: italic;">* Cinta karena Allah / cinta di jalan Allah</span><br /><br />Cinta karena Allah tentu saja mengikuti cinta yang pertama. Seperti dalam kehidupan, ketika kita cinta kepada seseorang maka apa yang dicintai oleh orang yang kita cinta pun kita sukai pula. Cinta karena Allah adalah cinta kepada 'person' yang dicinta Allah seperti para nabi, rasul para sahabat nabi dan orang-orang shalih. Cinta karena Allah jua berujud cinta kepada perbuatan shalih seperti shalat, puasa zakat, berbakti kepada orang tua, memuliakan tetangga, berakhlaq mulia, menuntut ilmu syar'i dan segala perbuatan baik yang lain. Dengan demikian, ketika seoarng muslim mencinta seseorang atau perbuatan maka ia punya sebuah barometer "apakah hadir pada perbuatan maupun orang tadi hal yang dicinta Allah". Bagaimana kita tahu kalau suatu perbuatan dicinta Allah? Jawabnya adalah, apabila Allah perintahkan atau diperintahkan Rasulullah berupa hal yang wajib maupun yang sunnah(mustahab).<br /><br />Cinta yang disyariatkan diantaranya adalah cinta kepada saudara seiman<br /><br />"Tidak beriman salah seorang diantara kalian sampai mencintai saudaranya sesama muslim sebagaimana mencintai dirinya sendiri" (HR Bukhari dan Muslim)<br /><br />Cinta ini bermanfaat bagi pelakunya sehingga mereka layak mendapatkan perlindungan Allah di hari tiada perlindungan kecuali perlindungan Allah saja.<br /><br /><span style="color: rgb(51, 204, 255); font-style: italic;">* Cinta bersama Allah</span><br /><br />Kecintaan ketiga ini adalah cinta yang terlarang. Cinta bersama Allah berarti mencintai sesuatu selain Allah bersama kecintaan kepada Allah. Membagi cinta, adalah model cinta yang ketiga ini. Kecintaan ini hanyalah milik orang-orang musyrik yang mencintai sesembahan-sesembahan mereka bersama cinta kepada Allah. Seperti firman Allah:<br /><br />"Dan diantara manusia ada yang menjadikan selain Allah sebagai tandingan-tandingan, yang mereka mencintai tandingan tadi sebagaimana mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat besar cinta mereka kepada Allah "<br />(QS Al Baqarah : 165)<br /><br />Kecintaan ini bisa ditujukan kepada pohon, berhala, bintang, matahari, patung , malaikat, rasul dan para wali apabila kesemuanya dijadikan sesembahan selain Allah. Dan ini adalah gambaran cinta pada masa dahulu.<br /><br />Sedangkan kabar cinta pada masa sekarang, yaitu yang terjadi didunia pada umumnya, atau secara khusuh di Indonesia. Terjadi antara muda mudi. Begitu bersemangatnya mereka untuk meraih cinta mereka. sampai-sampai kata-kata yang keluar dari seorang untuk kekasihnya : "aku mencintaimu melebihi segalanya" atau "kamu tercipta karena aku ada" atau "aku tidak akan hidup tanpa cintamu" dan semacamnya. Cinta seperti ini pula termasuk cinta bersama Allah. wal'iyadhubillah.<br /><br />Terus bagaimana cinta kita kepada anak, harta, pakaian, nikah dan kepada hal yang berhubungan dunia ? Cinta yang seperti ini adalah cinta yang disebut sebagai "cinta thabi'i" cinta yang sesuai dengan tabiat artinya wajar-wajar saja. Apabila mengikuti kecintaan kepada Allah, mendorong kepada ketaatan maka ia bermuatan ibadah. Sebaliknya bila mendorong kepada kemaksiatan maka ia adalah cinta yang tercela dan terlarang.<br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Ingin tahu lebih banyak lagi?? Silahkan <a href="http://www.hapiamesir.co.cc" target="_blank">KLIK DISINI</a></span><br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com7tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-72551226725869498232009-03-28T23:45:00.004+02:002009-03-30T00:22:32.473+02:00Pembatal keislaman seorang hamba<div style="text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);"><span style="font-weight: bold;"> <span style="font-style: italic; color: rgb(51, 51, 255);">oleh:hery prasetyo</span><br />Allah telah mewajibkan bagi seluruh hambanya untuk masuk ke dalam Islam dan berpegang teguh dengan ajaran-Nya dan menjauhi segala sesuatu yang menyimpang darinya. Ia juga telah mengutus Muhammad untuk berdakwah terhadap hal tersebut, dan juga telah mengabarkan bahwa barang siapa yang mengikutinya maka dia telah mendapatkan hidayah, namun barang siapa yang menolak dakwahnya maka ia telah tersesat. Dan Allah telah memperingatkan dalam banyak ayat-ayat Al-qur'an tentang hal-hal yang menyebabkan segala jenis kesyirikan, kemurtadan dan kekafiran.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold;">Para ulama telah menerangkan dan membahas hukum seorang muslim yang murtad dari agamanya dapat disebabkan oleh berbagai macam sebab yang membatalkan keislamannya, yang menyebabkan darah dan hartanya menjadi halal dan Ia dinyatakan keluar dari Islam. Namun yang lebih berbahaya dan sering terjadi adalah 10 hal yang dapat membatalkan keislaman yang disebutkan oleh Syeik Muhammad Bin Abdul Wahab serta ulama lainnya.</span><br /></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><br />Dan saya akan menjelaskan secara singkat akan hal ini, agar kita berhati-hati dan mengingatkan orang lain dengn harapan agar kita selamat dari hal-hal tersebut.<br /><br />1. Syirik dalam beribadah kepada Allah. Firman Allah,<br /><br />"sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa mempersekutukan (sesuatu) dengan Dia, dan Dia mengampuni dosa selain dari syirik itu bagi siapa yang di kehendaki-Nya." (an Nisa': 116).<br /><br />"Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan padanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang dzalim itu seseorang penolongpun." (Al Maidah: 72).<br /><br />Termasuk dalam poin ini adalah berdo'a kepada orang yang sudah mati dan minta bantuan kepada mereka atau bernadzar dan berkurban untuk mereka.<br /><br />2. Menjadikan sesuatu sebagai perantara dengan Allah dimana seseorang berdo'a dan meminta syafaat serta bertawakal kepada sesuatu tersebut, orang yang berbuat hal seperti ini telah kafir secara ijma'.<br />3. Siapa yang tidak mengafirkan orang-orang musrik atau meragukan kekafiran mereka atau membenarkan ajaran mereka. Maka orang yang berkeyakinan seperti ini juga telah kafir.<br />4. Siapa yang meyakini bahwa petunjuk selain Rasulullah saw lebih sempurna dari petunjuk beliau, atau meyakini bahwa hukum selain hukum beliau lebih baik dari selain hukumnya, seperti orang-orang yang lebih mengutamakan hukum thagut dari hukum Allah, maka orang yang berkeyakinan seperti ini juga telah kafir.<br />5. Siapa yang membenci sebagian dari ajaran Rasulullah, meskipun ia tetap mengamalkannya, maka ia telah kafir. Berdasarkan firman Allah,<br /><br />"yang demikian itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al Qur'an) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka."<br /><br />6. Siapa yang memperolok-olok salah satu ajaran yang dibawa oleh Rasulullah saw. Atau memperolok-olok pahala dan siksaan yang diperoleh maka ia juga kafir. Dan dalil yang menunjukkan hal tersebut adalah firman Allah,<br /><br />"Katakanlah wahai (Muhammad), 'Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kalian selalu berolok-olok?' tidak usah kalian minta ma'af, karena kalian kafir sesudah beriman." (At Taubah: 65-66)<br /><br />7. Perbuatan sihir dengan segala bentuknya. Maka barang siapa yang melakukan perbuatan ini dan meridhainya, maka ia telah kafir. Sebagaimana firman Allah,<br /><br />"Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syetan-syetan pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syetan-syetan itulah yang kafir (mengerjakan syihir). Mereka mengajarkan syihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan, 'Sesungguhnya kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kalian kafir'. Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya. Dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudlarat dengan sihirnya kepada seorangpun kecuali dengan izin Allah. Dan mereka mempelajari sesuatu yang memberi mudlarat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, sesungguhnyaa mereka telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah keuntungan baginya diakhirat dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui." (Al Baqoroh: 102)<br /><br />8. Mendukung dan membantu orang-orang musrik untuk mencelakakan kaum muslimin. Hal ini dilandasi oleh firman Allah,<br /><br />"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengambil orang-orang yahudi dan nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (kalian), sebagian mereka adalah pemimpin bagi sebagian yang lain. Barang siapa diantara kalian mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zhalim."<br />(Al Maidah: 51)<br /><br />9. Orang yang meyakini bahwa ada golongan manusia tertentu yang dibolehkan keluar dari syari'ah Muhammad. Maka orang yang meyakini hal ini telah kafir, berdasarkan firman Allah,<br /><br />"Di antara ahli kitab ada orang yang jika kalian mempercayakan kepadanya harta yang banyak, dikembalikannya kepada kalian dan diantara mereka ada orang yang jika kalian mempercayakan kepadanya satu dinar, tidak dikembalikannya kepada kalian, kecuali jika kalian selalu menagihnya. Yang demikian itu lantaran mereka mengatakan, 'tidak ada dosa bagi kami terhadap orang-orang ummi.' Mereka berkata dusta terhadap Allah, padahal mereka mengetahui." (Al Imran: 75)<br /><br />10. Berpaling dari agama Allah dengan wujud tidak mempelajarinya dan tidak mengamalkannya. Didasarkan pada firman Allah,<br /><br />"Dan siapakah yang lebih zhalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat tuhan-Nya, kemudian ia berpaling daripadanya? Sesungguhnya kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa." (As Sajdah: 32).<br /><br />Dan tidak ada perbedaan antara pelaku-pelaku sepuluh hal tersebut diatas, baik ia dalam keadaan main-main, bersungguh-sungguh, atau karena takut ketika melakukannya -kecuali orang yang dipaksa untuk melakukannya-. Semuanya adalah bahaya yang sangat besar dan sangat sering terjadi. Maka hendaknya setiap muslim dapat menghindarinya dan selalu menghawatirkan dirinya dari hal-hal tersebut. Kita kemudian berlindung kepada Allah dari segala sesuatu yang dapat mendatangkan kemurkaan dan adzabnya yang sangat pedih. Sholawat dan salam semoga selalu terlimpah atas manusia terbaik, Muhammad serta atas para kerabat dan sahabatnya.<br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Ingin tahu lebih banyak lagi?? Silahkan <a href="http://www.hapiamesir.co.cc" target="_blank">KLIK DISINI</a></span><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-35526811413143210382009-03-28T23:39:00.003+02:002009-03-30T00:18:18.048+02:00Makna kalimat لا إله إلا الله<div style="text-align: justify;"><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">laa ilaaha illallah adalah sebuah kata yang sedemikian akrab dengan kita. Sejak kecil (kalau kita hidup di tengah keluarga muslim), kita akan begitu familiar dengan ucapan tersebut. Mungkin karena terlalu biasa mengucapkan kita sering tak peduli dengan makna yang hakiki dari kalimat tersebut. Malahan boleh jadi kita belum paham dengan maknanya. Sehingga bisa saja perilaku kita terkadang bertentangan dengan kandungan dari laa ilaaha illallah itu sendiri tanpa kita sadari.</span><br /><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);">Hal ini tentunya sangat berbahaya bagi kehidupan keagamaan kita. Kalimat tersebut secara pasti menentukan bahagia dan celakanya kehidupan seseorang di dunia dan akhirat. Terus apakah terlambat bagi kita untuk tahu tentang makna syahadat tersebut di usia kita sekarang ini.? Jawabnya tidak ada kata terlambat sebelum nyawa sampai di tenggorokan kita, mari kita mulai dari sekarang untuk memahaminya. </span><br /></div><div style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204); text-align: justify;" class="fullpost"><br />Untuk itu kami mencoba mengangkat masalah makna syahadat ini untuk kemudian dipahami, agar melempangkan jalan kita meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat.<br /><br />Kalau kita tinjau sebenarnya kalimat laa ilaaha illallah mengandung dua makna, yaitu makna penolakan (nafi) segala bentuk sesembahan selain Allah, dan makna menetapkan bahwa satu-satunya sesembahan yang benar hanyalah Allah semata. Berkaitan dengan mengilmui kalimat ini Allah ta'ala berfirman:<br /><br />"Maka ketahuilah(ilmuilah) bahwasannya tidak ada sesembahan yang benar selain Allah"<br />(QS Muhammad : 19)<br /><br />Berdasarkan ayat ini, maka mengilmui makna syahadat tauhid adalah wajib dan mesti didahulukan daripada rukun-rukun islam yang lain. Disamping itu nabi kita pun menyatakan<br /><br />"Barang siapa yang mengucapkan laa ilaaha illallah dengan ikhlas maka akan masuk ke dalam surga" ( HR Ahmad)<br /><br />Yang dimaksud dengan ikhlas di sini adalah mereka yang memahami, mengamalkan dan mendakwahkan kalimat tersebut sebelum yang lainnya, karena di dalamnya terkandung tauhid yang Allah menciptakan alam karenanya. Rasul mengajak paman beliau Abu Thalib, Ketika maut datang kepada Abu Thalib dengan ajakan "wahai pamanku ucapkanlah laa ilaaha illallah sebuah kalimat yang aku akan jadikan ia sebagai hujah di hadapan Allah" namun Abu Thalib enggan untuk mengucapkan dan meninggal dalam keadaan musyrik.<br /><br />Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam tinggal selama 13 tahun di makkah menggajak orang-orang dengan perkataan beliau "Katakan laa ilaaha illallah" maka orang kafir pun menjawab "Beribadah kepada sesembahan yang satu, kami tidak pernah mendengar hal yang demikian dari orang tua kami". Orang qurays di jaman nabi sangat paham makna kalimat tersebut, dan barangsiapa yang mengucapkannya tidak akan menyeru/berdoa kepada selain Allah.<br /><br />Laa ilaaha illallah adalah asas dari tauhid dan islam dengannya terealisasikan segala bentuk ibadah kepada Allah dengan ketundukan kepada Allah, berdoa kepadanya semata dan berhukum dengan syariat Allah.<br /><br />Seorang ulama besar Ibnu Rajabb mengatakan: Al ilaah adalah yang ditaati dan tidak dimaksiati, diagungkan dan dibesarkan dicinta, dicintai, ditakuti, dan dimintai pertolongan harapan. Itu semua tak boleh dipalingkan sedikit pun kepada selain Allah. Kalimat laa ilaaha illallah bermanfaat bagi orang yang mengucapkannya selama tidak membatalkannya dengan aktifitas kesyirikan.<br /><br />Inilah sekilas tentang makna laa ilaaha illallah yang pada intinya adalah pengakuan bahwa tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah ta'ala semata.<br /><br /><span style="color: rgb(255, 0, 0);">Ingin lebih banyak lagi? Silahkan</span> <a href="http://www.hapiamesir.co.cc" target="_blank"><strong><span style="color: rgb(255, 0, 0);">KLIK DISINI</span></strong></a><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-72196001401853282652009-03-28T23:32:00.003+02:002009-03-28T23:34:59.846+02:00Hidup sehat dengan tidur yg cukup<div style="text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);"><span style="font-weight: bold;">Rata-rata orang dewasa menghabiskan tujuh sampai sembilan jam untuk tidur setiap malam. Saat itulah tubuh melakukan perbaikan yang dibutuhkan. Racun-racun dibuang dan sel serta jaringan dibangun kembali. Otak juga memproses stress yang dikumpulkan saat tubuh terjaga dan mengurangi efek buruknya terhadap system tubuh. Meskipun riset laboratorium secara luas sudah banyak dilakukan, namun fungsi tidur tetap menjadi sebuah misteri. Satu hal yang pasti, tubuh dan pikiran tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa tidur. Bila kita menjalani tidur yang berkualitas buruk dalam jangka waktu lama, kesehatan fisik dan mental kita akan terganggu. Kekurangan tidur akan langsung menurunkan produktivitas, kemampuan menikmati hidup, dan penampilan kita.</span><br /><span style="font-weight: bold;">Untunglah, ada banyak cara efektif untuk menghindari gejala insomnia dan memastikan kita tetap tertidur lelap setiap malamnya. Cara ini akan dapat membantu kita bekerja dan bersenang-senang pada tingkat energi yang optimal.</span><br /><span style="font-weight: bold;"><br />1/ Olahraga Sebagai Relaksasi</span><br /><span style="font-weight: bold;">Melakukan gerak tubuh secara teratur penting untuk menciptakan tidur yang berkualitas. Tanpa olahraga, </span><br /></div><div style="font-weight: bold; text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost">secara fisik Anda tidak akan cukup lelah untuk beristirahat dengan baik di malam hari. Aktivitas aerobic seperti jalan kaki dan bersepeda berfungsi untuk melatih jantung dan membentuk otot. Sedangkan beberapa teknik yoga tertentu sangat baik untuk meregangkan tubuh dan membuat rileks.<br /><br />2/ Pijat dan Meditasi<br />Di saat-saat tertentu, stress dapat mengakibatkan insomnia. Beberapa teknik pijat akan membantu karena meredakan ketegangan leher bahu yang pegal, dan pinggang yang kaku. Pijat muka juga dapat memberikan ketengangan dengan seketika.<br />Stress adalah bagian kehidupan yang tidak dapat dihindari. Namun, saat Anda memerlukan ketenangan diri, serangkaian teknik meditasi dan visualisasi dapat membantu Anda mengatasi ketidakyakinan, kekhawatiran dan kegelisahan. Dengan cukup latihan, stress dapat sangat dikurangi sehingga tak akan menyebabkan kesulitan tidur di malam hari.<br /><br />3/ Lingkungan yang Tenang<br />Kekurangan tdiur dapat diperburuk oleh factor-faktor eksternal seperti suara bising, suasana “sibuk” dalam kamar tidur, bahkan jenis kasur yang tidak tepat. Dengan mengoptimalkan lingkungan fisik Anda, banyak factor penghalang seperti di atas yang dapat dikurangi bahkan dihilangkan.<br />Dengan menerapkan prinsip-prinsip feng-shui, Anda dapat mengatur ruang kamar tidur untuk membuat hal-hal yang dapat menghambat kelancaran aliran “chi” atau energi. Dekorasi dan pola penerangan yang tepat dapat menenangkan indera. Selain itu, memiliki ritual sebelum tidur juga dapat membuat tidur menjadi pengalaman yang nyaman dan menyenangkan<br /><br />4/ Memanjakan Diri<br />Agar memperoleh waktu pribadi yang berkualitas, luangkan waktu untuk menyingkirkan beban pikiran dan kerisauan di malam hari. Hal ini sangat penting mengingat banyaknya tuntutan dalam kehidupan sehari-hari. Betapapun sibuknya Anda, sebaiknya ambil waktu untuk bersantai sebelum tidur. Jika tidak, pikiran masih akan dipenuhi dengan berbagai masalah harian.<br />Agar tubuh siap memasuki saat tidur, pasanglah lilin di sekeliling Anda dan berendamlah dalam air hangat yang dibubuhi minyak aromaterapi atau ramuan herbal. Minyak essensial seperti lavender dan clary sage yang ditambahkan dalam air dapat meredakan sakit kepala dan ketegangan otot. Kantong mandi atau garam mandi dari bunga chamomile dapat mengurangi stress. Manfaatkan pula energi alami yang dihasilkan bunga dan tumbuhan lainnya sebagai campuran air hangat untuk merendam kaki, bantal tidur yang mendatangkan rasa kantuk, dan larutan alcohol yang membuat tidur efektif.<br /><br />5/ Cemilan sebelum tidur<br />Anda sudah makan malam pukul 6 sore tadi dan sekarang sudah pukul 11.30. Sudah waktunya tidur, tapi Anda merasa lapar dan haus lagi.. Apa yang sebaiknya Anda lakukan? Daripada membuka lemari es untuk mencari makanan yang mengenyangkan dan mungkin sulit dicerna, sebaiknya pilih makanan ringan seperti roti panggang berlapis selai dan minuman hangat yang menenangkan. Hindari teh dan kopi karena merupakan stimulant yang cenderung membuat terjaga bila diminum malam hari. Sebaliknya, teh herbal yang menenangkan dapat dikonsumsi menjelang malam dan susu hangat ideal dikonsumsi sebelum tidur. Susu mengandung peptide yang menenangkan system tubuh.<br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-87746159925331136512009-03-28T18:17:00.003+02:002009-04-02T20:21:48.737+02:00dunia yg semakin aneh<span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);font-family:courier new;" >"Dunia memang aneh", Gumam Pak Ustadz "Apanya yang aneh Pak?"</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);font-family:courier new;" >Tanya seorang santri. "Tidakkah antum perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa" " Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami" Kata Pak Ustadz. Tanpa banyak tanya, santri itu pun melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, santri itu bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);font-family:courier new;" >800m dari</span><br /><span style="font-weight: bold; color: rgb(0, 204, 204);font-family:courier new;" >rumah. Belum setengah perjalanan, santri itu berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya" "A du h, tumben nih rapih banget, kayak pak ustadz, mau kemana sih? Tanya ibu muda itu. </span><br /><div style="font-weight: bold; font-family: courier new; color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><br />Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz diatas, menjadi sesuatu yang lain rasanya; "Kenapa orang yang hendak pergi kemasjid dengan pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin? Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan ngasih makan anaknya ditengah jalan, ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja? Kenapa orang kemasjid dianggap aneh? Orang yang pergi kemasjid akan terasa "aneh" ketika orang-orang lain justru tengah asik nonton sinetron "intan". Orang kemasjid akan terasa "aneh" ketika melalui kerumunan orang-orang yang sedang ngobrol dipinggir jalan dengan<br />suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan. Orang kemasjid terasa "aneh" ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan. Ketika itu santri itu pun menceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum, "Kamu akan banyak menjumpai "keanehan-keanehan" lain disekitarmu" , kata Pak Ustadz. "Keanehan-keanehan" disekitar kita? Cobalah ketika kita datang kekantor, kita lakukan shalat sunah dhuha, pasti akan nampak "aneh" ditengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan ngobrol. Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa "aneh", karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir waktu. Cobalah berdzikir atau tadabur al qur'an ba'da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu<br />mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat. Aneh bukan? Cobalah hari ini shalat jum'at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah kedua menjelang selesai. Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh ditengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu dan test..test, test saja. Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atau ayat al qur'an, pasti akan terasa aneh ditengah orang-orang yang membaca artikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya. Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi<br />orang "aneh" selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari'at dan tata nilai serta norma yang benar. Jangan takut "ditumbenin" ketika kita pergi kemasjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al qur'an (Al A'raf:31) Jangan takut dikatakan "sok alim" ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul tak karuan. Jangan takut dikatakan "Sok Rajin" ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman. Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.<br />(Annisaa:103) Jangan takut untuk shalat jum'at/shalat berjama'ah berada dishaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah. ...,Karena dishaf terdepan itu ada kemuliaan sehingga dijaman Nabi Salallahu'alaihi wassalam para sahabat bisa bertenggkar cuma gara-gara memperebutkan berada dishaf depan. Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum'at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (Al Jumu'ah:9) Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al qur'an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan. Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:<br />"Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fusshilat:33) Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali menyerukan, sekali kirim artikel lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita.... Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirim e-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat, aneh nggak sih? Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, lha wong itu yang disuruh kok, "sampaikan dariku walau satu ayat"( Potongan dari hadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abdullah Ibn Umar) Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenaran dan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orang<br />terkenal, e-mail dari manajer atau dari siapapun kalau isinya sekedar dan ala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja. Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun. Lakukan "keanehan-keanehan" yang dituntun manhaj dan syari'at yang benar. Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa aneh ditengah orang-orang yang berbikini dan ber-U can see. Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur'an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral. Lagian kenapa kita harus takut disebut "orang aneh" atau "manusia langka" jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelematkan kita. Selamat jadi<br />orang<br />aneh yang bersyari'at dan bermanhaj yang benar<br /><br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-2461514616901119082009-03-26T14:18:00.004+02:002009-03-26T14:45:09.674+02:00tahukah anda.........<span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">pada malam hari sekitar pukul:21-23 merupakan waktu pembuangan zat beracun atau tidak berguna di bagian sistem anti body (kelenjar getah bening)maka selama durasi waktu ini seharusnya dilalui dengan tenang (dalam kondisi badan beristirahat)</span><br /><span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">pada pukul 21-01 dini hari,pada saat ini ada proses detoxin di bagian hati dan proses ini harus berlangsung alam keaddan tidur pulas,makanya bagi anda yg ingin hidup sehat gunakan waktu ini untuk istirahat(tidur)</span><br /><span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">pada pukul 01-03 juga ada proses detoxin tapi di bagian empedu,saat proses ini juga harus dilalui alam kondisi tidur pulas</span><br /><span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">kemudian pada pukul 03-05 ada proses detoxin di bagian paru paru pada proses ini tidak harus alam keadaan tidur tapi harus dalam keadaan menghirup udara yg bersih dan segar,</span><br /><span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">pada pukul 05-07 pagi ada proses ditoxin di bagian usus besar untuk itu harus membuang sisa makanan alam perut kita(harus buang air)pada waktu itu... </span><br /><div style="text-align: justify;" class="fullpost"><br /><span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">kemudian pada pukul 07-09 pagi ada proses penyerapan gizi oleh usus kecil dan pada saat ini diharuskan perut dalam keadaan terisi makanan(harus sarapan pagi),</span><br /><span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">selanjutnya terserah anda......</span><br /><span style="font-weight: bold; font-family: arial; color: rgb(0, 204, 204);">bagi yg ingin hidup sehat silahkan praktekan tips diatas,ingat mencegah lebih baik dari mengobati,karena kalo sakit belum tentu ada obatnya,,</span><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-3641570943898030352009-03-22T01:11:00.005+02:002009-03-26T00:27:13.618+02:00hukum merayakan maulid nabi<div style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(51, 255, 255);font-family:arial;">Jika kita melihat kembali <span style="font-style: italic;">siroh nabawiyah</span> (sejarah nabi) maka kita tidak akan dapati satu riwayatpun atau satu pendapat pun yg menyatakan bahwa nabi Muhammad <span style="font-style: italic;">shalallhu 'alaihi wasallam</span> merayakan hari kelahirnya,dan tidak ada satu sejarah pun yg mencatat bahwa para sahabat,<span style="font-style: italic;">tabi'in </span>maupun <span style="font-style: italic;">tabi't tabiin</span> memperingati maulid nabi,bahkan jika kita baca kembali dalam sejarah imam empat mazhab pun tidak kita dapatkan mereka memperingati maulid nabi,padahal kita telah mengetahui bahwasannya mereka (para sahabat,tabi'in dan tabi'uttabi'in)adalah sebaik baik generasi di umat ini,bahkan mereka mendapatkan kesaksian dari nabi kalau mereka itu adalah generasi umat terbaik,dalam sebuah hadist nabi shalallahu 'alaihi wasalam bersabda<br />خير القرون قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم (رواه الترمذي)<br />"sebaik-baik generasi adalah generasi ku(sahabat)kemudian yg datang setelah nya(tabi'in)dan yg setelah nya(tabi'ust tabi'in)"HR turmudzi.<br />jika kita katakan bahwa maulid nabi suatu ibadah yg mana jika kita merayakannya maka kita akan mendapat pahala dan ganjaran dari allah subhannahu wata'ala,maka apakah ada dalil atau hujjah (alasan)dan tuntunan baik dari al-qu'an,hadist atau perbuatan dari qurun mufadholah(generasi umat terbaik)???<br />Dan jika kita katakan bahwa maulid nabi itu tidak lebih dari hanya sekedar perbuatan yg <span style="font-style: italic;">mubah</span> (yg boleh boleh saja sifatnya)jika kita merayakannya tidak akan mendapat pahala begitu pula sebaliknya kita tidak akan mendapat dosa jika kita meninggalkannya,maka kita katakana bahwasannya ied (sebuah perayaan)dalam islam itu merupakan sebuah ibadah dan merupakan syari'at<br /></div><div style="text-align: justify; font-weight: bold; color: rgb(51, 255, 255);font-family:arial;" class="fullpost"><br />sebagaimana dalam hadist nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam</span> yg diriwayat kan oleh anas <span style="font-style: italic;">radhiyallahu 'anhu</span> dia berkata:konon orang orang jahiliyah mempunyai dua hari raya yg mereka rayakan dan ketika nabi datang ke madinah beliau bersabda "dahulu kalian mempunyai dua hari raya yg mana kalian bermain padanya maka allah gantikan dengan yg lebih baik dari itu yaitu iedul fitri dan iedul adha"(HR abu daud dan nasa'i).<br />Dan coba kita kembali kaji dan baca makna ied itu sendiri,<span style="font-style: italic;">syaikhul islam ibnu taimiyah</span> dalam kitabnya <span style="font-style: italic;">iqtidha shirotil mustaqim </span>beliau mendefinisikan ied adalah sebuah penamaan untuk kumpulnya sekelompok manusia untuk merayakan sebuah peringatan yg diulang pada setiap tahun,bulan dan minggu.<br />Maka kita katakan maulid nabi adalah sebuah ied(hari raya)karena di dalamnya ada perkumpulan orang untuk memperingatinya yg di ulang setiap tahun dan jelas ini bukan sebuah perbuatan yg mubah melainkan sebuah ibadah.<br /><span style="font-style: italic;">Syaikh Muhammad bin shalih al-ustaimin rahimahullah</span> (beliau adalah salah seorang ulama saudi)ditanya apa hukum merayakan maulid nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu'alaihi wasalam</span>?beliau menjawab:<br /><span style="font-style: italic;">Pertama</span>:malam kelahiran nabi Muhammad <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam </span>tidak diketahui secara pasti,tapi sebagian ahli sejarah menyatakan bahwa kelahirannya itu pada malam kesembilan rabi'ul awwal bukan malam kedua belas rabi'ul awwal,tetapi saat ini perayaan maulid dilaksanakan pada malam kedua belas saja,<br /><span style="font-style: italic;">Kedua</span>:dipandang dari sisi aqidah juga tidak ada dasarnya,dan kalaulah itu dari syari'at allah,tentulah dilaksakan oleh nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam</span> atau disampaikan kepada umat beliau,dan kalaulah rasulullah <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam</span> mengerjakannya atau menyampaikannya kepada umat beliau maka mestinya amalan itu terjaga karena allah <span style="font-style: italic;">subhanahu wata'ala</span> berfirman:<br /><br />إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُونَ (9) سورة الحجر<br />"sesungguhnya kamilah yg menurunkan alqur'an dan sesungguhnya kami benar benar memeliharanya"(QS.alhijr:9)<br />Dan ketika ternyata tidak didapati,maka dapat diketahui bahwa hal itu bukan termasuk dari ajaran islam.dan jika bukan termasuk ajaran agama allah ,maka kita tidak boleh menjadikannya sebagai bentuk ibadah kepada allah <span style="font-style: italic;">azza wa jalla</span> dan tidak boleh pula kita menjadikan nya sebagai amalan untuk mendekatkan diri kepada allah.jika allah telah menetapkan suatu jalan yg sudah ditentukan agar dapat sampai kepadanya itulah yg datang kepada rasul-nya <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam</span>.maka bagaimana mungkin kita diperbolehkan membuat jalan sendiri yg akan menghantarkan kepadanya,padahal kita adalah seorang hamba?ini berarti kita mengambil hak allah <span style="font-style: italic;">azza wa jalla</span>,yaitu kita membuat syari'at yg bukan darinya dan memasukannya kepada ajaran agama allah.ini juga merupakan kedustaan terhadap firman allah <span style="font-style: italic;">azza wa jalla</span>:<br /> الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا…. (3) سورة المائدة <br />"hari ini telah kami sempurnakan bagi-mu agama-mu dan telah kami cukupkan bagimu nikmat-ku dan aku telah ridha islam sebagai agama-mu (QS:al-maidah 3)<br />Maka kami katakan: Bila pernyataan ini termasuk bagian dari kesempurnaan ajaran agama, tentunya sudah ada sebelum Rasul <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam wafat </span>dan jika tidak, maka hal itu tidak mungkin menjadi bagian dari kesempurnaan agama,<br />Imam <span style="font-style: italic;">syaukani</span> ditanya:apa hukum merayakan maulid nabi?maka dia menjawab:saya tidak mendapatkan sampai sekarang dalil (argumentasi)didalam al-qur'an,sunnah,ijma,qiyas dan istidlal yg menjelaskan landasan amalan maulid nabi,bahkan kaum muslimin telah sepakat bahwa perayaan maulid nabi tidak ada pada masa generasi terbaik (para sahabat)dan yg datang setelah mereka (para <span style="font-style: italic;">tabiin</span>) dan yg datang setelah mereka (<span style="font-style: italic;">tabi'ut tabiin</span>). Dan mereka juga sepakat bahwa yg pertama sekali melakukan maulid nabi adalah sulthan <span style="font-style: italic;">al-mudzaffar abu sa'id alkukburi</span> anak <span style="font-style: italic;">zainuddin ali </span>bin baktakin,pemilik kota irbil dan yg membangun masjid al-muzaffari di safah <span style="font-style: italic;">qassiyyun</span>,pada tahun tujuh ratusan dan tidak seorang pun dari kaum muslimin yg tidak mengatakan bahwa maulid tersebut bukan bid'ah.<br /><span style="font-style: italic;">Syaikh abdul aziz bin baz rahimahullah</span> ditanya apa hukum merayakan maulid nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu'alaihi wasalam</span>??beliau menjawab: kita tidak mendapatkan maulid nabi maupun maulid yg lain nya dalam syari'at ini,dan yg kita dapatkan di dalam syari'at yg suci dan yg ditetapkan oleh ahlil ilmi adalah bahwasannya merayakan maulid adalah suatu perkara yg baru dan merupakan perkara yg diada-adakan dalam syari'at,karena nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam</span> yg mana beliau adalah orang yg paling mengetahui syari'at ini dan beliau yg menyampaikan syari'at ini dari allah a<span style="font-style: italic;">zza wa jalla</span> tidak pernah merayakan hari kelahirannya begitu pula dengan para sahabatnya baik <span style="font-style: italic;">khulafa rasyidin</span> maupun yg lainnya,kalaupun ini merupakan suatu amalan yg benar dan baik dan merupakan sunnah maka merekalah orang yg paling pertama melaksakannya,dan ketika mereka mengetahui nabi meninggalkannya beliau tidak mengajarkannya pada umatnya dan tidak pula merayakannya sendiri begitu pula dengan para sahabatnya tidak merayakannya dan tidak pernah mengajarkannya begitu pun dengan <span style="font-style: italic;">khulafaurasyidin</span>,ketika mereka semua meninggalkan amalan ini maka jelas dan kita yakini bahwa amalan ini bukan dari syari'at islam.generasi umat terbaik tidak pernah merayakannya maka jelaslah perayaan semacam ini merupakan amalan yg diada-adakan dalam agama,nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam</span> bersabda :<br />من أحدث في أمرنا هذا ما ليس منه فهو رد (رواه البخاري و مسلم)وفي رواية المسلم:من عمل عملا ليس عليه أمرنا فهو رد<br />"barang siapa yg mengada-ngadakan sesuatu dalam urusan agama kami yg bukan dari kami maka dia tertolak(HR bukhari dan muslim) dan dalam riwayat muslim barang siapa melakukan sesuatu amal yg tidak sesuai urusan kami maka dia tertolak".<br />Dari sini kita mengetahui bahwassannya merayakan maulid nabi pada bulan <span style="font-style: italic;">rabi'ul awwal </span>atau selainnya,dan merayakan maulid lain seperti <span style="font-style: italic;">maulid badawi </span>dan <span style="font-style: italic;">maulid husain</span> dan sebagainya semua itu termasuk pada suatu amalan yg diada-adakan dalam agama dan sesuatu yg munkar,yg mana wajib bagi setiap muslim untuk meninggalkannya,allah telah menggantikan bagi mereka dengan dua hari raya yg agung:idul fitri dan idul adha dengan kedua ied ini cukup bagi kaum muslimin untuk tidak menambah dengan peringatan dan perayaan yg diada-adakan dan munkar.<br />Menunjukan kecintaan terhaap nabi bukan dengan cara memperingati hari kelahirannya dan merayakannya akan tetapi cukup bagi kita manampakan cinta kita kepada nabi dengan mengikuti jejak beliau dan berpegang teguh pada ajarannya,dan dengan membela ajarannya,dan menyerukan orang untuk mengikuti ajarannya,dan kita konsisten dalam menjalankannya,inilah kecintaan yg hakiki dan benar tehadapnya,sebagaimana allah ta'ala berfirman :<br />قل انكنتم تحبون الله فاتبعوني يحببكم الله ويغفرلكم ذنوبكم والله غفورالرحيم)ال عمران:31. )<br />Artinya:"katakanlah jika kamu (benar-benar)mencintai allah ikutilah aku niscaya allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu,allah maha pengampun lagi maha penyayang."(QS.al-imron:31)<br />Kecintaan kepada allah dan rasulnya bukanlah dengan cara merayakan hari kelahirannya dan sesuatu yg diada-adakan,akan tetapi cinta kepada allah dan rasulnya terealisasi dengan keta'atan kita kepada allah dan rasulnya dan konsisten dalam menjalankan syariat allah,dan dengan jihad di jalan allah,dan dengan mengajak orang untuk menjalankan sunnah rasulullah dan mengagungkan sunahnya,<br />Bagi siapa yang menyatakan bahwa perayaan maulid Nabi termasuk ajaran agama, maka telah membuat hal-hal yang baru sepeninggal Rasulullah <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span>. Ucapannya mengandung kedustaan terhadap ayat-ayat yang mulia ini. Tidak diragukan lagi, bahwa orang-orang yang merayakan maulid Nabi<span style="font-style: italic;"> shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> ingin mengagungkan beliau, nampaknya kecintaan dan besarnya harapan untuk mendapatkan kasih sayang Rasulullah <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> dari perayaan yang diadakan dan untuk menghidupkan semangat kecintaan pada Nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam. </span>Semua ini termasuk ibadah; mencintai Rasul <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> adalah ibadah bahkan iman seseorang tidak akan sempurna sehingga Rasul lebih dicintai dari pada dirinya, anaknya, orang tuanya, dan semua manusia. Mengagungkan Rasul juga termasuk ibadah, demikian juga haus akan kasih sayang Rasul, juga termasuk agama, karena dengan demikian seseorang menjadi cenderung kepada syari’at beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam. Jika demikian, maka tujuan perayaan maulid Nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan pengagungan terhadap Rasul-Nya <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam.</span> Ini adalah ibadah, bila ini ibadah maka tidak boleh membuat hal-hal baru yang bukan dari Allah- dan dimasukkan ke dalam agama-Nya selama-lamanya. Maka perayaan maulid Nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> adalah bid’ah dan haram.<br />Kemudian kita juga mendengarkan bahwa dalam perayaan ini terdapat kemungkaran-kemungkaran besar yang tidak diterima oleh syara’, perasaan maupun akal. Mereka bernyanyi-nyanyi untuk maksud-maksud tertentu yang sangat berlebihan tentang Rasul <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span>. Sehingga mereka menjadikan Rasul <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> lebih agung/besar dari pada Allah –kita berlindung kepada-Nya-. Kita mendengar juga, karena kebodohan sebagian orang-orang yang merayakan maulid nabi, bahwa jika seseorang membaca kisah tentang kelahiran Nabi <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span>) kemudian sampai pada lafadz “nabi dilahirkan” dengan serempak mereka berdiri. Kata mereka, Rasul <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> telah datang, maka kamipun berdiri untuk mengagungkan beliau”, ini adalah kebodohan. Ini bukanlah adab, karena beliau <span style="font-style: italic;">shalallahu ‘alaihi wa sallam</span> membenci bila disambut dengan berdiri. Para sahabat beliau adalah orang-orang yang paling mencintai dan mengagungkan beliau, namun mereka tidak berdiri menyambut beliau, karena mereka mengetahui beliau membenci hal itu. Saat beliau masih hidup saja tidak boleh, apalagi setelah beliau tidak ada (wafat).<br />Dan satu hal yg harus kita ketahui bahwa maulid nabi tidaklah dirayakan pada masa nabi ataupun pada masa generasi terbaik,maulid nabi mulai dirayakan pada masa <span style="font-style: italic;">bani fathimiyyah </span>berkuasa,dan kerajaan <span style="font-style: italic;">fathimiyyah </span>didirikan oleh <span style="font-style: italic;">ubaiillah al-mahd</span>i tahun 298 H di <span style="font-style: italic;">maghrib</span> (sekarang wilayah maroko dan aljazair)sedangkan di mesir kerajaan ini didirikan pada tahun 362 H oleh <span style="font-style: italic;">jauhar as-syaqali.</span>para pendiri dan raja kerajaan ini beragama <span style="font-style: italic;">syia'ah isma'iliyyah rafidhiyyah</span>.kerajaan ini didirikan sebagai misi dakwah agama tersebut dan merusak islam dengan berkedok kecintaan terhadap <span style="font-style: italic;">ahlil bait </span>(keluarga nabi) dan mereka lah yg mencetuskan perayaan maulid nabi,maka jelaslah bahwa maulid nabi adalah kebiasaan dan ajaran kaum <span style="font-style: italic;">syi'ah rafidhoh</span> bukan dari kebiasaan <span style="font-style: italic;">ahlu sunnah</span> dan bukan ajaran nabi juga bukan syari'at. Wallahu a'lam<br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-60152140316873353522009-03-17T01:25:00.005+02:002009-03-26T00:27:13.618+02:00sejarah perayaan maulid nabi<div style="text-align: justify; color: rgb(51, 255, 255); font-weight: bold;">sudah menjadi suatu adat dan tradisi bagi sebagian kaum muslimin di beberapa negara untuk merayakan hari kelahiran nabi muhammad atau yg lebih kita kenal dgn istilah maulid nabi,namun apakah mereka mengetahui kapan,dimana,dan siapa pencetus perayaan ini?berikut ini kutipan sejarah asal usul perayaan maulid nabi muhammad <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wassalam</span>.<br />ada bebepa versi dalam sejarah yg menceritakan awal mula dan asal usul maulid nabi diantaranya:<br /></div><div style="text-align: justify; color: rgb(51, 255, 255); font-weight: bold;" class="fullpost"><br />sebagaimana yg berkembang dalam masyarakat akademis sejarah sampai sekarang bahwa sejarah pertama kali dikenalkannya maulid nabi adalah oleh <span style="font-style: italic;">mudzofar abu said al-qokbury</span> seorang gubernur <span style="font-style: italic;">irbil</span> di iraq pada masa pemerintahan <span style="font-style: italic;">shalahuddin al-ayyuby</span> (1138-113) sekitar tahun 630 H.<br />ada pula yg berpendapat bahwa peringatan maulid nabi dari sultan <span style="font-style: italic;">shalahuddin al-ayyuby</span> itu sendiri,dengan tujuan untuk membangkitkan kecintaan kepada nabi muhammad <span style="font-style: italic;">shalallahu 'alaihi wasalam</span> serta untuk meningkatkan semangat juang kaum muslimin saat itu,yg mana mereka pada saat itu sedang terlibat dalam perang salib melawan pasukan kristen eropa dalam upaya memperebutkan kota yerussalem.seperti yg dimuat pada <span style="font-style: italic;">kabarindonesia.com</span><br />dan seperti yg diceritakan oleh sukarno (presiden indonesia pertama)dalam pidatonya pada peringatan maulid nabi muhammad di stadion glora bung karno senayan,6 agustus 1963 dia bertutur "sore sore saya dibawa oleh presiden suriah <span style="font-style: italic;">sukri alkuwatly</span> ke makam shalahuddin lantas presiden <span style="font-style: italic;">kuwaitly</span> bertanya kepada saya "apakah anda tahu siapa yg makamkan disni?" saya berkata saya tahu <span style="font-style: italic;">of course I know this is shlahuddin the great warrior</span>,kataku lalu berkata presiden <span style="font-style: italic;">kuwatly</span> tetapi ada satu jasa shalahuddin yg barang kali presiden sukano belum mengetahuinya "<span style="font-style: italic;">what is that</span>?" saya bertanya,jawab presiden <span style="font-style: italic;">kuwatly</span> shalahuddin inilah yg mengobarkan api semangat islam,api perjuangan islam dengan cara memerintahkan kepada umat islam supaya pada setiap tahun diadakan perayaan maulid nabi.jadi sejak shlahuddin tiap tahun umat islam memperingati maulid nabi ini,shalahuddin pergunakan untuk membangkitkan semangat islam,sebab pada waktu itu umat islam sedang berjuang mempertahankan diri terhadap serangan serangan dari luar pada perang salib.<br /># <span style="font-style: italic;">syaikh ali mahfudz</span> (beliau adalah salah seorang ulama al-azhar)dalam kitabnya <span style="font-style: italic;">al-ibda' fi manadhiril ibtida </span>beliau menerangkan bahwa awal mula dirayakan nya maulid nabi adalah pada khalifah <span style="font-style: italic;">bani fathimiyyah</span> di kairo (ibu kota mesir)pada abad ke empat hijriyah,yg mana mereka merayakan enam maulid,yaitu maulid nabi,maulid imam ali,maulid <span style="font-style: italic;">sayyidah fathimah azzahro </span>kemudian maulid hasan dan husain dan maulid para khalifah yg sedang berkuasa pada saat itu,perayaan ini terus berlangsung dalam berbagai bentuknya sampai pada zaman pemerintahan <span style="font-style: italic;">al-afdhal amirul juyusy</span>,kemudian perayaan ini dihidupkan kembali pada zaman pemerintahan<span style="font-style: italic;"> al-hakim biamrillah</span> pada tahun 524 hijriyah,setelah semua orang hampir melupakannya,<br />dan seperti yg disebutkan oleh <span style="font-style: italic;">abul abbas al-qalqasyandi</span> dalam bukunya <span style="font-style: italic;">subhu</span> <span style="font-style: italic;">al-a'sya</span> ia menyebutkan bahwa ahli sejarah tidak mendapati adanya seseorang yg menyambut hari maulid nabi sebelum kerajaan <span style="font-style: italic;">fathimiyyah</span> di mesir yg menyambut dgn sambutan yg besar,mereka banyak membuat manisan dan mengedarkan nya yg mereka buat khusus dalam rangka penyambutan hari maulid nabi.<br /><span style="font-style: italic;">ibnu al-athir</span> dalam kitabnya <span style="font-style: italic;">al-kamil </span>menyebut kan bahwa <span style="font-style: italic;">fathimiyyun</span> (para khalifah bani fathimiyyah) juga menyambut beberapa maulid (hari kelahiran) <span style="font-style: italic;">ahlul bait</span> dan mereka juga menyambut hari kelahiran <span style="font-style: italic;">al-masih</span>(seperti halnya penganut agama nasrani)seperti yg dikatakan <span style="font-style: italic;">al-ma'riziy</span> kemudian penyambutan maulid maulid terhenti pada tahun 488 H,karena khalifah <span style="font-style: italic;">al-mu'tali billa</span>h pada saat itu mengangkat mentri <span style="font-style: italic;">al-afdhal bin amir al-juyusy </span>yg mana beliau adalah seorang yg kuat dan beliau tidak pernah menyelisihi ahlu sunnah.<br />itulah sekilas sejarah awal mula diperingatinya maulid nabi,akan tetapi sekilas kita tangkap dari beberapa sumber di atas seperti nya mereka berbeda pendapat dalam menentukan awal mula diperingatinya maulid nabi,seorang ahli sejarah menyebutkan bahwa sumber diatas tidak menunjukan adanya perbedaan pendapat,seperti pendapat pertama yg menyebutkan bahwa awal mula dirayakannya maulid pada zaman <span style="font-style: italic;">mudhofar</span> seorang gubernur irbil pada masa sultan <span style="font-style: italic;">shalahuddin</span>,kemudian dalam pendapat kedua disebutkan bahwa awal mula dirayakan maulid nabi pada masa <span style="font-style: italic;">shalahudin</span> itu sendiri maka disini tidak ada perbedaan pendapat,karena mereka hidup di satu masa hanya saja mereka berbeda tempat tinggal,kemudian kita melihat pada pendapat yg ketiga yg menyebutkan awal mula dirayakannya maulid nabi adalah pada masa khalifah <span style="font-style: italic;">fathimiyyah</span> di mesir sekilas kita lihat ada perbedaan pendapat disini tapi pada dasar nya tiak hanya saja shalahudin dan <span style="font-style: italic;">mudhoffar</span> gubernurnya mereka melanjutkan adat dan kebiasaan yg di wariskan oleh khalifah <span style="font-style: italic;">bani fathimiyyah,</span><br />seperti perkataan <span style="font-style: italic;">abul abbas alqalqasyandi</span> berikut ini:"ketika <span style="font-style: italic;">daulah</span> <span style="font-style: italic;">al-ayyubiyyah</span> berkuasa semua kesan kesan dari <span style="font-style: italic;">daulah fathimiyyah</span> dihapuskan kecuali majlis majlis maulid nabi kesan ini dilanjutkan oleh beberapa keluarga yg kemudian mejadi resmi kembali di kota irbil ketika mudzaffar menjabat gubernur disana, wallahu a'lam.<br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-68041182908726804322009-03-16T01:18:00.000+02:002009-03-16T01:24:00.830+02:00ADAB MAJLIS<div style="text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);">Hendaknya memberi salam kepada orang-orang yang di dalam majlis di saat masuk dan keluar dari majlis tersebut. Abu Hurairah Radhiallaahu 'anhu telah meriwayatkan bahwasanya Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila salah seorang kamu sampai di suatu majlis, maka hendaklah memberi salam, lalu jika dilihat layak baginya duduk maka duduklah ia. Kemudian jika bangkit (akan keluar) dari majlis hendaklah memberi salam pula. Bukanlah yang pertama lebih berhak daripada yang selanjutnya. (HR. Abu Daud dan At-Tirmidzi, dinilai shahih oleh Al-Albani).<br /></div><div style="text-align: justify; color: rgb(0, 204, 204);" class="fullpost"><br />Hendaknya duduk di tempat yang masih tersisa. Jabir bin Samurah telah menuturkan: Adalah kami, apabila kami datang kepada Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam maka masing-masing kami duduk di tempat yang masih tersedia di majlis. (HR. Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani).<br />Jangan sampai memindahkan orang lain dari tempat duduknya kemudian mendudukinya, akan tetapi berlapang-lapanglah di dalam majlis. Ibnu Umar Radhiallaahu 'anhuma telah meriwayatkan bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Seseorang tidak boleh memindahkan orang lain dari tempat duduknya, lalu ia menggantikannya, akan tetapi berlapanglah dan perluaslah." (Muttafaq'alaih).<br />Tidak duduk di tengah-tengah halaqah (lingkaran majlis).<br />Tidak duduk di antara dua orang yang sedang duduk kecuali seizin mereka. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Tidak halal bagi seseorang memisah di antara dua orang kecuali seizin keduanya". (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).<br />Tidak boleh menempati tempat duduk orang lain yang keluar sementara waktu untuk suatu keperluan. Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seorang di antara kamu bangkit (keluar) dari tempat duduknya, kemudian kembali, maka ia lebih berhak menempatinya". (HR.Muslim)<br />Tidak berbisik berduaan dengan meninggalkan orang ketiga. Ibnu Mas`ud Radhiallaahu 'anhu menuturkan : Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Apabila kamu tiga orang, maka dua orang tidak boleh berbisik-bisik tanpa melibatkan yang ketiga sehingga kalian bercampur baur dengan orang banyak, karena hal tersebut dapat membuatnya sedih". (Muttafaq'alaih).<br />Para anggota majlis hendaknya tidak banyak tertawa. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda:"Janganlah kamu memperbanyak tawa, karena banyak tawa itu mematikan hati". (HR. Ibnu Majah dan dinilai shahih oleh Al-Albani).<br />Hendaknya setiap anggota majlis menjaga pembicaraan yang terjadi di dalam forum (majlis). Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila seseorang membicarakan suatu pembicaraan kemudian ia menoleh, maka itu adalah amanat". (HR. At-Tirmidzi, dinilai hasan oleh Al-Albani).<br />Anggota majlis hendaknya tidak melakukan suatu perbuatan yang bertentangan dengan perasaan orang lain, seperti menguap atau membuang ingus atau bersendawa di dalam majlis.<br />Tidak melakukan perbuatan memata-matai. Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Janganlah kamu mencari-cari atau memata-matai orang". (Muttafaq'alaih).<br />Disunnatkan menutup majlis dengan do`a Kaffarat majlis, karena Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam telah bersabda: "Barang siapa yang duduk di dalam suatu majlis dan di majlis itu terjadi banyak gaduh, kemudian sebelum bubar dari majlis itu ia membaca :<br /><br />"Maha Suci Engkau ya Allah, dengan segala puji bagi-Mu; aku bersaksi bahwasanya tiada yang berhak disembah selain engkau; aku memohon ampunanmu dan aku bertobat kepada-Mu", melainkan Allah mengampuni apa yang terjadi di majlis itu baginya". (HR. Ahmad dan At-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Al- Albani).<br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7882428714839788011.post-28203430982011575302009-03-15T19:25:00.002+02:002009-03-26T00:27:13.619+02:00AMAL ITU TERGANTUNG NIATNYA<div style="text-align: justify; font-weight: bold;"><div style="text-align: right;"><span style="color: rgb(102, 255, 153);">عن أمير المؤمنين أبي حفص عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول " إنما الأعمال بالنيات , وإنما لكل امرئ ما نوى , فمن كانت هجرته إلى الله ورسوله فهجرته إلى الله ورسوله , ومن كانت هجرته إلى دنيا يصيبها و امرأة ينكحها فهجرته إلى ما هاجر إليه " متفق عليه</span><br /></div><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Dari Amirul Mukminin Abu Hafsh, Umar bin Al-Khathab radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Segala amal itu tergantung niatnya, dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya. Maka barang siapa yang hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya itu kepada Allah dan Rasul-Nya. Barang siapa yang hijrahnya itu Karena kesenangan dunia atau karena seorang wanita yang akan dikawininya, maka hijrahnya itu kepada apa yang ditujunya”.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">[Diriwayatkan oleh dua orang ahli hadits yaitu Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Mughirah bin Bardizbah Al Bukhari (orang Bukhara) dan Abul Husain Muslim bin Al Hajjaj bin Muslim Al Qusyairi An Naisaburi di dalam kedua kitabnya yang paling shahih di antara semua kitab hadits. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907]</span><br /></div><div style="text-align: justify; font-weight: bold;" class="fullpost"><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Hadits ini adalah Hadits shahih yang telah disepakati keshahihannya, ketinggian derajatnya dan didalamnya banyak mengandung manfaat. Imam Bukhari telah meriwayatkannya pada beberapa bab pada kitab shahihnya, juga Imam Muslim telah meriwayatkan hadits ini pada akhir bab Jihad.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Hadits ini salah satu pokok penting ajaran islam. Imam Ahmad dan Imam Syafi’I berkata : “Hadits tentang niat ini mencakup sepertiga ilmu.” Begitu pula kata imam Baihaqi dll. Hal itu karena perbuatan manusia terdiri dari niat didalam hati, ucapan dan tindakan. Sedangkan niat merupakan salah satu dari tiga bagian itu. Diriwayatkan dari Imam Syafi’i, “Hadits ini mencakup tujuh puluh bab fiqih”, sejumlah Ulama’ mengatakan hadits ini mencakup sepertiga ajaran islam.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Para ulama gemar memulai karangan-karangannya dengan mengutip hadits ini. Di antara mereka yang memulai dengan hadits ini pada kitabnya adalah Imam Bukhari. Abdurrahman bin Mahdi berkata : “bagi setiap penulis buku hendaknya memulai tulisannya dengan hadits ini, untuk mengingatkan para pembacanya agar meluruskan niatnya”.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Hadits ini dibanding hadits-hadits yang lain adalah hadits yang sangat terkenal, tetapi dilihat dari sumber sanadnya, hadits ini adalah hadits ahad, karena hanya diriwayatkan oleh Umar bin Khaththab dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam. Dari Umar hanya diriwayatkan oleh ‘Alqamah bin Abi Waqash, kemudian hanya diriwayatkan oleh Muhammad bin Ibrahim At Taimi, dan selanjutnya hanya diriwayatkan oleh Yahya bin Sa’id Al Anshari, kemudian barulah menjadi terkenal pada perawi selanjutnya. Lebih dari 200 orang rawi yang meriwayatkan dari Yahya bin Sa’id dan kebanyakan mereka adalah para Imam.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Pertama : Kata “Innamaa” bermakna “hanya/pengecualian” , yaitu menetapkan sesuatu yang disebut dan mengingkari selain yang disebut itu. Kata “hanya” tersebut terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian secara mutlak dan terkadang dimaksudkan sebagai pengecualian yang terbatas. Untuk membedakan antara dua pengertian ini dapat diketahui dari susunan kalimatnya.</span><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Misalnya, kalimat pada firman Allah : “Innamaa anta mundzirun” (Engkau (Muhammad) hanyalah seorang penyampai ancaman). (QS. Ar-Ra’d : 7)</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Kalimat ini secara sepintas menyatakan bahwa tugas Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam hanyalah menyampaikan ancaman dari Allah, tidak mempunyai tugas-tugas lain. Padahal sebenarnya beliau mempunyai banyak sekali tugas, seperti menyampaikan kabar gembira dan lain sebagainya. Begitu juga kalimat pada firman Allah : “Innamal hayatud dunyaa la’ibun walahwun” à “Kehidupan dunia itu hanyalah kesenangan dan permainan”. (QS. Muhammad : 36)</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Kalimat ini (wallahu a’lam) menunjukkan pembatasan berkenaan dengan akibat atau dampaknya, apabila dikaitkan dengan hakikat kehidupan dunia, maka kehidupan dapat menjadi wahana berbuat kebaikan. Dengan demikian apabila disebutkan kata “hanya” dalam suatu kalimat, hendaklah diperhatikan betul pengertian yang dimaksudkan.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Pada Hadits ini, kalimat “Segala amal hanya menurut niatnya” yang dimaksud dengan amal disini adalah semua amal yang dibenarkan syari’at, sehingga setiap amal yang dibenarkan syari’at tanpa niat maka tidak berarti apa-apa menurut agama islam. Tentang sabda Rasulullah, “semua amal itu tergantung niatnya” ada perbedaan pendapat para ulama tentang maksud kalimat tersebut. Sebagian memahami niat sebagai syarat sehingga amal tidak sah tanpa niat, sebagian yang lain memahami niat sebagai penyempurna sehingga amal itu akan sempurna apabila ada niat.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Kedua : Kalimat “Dan setiap orang hanya mendapatkan sesuai niatnya” oleh Khathabi dijelaskan bahwa kalimat ini menunjukkan pengertian yang berbeda dari sebelumnya. Yaitu menegaskan sah tidaknya amal bergantung pada niatnya. Juga Syaikh Muhyidin An-Nawawi menerangkan bahwa niat menjadi syarat sahnya amal. Sehingga seseorang yang meng-qadha sholat tanpa niat maka tidak sah Sholatnya, walahu a’lam</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Ketiga : Kalimat “Dan Barang siapa berhijrah kepada Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya” menurut penetapan ahli bahasa Arab, bahwa kalimat syarat dan jawabnya, begitu pula mubtada’ (subyek) dan khabar (predikatnya) haruslah berbeda, sedangkan di kalimat ini sama. Karena itu kalimat syarat bermakna niat atau maksud baik secara bahasa atau syari’at, maksudnya barangsiapa berhijrah dengan niat karena Allah dan Rosul-Nya maka akan mendapat pahala dari hijrahnya kepada Allah dan Rosul-Nya.</span><br /><br /><span style="color: rgb(102, 255, 255);">Hadits ini memang muncul karena adanya seorang lelaki yang ikut hijrah dari Makkah ke Madinah untuk mengawini perempuan bernama Ummu Qais. Dia berhijrah tidak untuk mendapatkan pahala hijrah karena itu ia dijuluki Muhajir Ummu Qais. Wallahu a’lam</span><br /><br /><br /><br /></div>Wahyuddin Assundawyhttp://www.blogger.com/profile/02781009018290212156noreply@blogger.com0